스물 한 (Tweenty one)

"Seojin-ah kau melamun" ucap Taehyung menyadarkan Seojin yang hanya melamun memperhatikan kolam renang yang berada di hadapannya.

Ia sekarang berada di tempat yang benar-benar ia hindari. tempat ini, hotel ini, dan ruangan ini. Ia benar-benar menghindarinya. Awalnya Taehyung mengatakan jika ia akan ke Busan dan mengajak Seojin tapi nyatanya ia di bawa ke bandara.

Is selalu bertanya dalam dirinya, kenapa manusia ini mengetahui tempat yang ada dalam daftar blacklist miliknya. Saking penasarannya ia menanyakan kenapa ia membawanya kemari.

Ia hanya menjawab, "sudah bisa ditebak, otakmu itu pendek dan aku cepat mengetahuinya"

Ia hanya diam mematung menatap keluar. "Seojin kemarilah"

Seojin mendekat dan duduk di samping Taehyung yang sedang membuka tabletnya. "lebih bagus yang mana?" Taehyung menyodorkan tabletnya dan menampilkan gambar-gambar jam tangan bermerek.

Seojin menggeser gambar satu persatu dan terus menerus kembali kegambar yang sebelumnya membuat Taehyung kesal dan merampas tabletnya.

"Kau hanya memanggilku untuk ini saja?"

Taehyung mengangguk, Seojin menghela nafas lelah. " Apa kau ingin berenang?"

"Tidak!!" tolak Seojin dengan cepat. Ia pun keluar dan berjalan di sisi kolam renang, sedangkan Taehyung sudah meloncat kedalamnya.

"Seojin airnya damai, tidak akan membuatmu terbawa ombak dan tenggelang"

"Apa kau bodoh?! Ini kolam renang bukan pantai"

"itu kau tau, ayo turun"

"Aku malas" Taehyung mencipratkan air kearah Seojin terus menerus.

"kau tidak bisa berenang?" Taehyung terus menerus mencipratkan airnya.

"Taehyung!!!" teriak Seojin kesal karena bajunya basah akibat Taehyung.

Dari kejauhan ada dua anak kecil yang saling kejar anak yang berada di depan tidak memperhatikan jalannya, ia hanya terus menatap kearah belakang takut dengan kembarannya yang akan menangkapnya, tanpa ia sadari ia meabrak Seojin hingga ia tercebur kedalam kolam yang sedang ia hindari. Membuat Tahyung tertawa sanagt kencang.

Seojin marah, kesal dan malu. Rasanya ingin menenggelamkan Taehyung. Ia melirik kebelakang untuk melihat siapa yang erani menabraknya, alih-alih memarahi ia malah tersenyum dan menepi, i meumpukan tangannya di sisi lalu menatap anka tersebut yang menunuk karena takut,

"Noona gwenchana, uljima eoh" ucap Seojin lembut.

Anak kecil tersebut menatap manik Seojin, "mianhae, noona gwen-gwenchana?" Ucapnya masih merasa takut.

"Eoh, kenapa kau berlari? Apa kau sedang di kejar?" tanya Seojin yang menatap kembaran anak tersebut yang diam cukup jauh karena takut terkena marah Seojin juga.

"Ne, aku dikejar oleh kakakku, karena aku menyembunyikan handuknya"

Seojin tersenyum. " kau lucu, Kenapa kau menyembunyikan handuk milik kakakmu?"

"Aku ingin bermain dengannya, ia selalu sibuk dengan dirinya sendiri, kakakku sangat pendiam, ia tidak pernah bersuara atau melakukan hal-hal aneh sebelum aku menjahilinya"

"Kau ingin membuat saudaramu berbicara?"

"Eung"

"Nah, sekarang kau beritahu pada kakakmu, kalau kau lebih tampan darinya dan kau harus lari, tapi ingat kau juga harus hati-hati saat berlari."

Saran Seojin membuat anak tersbut tersenyum .

"HYUNG!!! Kenapa kau diam disitu? Kau terlihat sangat jelek" ejeknya dan ia langsung berlari karena kembarannya ikut berlari mengejarnya.

"NOONA KAU HARUS INGAT NAMAKU, EUN WOO-CHOI EUN WOO, sampai ketemu lain waktu noona!!"

Seojin melambaikan tangannya dan sekarang ia melirik Taehyung yang masih saja tertawa, ia merasa senang melihat Seojin yang lembut seperti ini, ia belum pernah melihat pribadi Seojin yang satu itu.

"Kenapa kau masih trtawa?"

"aku masih mengingat wajahmu saat terjatuh tadi, itu sangat jelek"

Seojin tidak menggubrisnya dan pergi dari hadapan Taehyung.

***

"Seojin jangan terlalu jauh" teriak Taehyung dari belakang.

"Aku sudah sangat hafal dengan jalan disini"

"Memangnya kau pernah kemari?" sontak Seojin terdiam dari larinya yang memang sengaja untuk menjauh dari pandangan Taehyung.

Apa ia harus mengingatnya kembali masa itu? Ia lelah harus mengingat kenangan tersebut, lelah akan hatinya yang selalu sakit jika mengingat siapa pelakunya. Seojin menatap Taehyung. "Aku sering sekali pergi bersamanya" ucapnya lelah.

Taehyung terdiam, ia ingat jika ia membawa Seojin kemari berkat saran Yoongi yang mengatakan bahwa perempuan itu menyukai tempat yang indah, ia juga mengatakan jika mantannya itu selalu ia bawa ke Maladewa.

Dan disinilah mereka sekarang, berkat saran dari Yoongi. "Ya sudah, pergilah sesukamu. Beli apapun yang kau mau, aku yang akan membayarnya."

"Kau akan ikut bersamaku?"

"Tentu saja, ayo." Taehyung menggenggam Seojin dan tersenyum begitu manis.

Ia terus memperhatikan tangannya yang digenggam oleh pria. Selain Namjoon,

Jimin, Jungkook, Jin dan Yoongi.

Mereka berjalan bersama dan melewati tempat aksesoris yang lucu, mereka hanya melewatinya, ralat bukan mereka namun hanya Taehyung saja yang melewatinya, mata Seojin sudah terus menatap etalase besar.

Ia melepaskan ngenggaman dan menghampiri etalase lalu matanya berbinar ia melirik Taehyung dengan penuh harap karena ia ingat jika Taehyung akan membelikan apapun untuknya.

"Wae?" tanya Taehyung yang aneh dengan tatapan Seojin.

"Aku ingin ini?" pintanya dengan wajah imut.

"Tidak boleh, kenapa kau membeli barang murah seperti itu."

"Murah tapi tidak ingin membelikannya, bilang saja tidak punya uang," gumam Seojin.

"Uangku banyak, aku membawa semua kartuku, blackcard juga bawa. Tapi kenapa harus barang itu, aku berharap kau membeli berlian atau barang mahal."

"Sebelum membeli barang mahal dari uangmu, aku ingin membeli barang yang murah terlebih dahulu. Aku bukan wanita matre yang akan memintamu barang mahal jika belum waktunya," Seojin tertawa diakhir kalimatnya.

"Belilah sebanyak yang kau inginkan," ucap Taehyung tenang.

Seojin pun masuk kedalam toko dan memilih beberapa barang yang dia inginkan, dan ternyata harganya lebih mahal dari harga berlian. Taehyung bergumam kecil jika Seojin memang sedikit matre. 

*** 

Comeback yang aneh.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top