네 (Four)
Dimohon untuk membaca Author Note yaa takut kalian ada yang bingung sama alur atau umur tokoh yang di sini.
****
Seojin kembali ke pekerjaannya yang sempat ia tinggal, ia menghampiri meja resepsionis tempatnya bekerja.
"Apa banyak tamu di saat aku tidak ada? " Tanya Seojin dengan memainkan komputer yang berada di depannya.
"Tidak, hanya ada beberapa saja. "Jawab Go Ara teman yang memang sebidang dengannya.
"Seojin-ssi, ini ada titipan untukmu. " Go Ara memberikan sebuah paper bag kecil kepada Seojin. Ia tidak merasa curiga sama sekali dengan isinya.
"Gomapseumnida, siapa yang memberikan ini? "Seojin membolak-balik paper bag untuk mencari nama pengirimnya.
"Mollayo, dia tidak mengatakan namanya sama sekali, kau bersyukur Seojin-ssi, kau memiliki penggemar bahkan dia terlalu tampan, kau harus berkencan dengannya"Go Ara mengoda temannya yang memang ia ketahui jika Seojin seorang wanita single.
Seojin hanya mengernyitkan dahinya dalam bahkan alisnya hampir menyatu dan kriting saking bingungnya mendengar tuturan temannya itu.
"Jangan memasang wajah seperti itu, kau terlihat menyeramkan. Pastas saja kau tak memiliki kekasih, jika kau seperti itu. Berkencanlah atau kau ingin mengikuti kencan buta? "
Seojin tersenyum. "Tidak perlu, aku tinggal memilih salah satu saja, karena banyak yang mengantri untuk menjadi kekasihku"guraunya.
"Sombong sekali kau, Seojin-ssi " mereka pun tertawa pelan.
***
Sesampainya Seojin di apartemennya ia membuka paper bag yang di beri dari penggemar yang tampan itu. Ia terkejut saat membuka paper bag itu. Isi dari paper bag itu adalah uang yang tak bisa di bilang sedikit. Jika ia tidak memiliki uang mungkin ia akan tergiur tapi sayang, karena dirinya terlahir dari keluarga yang kaya dan juga ia memiliki uang sendiri ia tidak membutuhkan uang tersebut.
Ia menemukan note dari dalam, ia membacanya dan ia semakin yakin jika uang ini pemberian si pria angkuh yang mengaku-ngaku sebagai salah kekasih nya itu.
Ia membaca dengan teliti note tersebut.
Jika yang ini kurang, hubungi saja no ini +010 6527 6431
Ia langsung meremas note tersebut dan membuangnya di tong sampah yang berada di dapurnya. Ia menyimpan paper bag itu di kamarnya, suatu saat jika ia bertemu dengan pria itu ia akan mengembalikan uangnya dengan cara melempar uang tersebut di wajah pria tampan tersebut. Ia juga akan berteriak SAYA TIDAK MEMBUTUHKAN UANG ITU, KARENA SAYA ADALAH ANAK ORANG TERPANDANG DI SEOUL.
Ia akan berteriak seperti itu di hadapan wajahnya supaya ia tak semena-mena memperlakukan wanita seenak jidatnya. Dengan memikirkannya saja kepalanya sudah mendidih akibat kekesalan yang tertahan, ia memejamkan matanya sejenak untuk membuatnya lebih tenang lalu ia membuka kembali dan mengambil ponselnya yang berada di tas jinjing mahalnya itu, ia akan melakukan hal gila tanpa pengawasan Namjoon dan juga Jungkook maupun Jimin
Ia tersenyum licik.
***
"Hyung, mianhaeyo. Aku memiliki jadwal padat hari ini" ucap Jungkook yang baru saja sampai di apartemen milik Seokjin.
"Yoongi, dimana adikmu? "Tanya Namjoon.
"Jangan mengharapkannya, dia lebih menyukai dunia clubing " jawab Yoongi santai.
"Sudahlah, sekarang kita bersenang-senang, yeeee" seru Jimin yang sudah tak sabar ingin meminum minuman yang berada di depannya itu.
