다섯 (Five)

"Kau.... "

"Senang bertemu denganmu, Seojin-ssi. " Seojin menatap was-was pria yang berada di hadapannya.

"Bagaimana kau bisa berada disini? "

"Aku... " ia menyeringai. "Aku berada di sini karena kebodohanmu yang membiarkan pintu terbuka "

Ia terkejut, seingatnya tadi ia menutup pintu dengan benar. 

"Apa yang kau inginkan? " ia sebisa mungkin menutupi bahwa dirinya sedang ketakutan.

"Kau"

Seojin mengernyit tetapi ia masih merasa takut pada pria ini. Ia ingin mengusir pria tersebut namun apa daya ia tak bisa mengusirnya dengan alasan apapun karena ia terlalu takut. Mungkin pria ini akan keluar saat ia sudah mati di tangannya.

Seojin meringis memikirkan hidupnya. Ia belum menikah dan ia juga belum memiliki anak, ia tidak ingin mati muda dan mati dengan mudah seperti ini, ia ingin kehidupan yang manis walaupun ia tahu takdir tidak akan ada yang tahu, jika ia meninggal hari ini ia akan meminta pada Tuhan untuk melahirkanku kembali dengan keluargaku yang sekarang atau dengan menjadi anak dari Namjoon atau anak dari teman-teman nya. Ia ingin berharap seperti itu

"Aku menginginkan kau, karena kau sudah melakukannya sekali maka kau tidak akan bisa lepas dariku"

"APA MAKSUDMU? aku tidak melakukannya tapi kau yang menarikku kedalam dramamu itu, Tuan "

"Ah, benar. Karena aku yang memulainya berarti aku pula yang harus mengakhirinya. Bukankah seperti itu? "

Seojin tak menjawab sama sekali karena jika ia menjawab pun ia tak bisa mengalahkan pria brengsek ini.

"Dan, aku belum ingin mengakhirinya. Maka kau harus terus bersamaku kapan pun aku inginkan. Karena kau milikku"

Seojin membesarkan matanya, apa maksudnya dengan miliknya ?  Ia bukan milik siapapun ia hanya milik Kim Nam Gil dan juga Seo Eun Ha bukan milik pria dihadapannya ini.

"Aku bukan pembantumu! "Teriak Seojin marah.

Pria itu tak menghiraukan teriakan Seojin ia merasa seperti mendengarkan lagu yang melow dari bibir wanita itu.

Seojin memerhatikan pria yang sedang duduk santai di sofa miliknya, sudah seperti pemilik apartemen saja. "Kemarilah, duduk di sebelahku, apa kau tidak memiliki sopan santun terhadap tamu? " ucapnya yang merendahkan Seojin.

"Ah, aku lupa. Seorang jalang tidak akan pernah memiliki sopan santun. Jika jalang memiliki sopan santun mungkin ia tidak akan pernah laku untuk di pakai"

Seojin menahan amarahnya karena ia ingin pria ini keluar dengan cepat tanpa membunuhnya terlebih dahulu.

"Cepat kemari. Apa aku harus memaksamu? Aku tidak menyukai orang yang keras kepala sepertimu".

"Itu bagus, karena aku tidak ingin terlibat denganmu"

"Tapi sayangnya, kau tidak akan pernah bisa tidak terlibat denganku, karena aku akan selalu memakaimu kapan pun aku ingin kan"

Seojin mendengus kesal ia terus mengucapkan sumpah serapah untuk pria tersebut, semua ia ucapkan untuk pria tersebut hingga ia tak sadar jika pria tersebut berjalan menghampirinya dan sekarang berada di hadapannya. Ia menatap Seojin dengan intens hingga membuat Seojin risih dan ia berjalan mundur untuk menghindari pria itu.

Hingga Seojin sudah tidak bisa berjalan mundur lagi karena meja makan yang menghalanginya, ia akan membuang meja makan ini jika ia terjadi apa-apa dengan dirinya. Mati sekalipun ia akan membuangnya karena meja ini adalah sanksi di mana ia akan di bunuh oleh psikopat di hadapannya ini.

