~Everything Has Ended~
"Appa..." panggil Seojin yang mendapati ayahnya sedang bersantai di rumah.
Nam Gil menatap puterinya dan tersenyum. Seojin menghampiri ayahnya dan memeluk tubuh ayahnya dengan sangat erat. Nam Gil hanya mengelus pundak sang puteri yang sangat ia sayangi itu.
"Kenapa?" tanyanya. Pasalnya ini kali pertama puterinya melakukan hal yang sudah tak pernah dilakukan lagi oleh puterinya.
"Saranghae appa, maaf aku selalu membuat appa khawatir. Aku mencintai appa," Seojin terus memeluk sang ayah dengan erat.
"Kau adalah tanggung jawabku, kau adalah puteriku dan kau adalah keturunanku. Appa tak pernah merasakan dibebankan oleh puteri appa sendiri...,"
"Kau selalu menjadi penyemangat bagi kami, kau adalah berlian yang memang harus benar-benar dijaga. Karena berlian milik appa selalu rapuh tanpa appa sadari. Sayang, jangan pernah mengingat orang yang membuatmu terluka, kau harus selalu ingat bahwa kau selalu di lindungi oleh banyak orang, mereka begitu menyayangimu."
Seojin menatap sang ayah. "Appa mianhae,"
Nam Gil menggeleng dengan senyum kebapak-annya. "Jangan meminta maaf, tidak ada yang salah dengan semua yang telah terjadi. So, sekarang beritahu appa apa yang terjadi kepadamu?" tanyanya dengan lembut.
"Kenapa appa tahu jika aku ingin bercerita kepada appa,"
"Karena appa adalah orang yang super peka." ucapnya dengan percaya diri.
Seojin menjauhi tubuhnya dari sang ayah. Ia tahu dari mana watak yang diturunkan kepada kedua anaknya. Nam Gil memuluk putrinya lagi dan berkata.
"Kalian mewarisi watak diriku," ia terkekeh kecil.
"Kau ingin tahu kenapa appa mengetahui gelagat mu ini?" Seojin mengangguk samar.
"Apa kau ingat? Dulu kau selalu seperti ini kepadaku, kau selalu manja, kau selalu merayu untuk mendapatkan apa yang kau minta, semuanya berubah setelah kau tumbuh menjadi gadis remaja yang sudah mengenal cinta, kau menjadi manja kepadanya dan aku merasa seperti kau telah membuangku karena memiliki barang baru,"
"Appa, kenapa kau merasa seperti itu, aku tidak pernah menganggap appa seperti mainan yang sudah tua,"
"Apa kau mengataiku?" Seojin menggeleng dengan kekehan kecil yang menghiasi ruangan. "Kau menempel seperti cicak pada Yoongi dan kau menjadi semakin dewasa dengan pikiranmu semenjak kau berpacaran dengannya dan appa bangga melihat perkembangan dirimu sejak itu, dan kau kembali manja kepada appa saat kau meminta izin untuk menikah. Aku terkejut mendengarnya, bahkan aku tak rela untuk memberikan puteriku kepada siapapun termasuk kakakmu sendiri. Tapi karena kau bergitu mencintainya maka aku izin kan,"
"Tapi nyatanya, semua itu hancur. Kau menjadi sangat rapuh dan membuat semua khawatir dengan apa yang terjadi, appa kehilangan puteri kecil appa yang paling ceria, bawel dan juga banyak maunya." Seojin memukul lengan sang ayah pelan.
"Jangan khawatir appa, aku akan tetap menjadi puteri kecil appa sampai aku menikah, memiliki anak dan bahkan sampai aku memiliki cucu sekalipun."
"Dan kau ingin melihatku seperti orang yang sangat tua??!"
"Animida,"
"Jadi?" tanya Nam Gil dengan mengangkat alisnya sebelah.
"Izinkan aku mengambil posisiku kembali!" jelasnya dengan tegas.
"Tentu saja, kau harus mengambilnya. Posisi selama ini yang sudah aku pertahankan dengan orang lain yang menggantikanmu. Posisi direktur utama yang memang untuk kau tempati."
"Baiklah, aku ingin mengambilnya sesegera mungkin,"
"Bagaimana jika dua minggu lagi?"