Mereka sudah menghabiskan beberapa botol dan tertawa mendengar lelucon yang di bawakan Jimin yang sama sekali tidak ada lucunya. Karena mereka sedang mabuk maka lelucon yang tak lucu sekali pun mereka bisa tertawa. Bahkan Yoongi yang terbilang jarang senyum pun kali ini ia tersenyum walaupun tak terlihat seperti senyuman bahkan jika orang-orang sedang tidak mabuk mungkin Yoongi terlihat seperti menyeringai.
"Hyung, apa kau memiliki mantan? "Tanya Jimin kepada Yoongi dengan menunjuk-nunjuk
Memakai tongkat entah dapat dari mana.
"Aku? "Tunjuknya pada diri sendiri.
Jimin mengangguk, ia tersenyum. "Aku memiliki banyak mantan, tapi mantanku hanya sebatas mantan one night stand saja"
Merasa tak puas Jimin berkata dengan gemas. "Bukan itu yang aku maksud!!! "
"Kau ingin jawaban seperti apa? " keadaan mabuk pun Yoongi tetap keren dan tenang dalam berbicara.
"Aku ingin kau menjawab mantan kekasih mu, bukan mantan jalang mu itu"Jimin mengucapkannya sambil tertawa bahkan bertepuk tangan.
Seperti orang GILA!!
Maklum karena ia sedang mabuk.
"Iya, mantanmu. Kau tidak pernah menceritakan nya kepada kami. Bahkan sekarang tepat 10 tahun kalian kenal bukan? " timpal Jungkook yang mulai tertarik dengan cerita Cinta Yoongi selama ini.
Namjoon yang tak jauh pun hanya mendengar saja dan meminum minuman yang masih berada di gelasnya, Seokjin dan Hoseok hanya memakan makanan yang tersisa dan sekaligus mendengarkan setiap kata yang di lontarkan oleh Yoongi. Karena mereka memang benar-benar penasaran dengan kisah Cinta seorang Min Yoongi pria tampan dan juga dingin sedingin musim salju yang turun pertama kalinya.
"Aku hanya memiliki satu kekasih.. Ah, bukan, bukan kekasihku lagi. Tapi dia sekarang menjadi mantanku" ia tersenyum miris mengingatnya.
"Jongmal? Daebak!! "Jimin bertepuk tangan.
"Wanita mana yang membuatmu hanya memiliki satu saja! " Hoseok menimpali ucapan Jimin yang hanya berkata kagum saja.
"Dia bukan wanita.. "
"Kau menyukai pria?... Aish aish.. "Jimin memotong perkataan Yoongi dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.
"Aku tidak menyukai pria, dia seorang gadis manis dan sangat manis bahkan hingga saat ini ia masih memenuhi pikiranku "ucapnya dengan tertawa ringan di akhir katanya.
"Kau memacari anak di bawah umur? "Kali ini Seokjin yang mengucapkannya. Karena Jimin sedang asik dengan tongkat yang ia pegang.
"Aniyo, dia gadis SMA tingkat terakhir."
Yoongi pun mulai menceritakan awal mula mereka bertemu karena Jungkook memaksanya untuk menceritakan bagimana awal mereka bertemu.
"Saat itu umurku masih berumur 20 tahun....
Pada saat itu Yoongi habis menyelesaikan makan siangnya di sebuah cafe di seberang sekolah. Saat itu ia akan menghampiri mobilnya yang terparkir lumayan jauh dari tempatnya saat ia melangkah keluar hujan tiba-tiba turun dengan deras membuatnya kembali ketempat ia berdiam yaitu di depan cafe tersebut. Ia melihat seorang anak sekolah yang berlari ke arah cafe sambil menutup kepalanya dengan tas ranselnya, ia berdiam diri di samping Yoongi dan ia membersihkan wajahnya yang terkena air hujan.
Saat pertama melihat gadis di sebelahnya, ia merasa gadis itu terlihat sangat manis itu kesan pertamanya saat melihat gadis kecil itu. Ia menguncir rambutnya dengan satu kunciran, rambutnya sedikit basah dan seragamnya sudah begitu basah akibat ia melindungi kepalanya dari hujan saat berlari untuk berteduh di depan cafe yang berada di seberang sekolahnya. Yoongi bisa berlari ke mobilnya dan berteduh di dalam tanpa berdiri seperti ini. Namun ia urungkan karena ia merasa prihatin terhadap gadis yang berada di samping nya itu.
