스물 (Twenty)
"Yeobo, eodiso?" panggil Yoongi dari dalam kamar hotel.
"Aku disini" balas seorang wanita dari arah balkon, Yoongi menghampiri lalu memeluknya dari belakang, ia menyimpan dagu di pundak wanita yang begitu ia cintai, sesekali ia mencium leher kekasihnya dengan gemas.
"Oppa hentikan" ia mencoba menjauhkan Yoongi dari pelukannya membuat wanita itu kesakitan,
"Seojin, Gwenchana?" tanyanya dengan cemas lalu membalik tubuh Seojin dan memeluknya lagi tidak seerat sebelumnya.
"Hiks.. ini sangat sakit" Yoongi terus mengusap surai Seojin.
"Maafkan aku" ujarnya dengan penuh penyesalan.
Seojin diam. Sebenarnya ia tidak kesakitan hanya geli saja, karena ia menyukai Yoongi yang seperti ini, maka dari itu ia mengerjai Yoongi yang sering menjahilinya.
Tubuh Seojin bergetar dan membuat Yoongi terus meramalkan kata maafnya, sedetik kemudian terdengar suara Seojin yang memang bergetar akibat menahan tawa.
Yoongi melepaskan pelukannya dan menatap kesal Seojin. "Kau mengerjaiku?"
Seojin mengangguk, ia terus bergetar akibat melihat ekspresi Yoongi yang benar-benar lucu.
Yoongi pergi menuju kolam renang di depannya. Seojin hanya diam mencoba mengatur nafasnya untuk tidak tertawa, namun lagi-lagi bayangan wajah Yoongi melintas di kepalanya membuat dirinya tertawa kembali.
"Terus saja tertawa" ucap Yoongi dingin.
Seojin meghela nafas dan pergi masuk kedalam kamar, duduk dihadapan meja rias dengan makeup yang sudah berjejer rapih di hadapannya. Ia akan melakukan eksperimen dengan makeup itu, saat ia sedang memegang lipstik, Yoongi berada tak jauh darinya dan hanya menggeleng-geleng kepala saja melihat kelakuan kekasihnya yang seperti anak remaja yang baru saja puber. Tapi memang benar, jika ia memacari seorang gadis remaja tangung saat itu.
"Sedang apa?" Tanya Yoongi yang mengejutkan Seojin hingga lipstik yang sedang ia pakai tercoret ke pipinya.
"Oppa ... kau menggangguku" rengeknya dengan mempoutkan bibirnya.
Yoongi tersenyum dan menghampiri Seojin yang sedang merajuk itu, ia menghapus lipstik yang berada di pipi Seojin dengan lembut. "Kenapa kau memakai warna mencolok?"
Seojin diam, ia masih kesal dengan Yoongi. "Apa kau ingin menggodaku, Nona Kim?"
Seojin dengan cepat menatap Yoongi. "Tidak, untuk apa aku menggoda kakek-kakek sepertimu, lebih baik aku mencari yang lebih muda dariku"
Cup..
Yoongi dengan cepat mengecup bibir Seojin. "Jangan..., "
Cup.
"Lakukan itu...,"
Cup.
"Jika kau tidak ingin aku menyetubuhimu." Yoongi mengeluarkan smirk evilnya.
Seojin mundur dua langkah lalu Yoongi maju mendekat kearah Seojin yang sedang berjalan mundur menjauhinya.
"Jangan mendekat, aku bukan seleramu,Tuan" Yoongi terus mendekat.
"Ya!! Jangan bercanda. Min Yongi-ssi, aku akan melaporkanmu kepada Namjoon, dasar mesum!!" Yoongi tak menggubrisnya, ia terus saja maju membuat Seojin terus melangkah mundur untuk menghindar dari Yoongi si pria mesum.
Wajahnya sudah pucat karena perlakuan Yoongi, membuat dirinya tidak melangkah lagi lalu tertawa melihat wajah ketakutan Seojin.