"Apa tidak terlalu cepat?"
"Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Kim Nam Gil dengan waktu singkat?!"
Seojin menggeleng, "Tidak ada, dalam waktu terdesak pun Tuan Kim Nam Gil akan melakukan semuanya dengan kata sempurna," mereka pun tertawa bersama.
"Baiklah, siapkan dirimu untuk mengatakan apa yang sudah kau perlajari selama ini, jika kau tidak sanggup untuk bertemu orang kau bisa memberitahu sekretarismu untuk mengantikan mu dalam pertemuan, appa tahu kau akan sangat gugup untuk melihat petinggi,"
"Kau meremehkanku Tuan, apa Tuan lupa jika aku bekerja di resepsionis dan bertemu dengan banyak orang? Bahkan presiden, kaisar pun pernah aku layani dengan baik,"
"Baiklah, kau lulus seleksi masuk. Siapkan dirimu nak!" Nam Gil pergi dari hadapan sang puteri karena ia ingat jika ia memiliki jadwal penting yaitu kencan dangan sang istri.
Seojin mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan kepada sang ayah.
Aku ingin menikah!!
Mungkin sang ayah akan tertawa dengan apa yang baru saja ia dapat saat ia akan menaiki tangga, tapi nyatanya sang ayah hanya tersenyum penuh arti dan hanya mengangguk pelan.
****
Hari yang memang begitu mendebarkan sudah dekat, semua yang dibutuhkan sudah terpenuhi bahkan sebuah restu sudah ia dapatkan dengan mudah. Hanya satu yang selalu menjadi menghambat, siapa lagi jika bukan Kim Namjoon yang terhormat. Ia selalu mencurigai apa yang dikatakan oleh Seojin ataupun pria yang akan menikahi sang adik. Ia bahkan tidak segan-segan bertanya hal yang menyakitkan hingga membuat Seojin kembali terpuruk dan karena hal itu juga restu dari sang kakak sudah ia dapatkan.
"Kenapa kau ingin menikah? Walaupun aku mengenal pria yang akan menikahimu tapi aku tidak yakin!!"
"Apa yang tidak kau yakini?" tanya Seojin yang sedang didandani oleh stylish kiriman sang ayah.
Namjoon duduk di kasur sang adik. "Aku tidak yakin kau menerimanya dengan mudah."
"Aku sudah menerimanya, makanya aku meminta dia menikahiku," jawab Seojin lelah dengan perdebatan sang kakak yang memang hanya itu yang ia bahas selama beberapa hari kebelakang.
"Kau tidak akan menikah dengan pria yang tidak kau cintai. Jadi aku meragukan itu, aku berpikir yang tidak-tidak terhadapmu."
"Apa yang kau pikirkan tentang yang 'tidak-tidak' itu?" tanya Seojin yang melirik Namjoon dari kaca yang memperhatikan kelakuan aneh sang Namjoon.
"Aku berpikir jika kau hamil dan ia menikahimu karena hal tersebut. Aku mengenalmu, kau akan menikah dengan pria yang kau cintai."
"Kau ingin aku menikah dengan pria yang ku cintai? Dengan Yoongi Oppa?" Seojin benar-benar menatap manik sang kakak dengan intens. "Aku ingin memberitahumu sesuatu tapi aku takut kau akan membatalkan semuanya,"
Namjoon menatap sekitar lalu menyuruh para stylish untuk pergi karena mereka akan berbicara serius, lagi pula Seojin juga sudah selesai.
"Katakan sekarang,"
"Kau harus berjanji untuk merahasiakannya dan berusaha untuk baik-baik saja. Jangan katakan pada yang lain kau harus berjanji oppa??!"
Cukup lama Namjoon terdiam untuk menyetujui hal konyol sang adik. "Aku berjanji. Katakanlah!"
"Kau tidak serius untuk berjanji," ucap dingin Seojin. Ingin rasanya Namjoon mengacak rambutnya karena frustasi namun ia tidak akan merusak tatanan yang sudah sangat rapih itu.
"Aku berjanji dengan segenap jiwa dan raga tidak akan menghajar pelaku dan tidak akan mengatakan pada siapapun rahasia yang telah aku ketahui. Puas!"