Gadis itu memeluk ranselnya karena kedinginan. Tanpa pikir panjang Yoongi melepaskan jas kerjanya yang ia pakai untuk melindungi gadis itu supaya tak kedinginan, ia menempelkan nya di bahu gadis itu. Gadis itu kebingungan dengan perlakuan Yoongi terhadapnya.Bahkan Yoongi pun bingung dengan dirinya sendiri.
"Pakailah, seragammu sudah basah, dan dalamanmu terlihat dari belakang"
Tanpa Yoongi duga gadis itu tersenyum sangat manis.
"Gomabseunida ahjusshi. " ucapnya dengan lembut dan membuat kulit Yoongi meremang karena mendengar suara gadis itu.
"Kita kedalam, kau kedinginan. Dan juga, hujan ini tidak akan reda dengan cepat, kajja, aku yang teraktir " Yoongi mengajak gadis itu untuk masuk. Mereka memesan minuman hangat dan mereka hanya diam, Gadis itu meminum minumannya yang ia pegang karena mencari kehangatan sedangkan Yoongi hanya memperhatikan gadis itu.
Ia tidak merasa kedinginan walaupun ia hanya memakai kemeja biru dongker nya saja.
"Siapa namamu? "Yoongi bertanya tiba-tiba.
" Nae ileum-eun Seojin imnida, ahjusshi " Jawabnya dengan ceria. (*namaku Seojin, )
"Jangan memanggilku dengan sebutan ahjusshi, aku masih berumur 20 tahun"
"Jeongmal? " ucapnya terkejut.
Bahkan saat terkejut pun ia tetap manis, itulah yang di pikiran Yoongi saat melihat setiap pergerakan gadis bernama Seojin itu. Apapun yang terdapat pada dirinya semua itu terlihat manis di mata Yoongi.
"Kau tidak percaya? Aku akan mengeluarkan identitas ku" ia mengambil dompetnya yang berada di saku celananya.
"Tidak perlu, aku percaya. Apa aku boleh berkata jujur? "
Yoongi hanya melihatnya saja tanpa berkata setuju dan bagi Seojin itu bertanda ia di perbolehkan berbicara.
"Kau itu baik dan lembut, tapi... Wajahmu ke terbalikannya, kau memiliki mata yang tajam dan wajahmu terlihat datar. joesonghabnida " ucapnya yang merasa bersalah dengan apa yang ia katakan
Ia tidak marah, karena ia sudah mengetahuinya terlebih dahulu apa yang akan di katakan gadis kecil ini. Ia hanya tersenyum dan itu tersenyum yang paling manis yang tidak pernah ia tunjukkan, hanya untuk gadis yang berada di depannya ini adalah pengecualian nya.
"Ternyata kau sangat pintar, aku bukanlah pria yang senang berbicara seperti ini, dan juga aku bukanlah pria yang memperdulikan sekitarnya. Entah kenapa aku bisa berbaik hati kepadamu"
"Itu artinya kau menyukaiku, ahjusshi! "Ucapnya dengan riang tanpa beban. Dan ia juga masih memanggil Yoongi dengan sebutan ahjusshi.
"Kenapa kau berlari untuk berteduh di sini? " Yoongi mengalihkan pembicaraan yang menurutnya sensitif itu.
"Aku biasa menunggu oppa menjemputku di pos sekolah dan di sana sudah penuh dengan yang berteduh, lalu oppa ku menyuruhku untuk berteduh di sini dan aku berlari kemari"
"Ah... Oppa ku sudah menjemput, terimakasih ahjusshi, aku akan mengembalikan jasmu ini lusa, datanglah ketempat ini lagi ya, Ahjusshi. Jalgayo ahjusshi. " pamitnya dan ia menghampiri mobil yang berada tak jauh dari cafe.