Tanpa di duga pria tersebut menciumnya dan ia hanya membesarkan matanya antara bersyukur dan kesal secara bersamaan, ia bersyukur tidak mati dengan cepat dan ia kesal pria ini menciumnya.

Ia memberontak untuk melepaskan tautan ini, namun pria ini semakin mendalamkan ciumannya dan membuat Seojin tak bisa bernafas degan benar. Ia tidak ingin terbawa suasana akibat ciuman memabukkan pria ini.

Memabukkan??

Ia harus segera melepaskan ciuman ini sebelum dirinya terbawa dengan ciuman memabukkan ini.

Memabukkan??  Sudah berapa kali ia mengatakan jika ciuman ini memabukkan tapi ia tak ingin menutup matanya seperti yang dilakukan pria ini.

Ia semakin menarik tengkuk Seojin, supaya ia semakin mendalami ciumannya. Seojin sudah tidak bisa bernafas, pasokan oksigen nya sudah habis dan pria ini tak memberikannya untuk menarik nafas terlebih dahulu. Mungkin karena pria itu sama-sama kehabisan nafas ia melepaskannya dan mengatur nafasnya lalu ia mendekatkan bibirnya kearah telinga Seojin dan berbisik.

"Aku menemukan apa yang selalu hyung ku katakan, jika dia selalu membanggakan ciuman manis nya bersama kekasih nya, dan aku ingin merasakannya lalu aku sudah mendapatkan apa yang selama ini aku cari, yaitu bibirmu yang mengeluarkan rasa manis" ia mencium telinga Seojin dan kembali mencium Seojin dengan mengangkatnya untuk duduk di meja makan.

Ia menciumnya dengan begitu lama dari yang sebelumnya. Ia melepaskannya dan pergi kearah pintu keluar. "Aku akan datang lagi, kapan pun aku mau" ia memakai sepatunya kembali dan membuka pintu apartemen.

"Min Taehyung. Itu namaku" lalu ia benar-benar pergi dari sana dengan wajah yang sulit di artikan dan meninggalkan Seojin yang masih menormalkan kembali nafasnya dan beberapa pertanyaan di kepalanya.

Ada apa dengan pria itu? 

Apa dia gila? 

Apa yang ia katakan?  Manis? 

Mengapa ia harus mengingatkanku akan Yoongi yang pernah mengatakan bahwa ia menyukai ciuman bersamanya karena menghasilkan rasa manis.

Kenapa aku harus mengingatnya lagi, bahkan ia saja tidak menganggap ku lagi apalagi mengingatku.

Dan mengapa marga mereka sama ?

"Molla, Molla" ia menggeleng dengan kencang bersamaan dengan pintu utama terbuka kembali dan menampakkan sosok pria tinggi yang sedang mabuk, Kim Namjoon.

"Oppa"ia berlari dan menghampiri Namjoon yang sedang mencarinya di seluruh ruangan.

Namjoon tersenyum. "Apa kau menyimpan pria lagi di sini? "

"Apa maksudmu? "

"Aku mengetahuinya karena kau tak bisa berbohong dan juga Indra penciuman ku sangat kuat seperti poppy" ia mulai melakukan ritualnya yaitu memarahi dan menceramahi Seojin panjang lebar. Walaupun ia sedang mabuk ia tetap akan menceramahinya dan melanjutkannya besok setelah ia benar-benar tersadar lagi.

Seojin membawa Namjoon kekamar sebelahnya tempat orang-orang yang ingin menginap di apatemennya.

****
Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dan memasak sup untuk Namjoon lalu ia pergi bekerja. Ia menjalankan mobilnya keluar dari basement menuju tempat kerjanya.

Sesudah sampai ia memesan satu kamar untuknya, sebenarnya ia bekerja di sore hari hanya karena ia menghidari ceramahan yang belum selesai ia terpaksa kabur dan meneruskan istirahat nya di kamar hotel.

Ia akan benar-benar istirahat dengan tenang dan sebelum ia membaringkan tubuhnya ia mensilent kan ponselnya supaya tak ada yang mengganggu nya saat ia sedang tertidur bersama Oppa yang selalu menemaninya saat tertidur di alam mimpi.