Seojin sangat puas karena tanpa ia duga Namjoon berjanji dengan kata-kata yang memang sangat sulit untuk di ucapkan bagi seorang Kim Namjoon. Karena Seojin pintar ia merekam janji yang telah dibuat sang kakak untuk tidak melanggarnya.
Dan itu benar- benar membuat Namjoon frustasi. "Jadi cepat katakan!" desisnya dengan tegas.
"Kau benar. Aku sedang hamil, sekarang sekitar sudah sebulan dia tumbuh di perutku, dan yang kau pikirkan yang tidak-tidak itu benar-benar terjadi."
Namjoon yang sedang menunduk dengan cepat mengangkat karena mendengar pengakuan adiknya, "Jadi, yang aku pikir tidak-tidak itu menjadi iya-iya?!" ucapnya dengan tegas.
"Kenapa kau melakukannya? Apa kau tidak memiliki otak hah?!" Namjoon sudah tidak bisa menahan amarahnya lebih lama ingin rasanya ia meninju orang saat ini.
"Aku melakukannya karena aku ingin mencintainya, aku lelah harus selalu terbayang dengan masa lalu, aku lelah oppa."
"Tapi kenapa kau melakukannya Kim Seojin!!"
"Aku memang sengaja, aku menggodanya untuk melakukan itu dan aku kira tidak akan terjadi dengan cepat, Maka dari itu aku memintanya untuk menikahiku. Karena aku ingin terikat dengannya. Apa kau memiliki pertanyaan lain?!"
"Aku akan mengatakannya pada Eomma dan Appa!"
"Lakukan saja, jika kau ingin melihatku mati di hadapan kalian!!" ancam Seojin yang membuat Namjoon menghela nafas kasar dan mengingat janjinya pada sang adik.
"Terserah kau saja asal kau bahagia, aku akan mendukungmu dengan apapun caranya." Namjoon berdiri dan pergi meninggalkan sang adik yang mulai menangis karena sudah berbohong kepada kakaknya sendiri.
Ia berbohong jika ia dihamil karena pria yang akan ia nikahi. Ia sangat berdosa telah membohongi semua orang. Mianhae appa, eomma, oppa.
***
Para tamu sedikit demi sedikit telah berdatangan, kolega-kolega besar turut diundang bahkan sampai kolega luar negeri pun ikut berpartisipasi atas undangan yang di berikan oleh Kim Nam Gil. Banyak sekali wartawan yang telah berdiri di batas red carpet.
Mereka membidik dengan sangat professional. Bahkan keluarga dari Min Group pun ikut hadir disana. Para wartawan begitu penasaran dengan sosok gadis dari Kim Group yang selama ini tidak pernah terekspos oleh media manapun.
Min Yoongi turun dari mobil mewahnya lalu memakai jas berwarna biru dengan kemeja hitam bermotif dengan rambutnya yang berwarna silver. Ia menarik jas kebawah untuk membuatnya telihat tegas. Ia berjalan melewati para wartawan yang terus membidiknya, tanpa senyum dan membuatnya begitu menawan.
Dan setelahnya, sebuah mobil berhenti dan keluarlah tiga manusia tampan. Putera pemilik acara dengan memakai jas biru tua dan memakai kemeja berwarna putih polos. Ia begitu tampan dengan senyuman yang menimbulkan sebuah dimple yang sangat menawan.
Lalu Kim Seokjin, memakai jas biru dengan mantel yang menempel di bahu lebarnya. Bahkan tatapannya begitu tajam namun tak di pungkiri sesat kemudian ia tersenyum begitu manis.
Lalu Jung Hoseok yang memancarkan betapa pesonanya ia yang tak kalah dari kedua temannya. Dan ia tak lupa juga tersenyum dengan sangat cerah mengalahkan cerahnya kilatan yang keluar dari kamera.
Lalu datanglah sebuah mobil yang membawa dua manusia bak pangeran. Siapa lagi jika bukan Park Jimin dan juga Jeon Jungkook yang terhormat. Jimin memakai setelah yang membuatnya begitu tampan dan tak lupa rambut yang tertata rapih kesamping dengan warna coklat muda. Lalu penampilan Jungkook pun tak kalah memukau, ia memakai setelah berwarna biru dengan badan yang tercetak dengan atletis, dengan alis tebal dan bibir yang terangkat sebelah memberikan kesan tegas.