Seojin melambaikan tangannya kepada Yoongi yang masih berada di dalam cafe yang masih memperhatikan Seojin dari tempatnya. Hujan sudah menjadi lebih tenang dari sebelumnya hingga gadis itu masuk kedalam mobil yang menjemputnya.
Yoongi membalas melambaikan tangannya namun tak seheboh gadis, dan semenjak itulah ia sering datang kemari hanya untuk melihat gadis itu dan bertemu dengannya hingga mereka menjadi sepasang kekasih.
"Wow daebak, kau mencintai gadis pada pandangan pertama "ucap Jimin yang mulai berceloteh mendengar cerita Yoongi. Ia juga menceritakan nya tanpa menyebut nama gadis itu pada temannya, karena disini ada orang yang begitu menyayangi gadis itu melebihi dirinya.
"Bagaimana dengan wajahnya, hyung? Apakah ia cantik sekali? "
"Sangat, dia sangat cantik. Cantik saat tersenyum, kesal, atau marah sekalipun, ia tetap terlihat cantik. Bahkan kecantikannya mengalahkan ibuku"
Namjoon hanya tertawa mendengar ucapan Yoongi yang mengatakan bahwa gadisnya itu begitu cantik.
Itu jelas, karena ia adalah adik dari seorang Kim Namjoon yang paling tampan sedunia, pangeran William saja kalah olehnya.
"Ponselku dimana? " Namjoon mencari ponselnya di sekitar tempatnya berada .
"Bukankah, kau sedang menchargernya, hyung." jawab Hoseok yang melihat Namjoon saat petama datang langsung mencharger ponselnya itu.
Namjoon mengangguk dan langsung pengambil ponselnya lalu ia kembali ketempatnya semula. Ia sedang mencoba menelepon seseorang namun panggilan itu tak di angkat-angkat, ia juga sudah mencoba berkali-kali ke orang yang sama hingga ini adalah panggilannya yang ke lima belas kalinya. Jika orang ini tidak mengangkatnya ia akan langsung nekat mendatanginya walaupun ia dalam keadaan mabuk.
Panggilan ke lima belas nya di angkat membuat Namjoon tersenyum dan itu membuat perhatian teman-temannya tertuju padanya.
"Kau berkata apa?" teriak Namjoon pada ponselnya. Ia pun meloudspeaker supaya ia bisa mendengarnya dengan jelas.
Hanya ada suara-suara musik yang keras saat Namjoon mendengarnya, ia sudah setengah sadar dan juga teman-teman nya. Ia mendengar suara desahan seorang wanita dan itu membuat Namjoon benar-benar sadar dari mabuk. "SEOJIN KAU DIMANA? "teriaknya nya lagi.
Membuat yang lain ikut tersadar dengan teriakan Namjoon dan nama yang di sebut oleh Namjoon, Seojin.
"Menjauhlah dariku, sudah aku katakan kau untuk menjauh. Apa kau tak dengar, huh!! " teriak seorang wanita yang mereka yakini adalah suara Seojin.
"Ayolah kita bermain disini"
Plakk
Mereka yang mendengar dari telepon pun terkejut mendengar suara tamparan yang kencang itu, bakan mereka tanpa sadar memegang pipi mereka masing-masing dan meringis kesakitan.
"Aku Peringatkan sekali lagi, aku bukan seorang jalang. Semahal- mahalnya kau membayarku, aku tidak sudi tidur denganmu, Tuan. Aku juga tidak butuh uangmu itu, karena aku pun memiliki uang yang lebih banyak dari mu"
Bodoh, kau memang adikku yang sombong memamerkan harta sama sepertiku.
Batin Namjoon yang mendengarkan bahwa Seojin sempat-sempatnya menyombongkan hartanya.
"Yak!! Kau sedang di club, Seojin!! " ia mendengar jika seorang pria berteriak memanggil nama Seojin dan semakin terdengar suara musik yang semakin kencang, sudah diprediksi jika Seojin ikut berbaur dengan orang yang sedang berdansa.
Namjoon semakin kalut. "SEOJIN KAU DI CLUB MANA? "ia sengaja berteriak karena suara musik yang terdengar begitu jelas.