"Oppa, aku akan menyusulmu dengan cepat" ia terkekeh sendiri jika mengingat ia melakukannya lagi setelah sekian lama ia tidak melakukan sikap kekanak-kanakkannya selama ini.

Dan ia tidak bisa tertidur karena ia menangis mengingat dimana ia selalu bersenang-senang saat masa mudanya dan saat berpacaran ia melakukan apapaun yang ia ingin lakukan. Dan sekarang semuanya berubah ia menjadi lebih bisa menjaga sikapnya tidak seperti dahulu yang mudab tersenyum sekarang ia lebih banyak memiliki rasa takut dari pada bahagia.

Ia selalu memasang topengnya kepada orang sekitar dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, sebenarnya ia masih sama seperti di saat ia ditinggal oleh orang yang paling ia cintai.

Ia menjadi gila saat di tinggal oleh Yoongi bahkan ia sering melakukan bunuh diri dan membuat orang tuanya khawatir bahkan Namjoon yang begitu menghawatirkan adiknya, dan ia selalu menjaga adiknya dan bahkan melakukan apa yang harus ia lakukan memukul bahkan hampir membunuh Yoongi di hadapan adiknya sendiri dan itu tidak sebanding dengan apa yang di rasakan oleh Seojin.

Bahkan ia sampai di masukkan RSJ untuk membuat mental Seojin kembali, ia stress dan begitu tertekan. Namjoon selalu mendatanginya di saat ia sedang di rawat di rumah sakit jiwa atau rumah sakit saat ia hampir mencoba bunuh diri.

Dan Jungkook, Jimin serta Seokjin menemani hari-hari kelam Seojin dan hanya mereka yang mengetahui riwayat Seojin, dan membantu membuat Seojin kembali seperti Seojin yang mereka kenal.

Dengan bantuan mereka Seojin hanya di rawat 5 bulan di rumah sakit jiwa. ia ingin kembali di masa dimana ia bersekolah dulu.

Dimana ia tak datang ke sebuah cafe untuk berteduh dan mendengarkan Jungkook untuk berteduh di sekolah saja. Dan andai ia bisa ngulanginya lagi ia ingin ia tidak pernah ditemukan dengan pria bernama Min Yoongi.

Seseorang diluar memencet bel tidak sabaran dan Seojin langsung menghapus airmatanya dan membuka pintu dengan wajah kesalnya.

Saat ia membuka pintu ia melihat pria yang memakai masker dan Seojin mengenali wajah pria ini walau hanya mata saja yang ia lihat.

"Taehyung, apa yang kau lakukan? "Tanyanya yang membawa pergi seojin dengan menarik lengannya dengan kasar.

Ia terus menariknya hingga di hadapan mobil yang berada di hotel dan mendorong Seojin untuk masuk kedalam tanpa ada penolakan lalu ia memutar untuk masuk ke arah kemudi dan menjalankan mobilnya dengan cepat.

"Kau mau membawaku kemana?" Taehyung tak menjawabnya dan hanya menjalankan mobilnya kearah butik yang begitu terkenal lalu ia menyuruh Seojin untuk keluar.

Seojin hanya mengikuti pria tersebut dan dalam hati ia siap menjadi pembantunya untuk mmbawa barang belanjaan pria aneh ini. Dan ia melihat seorang pelayan datang dan menawarkan bantuan.

"Tolong carikan gaun yang paling bagus untuk wanita ini "ucapnya tegas dan Seojin langsung di ajak oleh pelayan tersebut untuk memakai pakaian yang terlihat begitu bagus dan mencobanya lalu di perlihatkan kepada Taehyung.

Ini sudah ke sepuluh ia mencoba gaun yang terbaik di sini namun yang cocok menurut Taehyung tidak ada. Bahkan seojin selalu bertanya untuk apa ia memakai gaun dan ia hanya menatapnya dengan tatapan horor yang dari tatapannya penuh dengan jawaban yang ia inginkan.