Lalu yang terakhir datanglah mobil yang mengeluarkan pria arogan yang memakai setelah berwarna soft. Bahkan ia sengaja mengecat rambutnya dengan warna kuning pudar. Tatapannya begitu mematikan, siapapun yang melihatnya mereka akan mengatakan pahatan manusia yang begitu sempurna, ia hanya menyeringai dan berjalan terus kedepan dengan tatapan yang sangat menggoda bagi para kaum hawa yang memang menggilai seorang Min Taehyung.
***
Acara telah di mulai, mereka sudah menduduki bangku yang sudah tersedia dengan meja bundar. Mc membawakan sejumlah rangkaian acara dan juga permainan biola dari teman Seojin.
"Aku akan menjadikan puteri Kim untuk menjadi menantuku," ucap Seojon dengan senyumnya.
Sang istri hanya tersenyum manis menanggapi ucapan sang suami kepada lawan bicaranya.
"Sekarang waktunya kita memanggil Tuan Kim bersama Nyonya Kim dan juga Nona Kim," ucap Mc, tepuk tangan yang meriah menyambut mereka saat pintu aula terbuka dengan lebar dengan Tuan Kim yang memimpin jalan bersama sang istri dan sang puteri berada di belakang mereka dengan pengawal yang ikut mengiring mereka melewati para tamu yang masih bertepuk tangan.
Rahang Seojon serasa jatuh saat melihat puteri dari Kim Nam Gil. Ia seperti pernah melihat gadis tersebut, dan tatapannya begitu kecewa saat sang istri membisikan sesuatu kepadanya. "Kau telah mendaftarkan dirimu didalam blacklist Tuan Kim,"
Seojon menatap sang istri aneh. "Dia yang bersama dengan Taehyung yang kau hina dengan sebutan jalang dan dia juga gadis yang akan dinikahi oleh Yoongi. Dan kau telah menyia-nyiakan kesempatan itu tanpa kau sadari."
"Dari mana kau tahu?!" desisnya.
"Sebelum berangkat kemari kedua puteramu mengatakannya kepadaku. Bahkan mereka seperti malu untuk datang karena perlakuan ayahnya yang sudah menjelekan gadis paling berharga sekorea ini."
Seojin tersenyum dengan sangat manis kepada semua tamu bahkan ia begitu cantik dengan dandanan yang begitu sederhana. Tujuh pria yang berada di meja yang sama menatap kagum kepada Seojin yang memakai barang pemberian mereka.
Dari atas hingga bawah yang di pakai oleh Seojin adalah barang pemberian dari orang yang menyayanginya. Dari anting yang mengantung dengan indah yang ia dapatkan dari Seokjin saat ia berulang tahun beberapa tahun yang lalu. Kalung permata yang diberikan Namjoon saat ia pergi ke Dubai. Gelang yang menghiasi pergelangan tangan Seojin yang kecil pemberian dari Hoseok yang entah kapan ia memberikannya. Lalu ditangan sebelah kirinya terdapat jam kecil pemberian dari Jungkook saat ia pergi ke London. Sepatu heels yang dipakainya adalah hadiah saat ia masih bersama dengan Taehyung, dan terakhir adalah dress yang melekat di tubuhnya. Dress berwarna merah dengan model sederhana yang diyakini olehnya bahwa pemberian yang satu ini adalah dimana ia masih mencintai pria tersebut siapa lagi jika bukan Min Yoongi sang mantan terindah.
Mereka melihat dengan takjub pada diri mereka sendiri. Seojin tersenyum menawan kepada yang lain lalu ia duduk di bangku yang sudah tersedia. Nam Gil maju kedepan saat namanya di panggil untuk memberikan rasa terima kasih dan sambutan pertama darinya.
"Dari sekian lama saya menyimpan puteri saya, pada hari ini saya akan mengumumkan pada kalian bahwa puteri saya akan saya angkat menjadi direktur utama di hotel utama." tepuk tangan pun terdengar.