"Ya!!! Kakek-kakek mesum!!"
"Hahaha... aku hanya bercanda." ia memegang perutnya yang sakit karena terlalu keras tertawa.
Seojin mengambil ponselnya dan berniat menelfon Namjoon, dengan cepat Yoongi merampas ponsel milik Seojin, "aku hanya bercanda sayang,"
"Kau balas dendamkan? Dasar kakek-kakek mesum" ia memukul dada Yoongi berulang kali.
"Maafkan aku, aku tidak akan melakukan hal tersebut padamu, percayalah. Kau itu sangat berharga layaknya sebuah berlian yang langka dan juga sangat mahal yang mengharuskanku untuk menjaga barang itu dengan sangat baik."
"Berhenti menggombal, tuan mesum"
"Aku serius, aku tidak akan merusakmu, sebelum aku menjadikanmu seorang istri dari Min Yoongi" ia tersenyum manis, memeluk Seojin yang sedang bersemu merah akibat ucapannya tadi,
Ini memang kenyataan, Seojin itu sangat berharga bagi dirinya dan juga masa depannya, ia hanya akan mendukung, menjaga dan memberikan apapun untuk Seojin, selama Seojin bahagia bersamanya.
"Seojin-ah, saranghae" bisiknya tepat ditelinga Seojin.
Seojin terus mempererat pelukannya, "Nado saranghae" Yoongi melepaskan pelukannya lalu menatap Seojin dalam.
Cup
Yoongi mengecup bibir Seojin singkat, "apa kau ingin berenang?" Seojin menggeleng, Yoongi tidak memaksa dan pergi kembali ke arah kolam renang.
"Chagiya ... kemari!!" teriak Yoongi dari ujung.
Seojin menggeleng, ia hanya bersembunyi di balik gorden. "Kemarilah...." bujuk Yoongi kembali.
"Aku tidak mau,"
"Air ini tidak akan membuat kulitmu hitam"
"Aku tidak mau,"
"Aku akan memegangimu selama di air, kau takut tenggelamkan? Ini tidak dalam, percayalah padaku"
Seojin tetap menggeleng, "aku akan memperhatikanmu saja dari sini" tiba-tiba senyum jahil Seojin terlukis di wajah manisnya.
"Oppaaaaa...," teriak Seojin dengan histeris, membuat Yoongi menatapnya khawatir.
"Waegeurae Seojin-ah"
"Hiu! Ada hiu di belakangmu, oppa!!" Yoongi dengan cepat berenang, ia baru ingat jika ia sedang berenang di kolam renang bukan di tengah laut. Ia menatap kesal kearah Seojin yang sedang tertawa puas melihat Yoongi yang ketakutan akan dimakan oleh hiu.
"Kau menjahiliku lagi, aku belum melakukan pemanasan, bagaimana jika aku kram" Yoongi-pun tiba-tiba merasakan kram di perutnya, Seojin dengan cepat menceburkan dirinya untuk menolong Yoongi yang sedang kram. Saat ia akan membawa Yoongi ke darat, tiba-tiba pria pendek itu tertawa, dan ini adalah tipuan Yoongi. Mereka selalu seperti ini, saling menipu, tapi mereka juga tidak pernah sadar jika mereka selalu tertipu seperti ini, sebab mereka saling mencintai dan juga takut kehilangan satu sama lain.
Seojin terus memukul, mencipratkan air ke arah Yoongi. " Lihat, aku berenang memakai rok" ia terus saja memegang ujung roknya supaya tidak terangkat keatas dan menampilkan dalamannya.
"Ha..ha.. kau sangat menggemaskan chagi"
"Berhentilah berbicara" ia pu pergi dari kolam lalu masuk kedalam kamar dengan keadaan basah kuyup. Padahal ia ingin melakukan pemotretan disini, dengan dirinya menjadi model dan Yoongi menjadi photografer, lumayan kamera milik Yoongi-kan bagus dan mahal.
"Seojin-ah, kau melamun"
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top