Apa Seojin berdiam diri di dekat sound sistem. Itulah yang dipikirkan Jimin yang mendengar suara musik seperti berada di telinganya.
"Oppa, mianhae... Jongmal mianhae, kau tak usah kemari aku sudah menyelesaikan semua. Dan aku tidak mabuk sama sekali Oppa, mianhae Oppa. "
Tut... Tut..
Seojin memutuskan panggilannya sepihak membuat orang-orang yang mendengarnya berpikir tentang seorang gadis bernama Kim Seojin itu.
Namjoon berpikir jika dirinya tidak bisa menjadi menjaga adiknya dengan benar apalagi di saat adiknya membutuhkannya.
Jungkook merasa jika dirinya bukanlah teman yang baik untuk Seojin. Karena menjaga satu wanita saja ia tidak becus seperti ini.
Jimin merasa jika wanitanya itu sedang mengalami masalah hingga ia pergi sendirian kesana.
Seokjin pun berpikir sama seperti Jimin, biasanya ia selalu menceritakan semuanya kepadanya. Apa mungkin karena pria brengsek itu.
Yoongi pun merasa, jika ia benar-benar merindukan gadisnya itu, hingga saat ia mendengar suaranya ia merasa jika dirinya benar-benar masih mencintai gadis itu. Ia begitu merindukannya setelah lima tahun mereka berpisah.
Hoseok berpikir untuk apa ia memikirkan wanita di telepon tadi bahkan ia tidak mengenalnya, hanya ada satu pertanyaan di kepala. Siapa wanita itu?
***
"Kau serius kita pergi kesini? "Tanya Go Ara.
"Kenapa tidak, apa kau tak pernah menginjak kemari? "
Yang Seojin telepon tadi adalah Go Ara, mereka bukan teman dekat namun mereka bisa saling membagi masalah mereka sesama lain.
"Ini tempat keseharianku, tapi aku tidak yakin pada dirimu? "Ucapnya yang melirik Seojin dan berjalan menuju pintu masuk club.
"Ayok kita bersenang-senang, lepaskan semua yang kau pikirkan dan kita akan bersenang-senang "lanjut Go Ara.
"Tentu saja" Seojin langsung menuju bar sedangkan Go Ara bergabung dengan banyak manusia dan berdansa di sana. Ia memesan minuman dengan kadar alkohol yang rendah karena ia memang tidak ingin mabuk, ia tidak akan menjamin keselamatan nya jika tidak ada yang mendampingi nya seperti Namjoon atau Jungkook. Walaupun ia bukan wanita yang gampang mabuk tapi ia mewaspadai semua hal yang akan terjadi kedepan.
Ia baru minum segelas dan memikirkan masalahnya yang mengganggunya yaitu pria yang mengaku kekasihnya dan yang memberinya uang. Itu yang membuatnya semakin marah, ia menyisir rambutnya dengan jarinya ke belakang karena menutupi wajahnya, ia juga menompang dagunya dengan tangan kirinya dan tangan satunya memainkan gelas yang baru saja di isi.
Kenapa hanya memikirkan pria brengsek itu ia bisa menjadi gila seperti ini, apalagi jika ia berteman dengan pria itu yang ada hidupnya akan semakin kacau dan semakin tak beraturan karena perlakuan pria brengsek berhidung belang. Itu jelas karena ayah pria tersebut- yang menghinanya jalang- selalu membawa-bawa kata jalang setiap ucapannya.
Ia sedang mengedarkan pandangannya keseluruh tempat ini dan ia melihat pria yang sedang tersenyum menggoda kepada nya, bukan ia kegeeran namun itu nyata karena pria tersebut menghampirinya.
Setelah semakin dekat, ia mengenali pria itu, ia bekerja sebagai bawahan Namjoon atau di bagian manager, kenapa ia tahu? Karena setiap ia datang ke hotel NamGil ia selalu melihat pria tersebut.
"Kau Kim Seojin? " ucapnya yang sedang mabuk berat.