"Dan sekarang waktunya penyambutan dari puteri Kim Seojin," ucap Mc saat Kim Nam Gil sudah turun.
Seojin berjalan dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Ia menatap semua tamu dan tersenyum saat menatap meja yang berisikan orang yang ia sayangi.
"Annyeong hasibnikka. Ini terlalu lama untuk saya menerima jabatan ini," ia melirik sang ayah yang tersenyum bahkan tak sedikit dari mereka tertawa mendengar perkataan Seojin.
"Saya belajar banyak dari Jeon Hotel. Selama 5 tahun saya bekerja disana saya telah banyak menerima ilmu yang mereka berikan kepada saya. Dan saya mengambil bekerja di sana bukan tanpa alasan, saya ingin mengasah kemampuan saya sebelum menjadi sekarang, saya tidak begitu menyukai aturan politik, bisa dikatakan bahwa saya selalu bebas melakukan apapun yang saya sukai."
Segala yang ia ajari telah ia sampaikan dan mendapatkan tepuk tangan yang meriah karena pembawaan yang sangat tenang dan berwibawa. Dak tak sedikit dari mereka yang bergurau untuk meminta puteri Kim untuk menjadi menantu mereka.
Kim Nam Gil kembali maju. "Saya memiliki pengumuman penting," bisikan-bisikan pun mulai terdengar.
"Saya akan menjodohkan puteri saya," semua yang berbisik semakin terdengar dengan begitu jelas mereka membicarakan dengan begitu senang bukan kejelekan yang mereka ucapkan namun hanya di meja yang berisikan 7 pria yang sedang kebingungan san saling tatap satu sama lain. Bahkan menegur Namjoon yang hanya diam memainkan ponsel saja.
"Puteri saya dengan Jeon Jungkook. Kemarilah," tepuk tangan kembali terdengar.
Jungkook berdiri dan tersenyum dengan sangat manis kepada semua orang. Ia menghampiri meja Seojin dan mengajaknya dengan uluran tangan lalu menyimpannya di lengannya. Mereka menghampiri Kim Nam Gil yang sedang tersenyum dengan sangat manis.
Maaf kan aku appa sudah berbohong kepadamu.
Lirih Seojin dalam hati melihat senyuman sang ayah. Jungkook mengusap punggung tangan Seojin untuk menenangkannya.
Selama acara pertunangan berjalan dengan lancar mereka tak menyadari jika wajah Taehyung sudah mengeras dan juga Yoongi yang hanya menatap sedih kearah Seojin.
"Kau menghianatiku Kim Seojin!" gumamnya pelan lalu ia pergi dari sana tanpa ada yang mengetahuinya.
Setelah menyematkan cincin dan mereka berdua saling tersenyum. Ponsel Yoongi yang berada di sakunya bergetar. Ia mengambilnya dan mengangkat panggilan dengan kesal.
"Ada apa?!" ucapnya kesal. Ia menatap sekitar dan tidak mendapati seseorang yang ia cari. Namun, tubuhnya begitu tegang raut wajah mengeras dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia mematikan panggilan lalu mengusap wajahnya dengan kasar bahkan kancing kemeja yang ia pakai ia lepas satu.
"Apa yang terjadi?" tanya Seokjin.
"Dia kecelakaan." ucap Yoongi dengan pergi terburu-buru bersama yang lain meninggalkan Jungkook dan Seojin yang menatap kepergian mereka.
"Tidak apa-apa," ucap Jungkook menenangkan.
Seojin hanya bisa menitikan air matanya karena ia sudah banyak berbohong dan mengorbankan seseorang untuk membantunya.
Mianhae
~
~
~
~
~
~
~
~
THE END
***
Akhirnya selesai juga.. :)
Terima kasih untuk kalian yang setia menunggu DANGEROUS MAN.
Terima kasih untuk cinta dan kesabaran kalian.
Untuk vote dan waktu kalian.
Terima kasih..
Untuk kamu yang selalu dukung aku dan support aku terima kasih banyak.
Tidak bisa aku ucapkan semua nya karena aku tahu kalian sangat berarti bagiku.
Saranghae..
Kalian masih bisa ketemu aku di story yang lain kok..
See you.. ❤❤❤💜💜💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top