Seperti "Diam atau aku akan membunuhmu "

Itulah yang ia tangkap dari tatapan pria itu. Setelah menemukan gaun yang cocok ia meminta untuk mendandani Seojin dengan senatural mungkin.

Apa maksudnya ini? Apa ia akan bertemu dengan orang-orang atau menyuruhnya berdandan cantik hanya untuk mempermainkan nya.

Setelah selesai ia membawa Seojin ke sebuah restoran yang terlihat begitu ramai. "Turun, dan lakukan seperti kekasih ku, kita akan bertemu dengan keluargaku. Karena ia tetap meminta aku membawa wanita. Dengan aku membawamu maka ia tidak akan terus menerus memintaku untuk datang karena aku membawa wanita yang sama. "

Seojin tak ikut berjalan mengikuti Taehyung, ia tidak sanggup untuk di remehkan kembali oleh pria yang notabenya adalah ayah dari Taehyung pria brengsek.

Taehyung melirik kebelakang dan menarik tangan Seojin. "Aku tak suka melakukan kekerasan "

Tak menyukainya tapi ia menariknya dengan kasar saat di hotel dan menculiknya apakah itu tidak di sebut kekerasan. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria brengsek ini.

Ia cocok di sebut pria brengsek.

PRIA BRENGSEKKK.....

Ia ingin berteriak dan menampar wajah tampan pria ini.

Tampan?

Sejak kapan Seojin mengatakan pria ini tampan?  Lebih tampan anjing peliharaannya dari pada pria ini.

Mereka sudah berada di depan keluarga Taehyung dan ia menarik kursi untuk Seojin duduk dan ia menarinya juga untuk dirinya sendiri.

"Apa hyung, tidak datang? "Tanya Taehyung pada ibunya

"Emm, dia akan berangkat ke Indonesia untuk melakukan bisnisnya" jawab wanita yang begitu cantik.

Taehyung hanya mengangguk. "Eomma dia kekasihku, appa kau sudah menegenalnya bukan" Seojoon hanya menatap tak suka terhadap Seojin.

Wanita yang di panggil Eomma oleh Taehyung hanya menegur SeoJoon untuk tidak membenci Seojin.

"Siapa namamu?"tanya ibu Taehyung.

"Kim Seojin imnida " ucapnua dengan senyuman karena wanita itu juga tersenyum kepadanya.

"Lihatlah, dia bukan seperti yang kau katakan. Jika dia seorang jalang, ia tidak akan memiliki kepribadian seperti ini. Bukan kah kau mengetahui dengan baik para jalang, eoh?"

Seojoon hanya memutar bola mata nya saja. "Jangan memutarkan bola matamu atau akan aku bedah pakai pisau ini? "

Seojin bergidik ngeri mendengar perkataan sadis istri pria itu. Dan Taehyung hanya diam saja tanpa mengatakan apapun jika tidak ditanya oleh ibunya sendiri. Yang banyak bicara disini adalah Ibu Taehyung dan Seojoon yang tidak menyukai jika Seojin di puji oleh istrinya.

Hingga makan siang itu selesai dan Taehyung langsung membawaku pergi bukan ke arah hotel di saat ia di culik tapi ke arah Daegu yang entah kemana ia di bawa.

Apa Taehyung akan membuangnya ke daerah Daegu atau Taehyung akan membunuhnya di sana lalu ia membuangku ketampat yang tak ada seorang pun yang mengetahui tempat itu.

"Kenapa kau membawaku kemari? " tanya Seojin.

"Aku hanya ingin saja membawamu kemari " jawabnya  dingin

Seojin semakin takut jika ia benar-benar akan di bunuh lalu di buang oleh Taehyung. Si psikopat gila.

"Tenang, aku tidak akan membunuhmu. Karena aku masih membutuhkanmu"

Benar dia memang pria psikopat gila.

***
Jangan lupa untuk keluar ya para silent reader kuu .... 😄😄

Aku mencintai kalian.. 😍😍

Follow IG ku: fyrda0206

Ini dia si psikopat gila yang tampan 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top