Seojin tak ingin mendengarnya karena ia tahu jika pria itu akan menggodanya. Pria tersebut memegang bahunya yang terbebas dari kain karena ia memakai baju yang benar-benar sexy. Ia bersumpah jika pria tersebut sudah menyentuh bahunya maka hidupnya akan hancur, ia akan mengatakan pada NamGil untuk mengeluarkan pria tersebut. Seojin melirik tangan pria tersebut yang masih asik bermain di bahunya.
"Saya bukan Seojin!!"ucapnya tegas.
"Jangan berbohong, aku mengetahui mu, kau anak bosku, dan aku telah menyukai tubuhmu ini"ucapnya yang mulai memainkan tangannya di paha Seojin.
Ia benar-benar akan memberi tahu NamGil untuk mengeluarkannya. Seojin menepis tangan tersebut, lalu pria tersebut malah menciuminya dengan kasar dan posisi Seojin yang masih duduk di bangku depan bar, punggungnya sakit karena ia terus di tekan hingga meja bar itu mengenai punggungnya.
Sialan ia benar-benar mencari mati.
Seojin terus berontak namun semakin ia memberontak tubuhnya semakin merasakan sakit akibat pria brengsek ini. Hari ini ia sudah bertemu dengan dua pria brengsek dan ia berdoa untuk tidak bertemu dengan pria brengsek lainnya.
Ia terus mencoba untuk melepaskan ciuman menyakitkan ini, dan ia juga pernah merasakan ciuman menyakitkan sebelum nya namun bukan menyakitkan fisik seperti ini melainkan ciuman terakhir kalinya dengan kekasihnya, itu lebih menyakitkan.
Pria ini semakin menggila, ciumannya semakin turun ke lehernya dan menjilati lehernyanya yang bersih itu dengan lidah buayanya. Dan terus kembali ke bibirnya bahkan di tengah-tengah ciuman itu ia tetap berkata bahwa bibirnya adalah tempat yang begitu menarik hingga ia terus menerus ingin merasakan bibir milik Seojin itu.
Ia merasa ponselnya bergetar sedari tadi, ia akan mengangkatnya namun ia semakin kesulitan akibat pergerakan pria brengsek ini, ia terus berusaha mengambil ponselnya dengan satu tangan yang menggeledah tas tangannya sendiri.
"Oppa, kau kah itu? "Panggilnya pelan pada penelepon yang memanggilnya berulang kali, pria di hadapannya terus gencar menciumi bibir Seojin. Segala cara untuk menjauhka pria ini telah ia lakukan.
Ia mendengar Namjoon yang berteriak kepadanya, namun ia tidak bisa berkata-kata akibat pria brengsek ini.
Berapa kali ia harus menjuluki pria dengan sebutan BRENGSEK!!!
Ia masih mendengar jika Namjoon masih berteriak memanggil namanya, ia akan menerima semua amukan Namjoon kepadanya karena ini memang salahnya. Dan ia semakin marah kepada dirinya sendiri kenapa ia harus mendesah di saat sedang menerima panggilan ini. Namjoon pasti mendengarnya dengan jelas, dan itu semakin membuatnya mati di hadapan Namjoon.
Dan sebelum ia mati di tangan Namjoon ia akan mematikan seorang yang di hadapannya ini ,Park Yongsil.
Ia semakin marah saat tangan murahannya itu memegang dadanya. Karena kemarahannya yag sudah memuncak ia bisa melepaskan pria di hadapannya ini.
"Menjauhlah dariku, sudah aku katakan kau untuk menjauh. Apa kau tak dengar, huh!! " Teriaknya.
Yongsil tak mendengarkan nya ia malah akan meraih wajah Seojin kembali. Namun dengan cepat ia menepis tangan itu. Pria itu malah mengajaknya untuk bermain.
Ia tegas kan! Dia tidak akan sudi tidur dengan pria ini. bahkan sekarang ia sudah menyentuh nyentuh pahanya lagi.
Plakk
Ia semakin geram dengan pria ini. "Aku Peringatkan sekali lagi, aku bukan seorang jalang. Semahal- mahalnya kau membayarku, aku tidak sudi tidur denganmu, Tuan. Aku juga tidak butuh uangmu itu, karena aku pun memiliki uang yang lebih banyak dari mu"
Apa ia harus membawa bawa hartanya? Terima kasih Namjoon berkat kau yang sering menyombongkan hartamu, aku bisa mengikutimu.
Ucapnya dalam hati. Ia menampar pria ini lagi dan menendang tulang kering pria tersebut dengan heels nya yang tajam itu. Lalu ia berlari kearah dekat Dj, bahkan sebelum ia sampai dekat Dj ia menambrak beberapa orang yang sedang asik berdansa, ia masih menerima panggilan dari Namjoon setelah ini ia akan benar-benar pulang.
Ia menyesal melanggar peraturan Namjoon untuk tidak datang seorang diri ke Club. Ia mengatakan permintaan maafnya kepada Namjoon supaya Namjoon tidak mengkhawatirkannya dan datang kemari lalu mengacak-acak club milik orang lain. Karena ia tahu apapun yang terjadi kepadanya, Namjoon tak akan segan-segan membunuh orang tersebut.
Ia mengirim pesan kepada Namjoon.
Park Yongsil, manager bagian dapur. Keluarkan dia dari pekerjaannya jika bisa buat dia tidak di terima di hotel mana saja atau bisa jangan sampai ia bekerja. Karena dia telah menyentuhku dan melecehkanku.
Setelah itu ia tahu apa yang akan di lakukan Namjoon besok. Bahkan ia bisa membawa Park Yongsil ke dalam jeruji besi karena sudah melecehkan seorang Kim Seojin.
Ia meninggalkan club dan menelpon Go Ara yang masih berada di dalam.
"Go Ara, mianhaeyo. Aku harus pulang cepat ada sesuatu yang terjadi. Kau pulang pakai taxi aku akan mengantikan uangmu besok, jalgayo "
Ia pun keluar membawa mobilnya dengan cepat tanpa ia ketahui bahwa ada sebuah mobil yang mengikutinya, tanpa Seojin ketahui orang yang berada di mobil belakang sudah memperhatikannya saat ia masuk club bahkan saat Seojin di serang, ia melihat semuanya.
Sesampainya di apartemen ia membuka pintunya dan ia tidak menutup pintu dengan rapat hingga orang yang mengikutinya senan tiasa masuk tanpa kesulitan sama sekali.
"Senang bertemu denganmu lagi Kim Seojin "ucap orang yang berada di belakangnya dengan suara bassnya itu.
Jantung Seojin berpacu dengan cepat. Bukan karena ia merasakan jatuh Cinta, ia merasakan jika dirinya sedang berada di ujung tanduk menuju kematiannya. Ia menerka-nerka ada yang menguntitnya hingga ia bisa tahu kode apartemen nya itu.
Ia akan menelpon Namjoon namun ia urungkan sebelum Namjoon datang mungkin ia sudah terkapar dengan banyak darah di apartemen nya sendiri.
Ia berbalik dengan hati-hati ke arah belakang. Apartemennya gelap karena saat ia masuk ia tak langsung menyalakan saklar lampu nya hingga ia melihat pria yang berada di belakangnya dengan perasaan was-was. Dan setelah ia melihat dengan jelas wajahnya ia sangat terkejut.
"Kau...!! "Tunjuknya.
"Senang bertemu denganmu, Seojin-ssi"
***
Disini aku buatin Bts udah berumur ya, Yoongi yang udah berumur 30 tahun di masa sekarang, sedangkan Seojin 27 tahun jadi mereka berbeda 3 tahun mungkin saat Yoongi bertemu Seojin yang masih anak SMA, Seojin masih berumur 17 tahun.
Dan kalian bisa hitung umur member yang lain, kalau masih bingung juga bisa kok tanya-tanya, curhat juga boleh. Hihihi
Nggak nuntut kalian kok buat vote yang banyak, tapi aku hanya ingin comment dari kalian gimna tentang FF ini?? Supaya aku bisa perbaiki yang salah atau typo jujur setiap habis nulis aku revisi ulang-ulang sampai rasanya aku pusing sendiri karena selalu di baca berulang kali.
Ini saat mereka kumpul di apartemen Seokjin anggap nggak ada Taehyung yaa..
Untuk para silent reader aku doain biar kalian masuk surga dan suksek 😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top