스물 여섯 (Twenty Six)
Setelah menceritakan semuanya, akhirnya Seojin sudah berada didepan pintu apartemen elit di daerah Hamnam The Hill. Itu berkat kecerobohan Yoongi yang secara tak langsung memberitahu tempat tinggal adiknya. Sebenarnya ia tidak tahu jika Seojin akan kesana dan ia juga tidak ingin wanitanya pergi menemui adiknya yang barang kali lebih parah dari dirinya.
Seojin memencet bel namun tak ada sahutan yang ia dapatkan. Ia pun dengan kesal memencet password secara asal yaitu 0690, dan hasilnya memuaskan. Ia bisa membuka pintu apartemen milik Taehyung tanpa kesulitan sama sekali.
"Ceroboh sekali," gumam Seojin didepan pintu.
Ia memasuki apartemen tersebut dengan hati-hati karena banyak bekas botol dimana-mana seperti diapartemen Yoongi, ini lebih parah. Banyak beling yang bertebaran di setiap langkahnya, ia harus sangat hati-hati setiap melangkah bahkan ia tidak membuka sepatu heelsnya supaya kakinya aman.
Ia sudah tak tahan dengan apa yang terjadi hari ini. Ia harus kembali membereskan barang-barang milik Taehyung. Ia belum menemukan pemilik apartemen.
Seperti yang ia duga, jika Taehyung setiap hari mabuk dan membiarkan dirinya dikuasai oleh alam lain. Setelah ia selesai membersihkan pecahan kaca ia pun kembali mencari sosok penghuni apartemen ini.
Ia mun melihat orang yang sedang tertidur di sofa dengan tangan yang memegang gelas. Seojin kembali membuang nafas beratnya. Ia sudah seperti pembantu saja.
Ia yang tak tega dan tak bisa melihat ruangan kotor dan berantakan. Ia pun membersihkannya hingga benar-benar bersih, bahkan Taehyung tak menyadari jika ada manusia lain dirumahnya.
"Taehyung-ssi ireona.." panggil Seojin.
Taehyung masih tidak bergeming. "TAEHYUNG-SSI IREONA!!" taehyung dengan malas membuka matanya sayunya.
Setelah mata mereka saling melihat, tanpa diduga Taehyung menciumnya dengan kasar bahkan ia berusaha memasukan lidahnya kedalam mulut Seojin yang hanya menutup rapat. Taehyung mengigit bibir bawah Seojin dan mulut pun terbuka karena rasa perih yang di perbuat oleh Taehyung.
Ia dilecehkan oleh Taehyung, ia hanya menitikan air matanya dengan apa yang dilakukan oleh pria bejat ini.
Ia memberontak namun yang terjadi Taehyung semakin membuatnya kesakitan.
Ia tidak bisa membalasnya sama sekali. Taehyung terus mencium Seojin hingga ciumannya semakin menurun. Mencium bagian leher putih Seojin bahkan ia sudah membuka kancing baju Seojin dengan tidak sabar, ia juga melepas bajunya dengan cepat dan kembali mencumbu wanita yang membuatnya menjadi seperti ini.
Ia terus saja mencium dan meninggalkan beberapa bekas di tubuh Seojin. Ia perlahan memasukan kejantanannya dan merasakan ada yang aneh dari yang ia lakukan, ia merasa aneh saat ada darah yang mengalir keluar, ia terdasar dan melihat Seojin yang hanya memejamkan mata dengan tangisan yang terus mengalir bahkan ia sedang merasakan rasa sakit, perih dan menyedihkan menjadi satu.
Ia sudah seperti seorang jalang.
Taehyung menyentuh pipi Seojin dan mengusap air mata yang membasahi pipi Seojin. Seojin hanya menggelengkan kepalanya tidak ingin di pegang oleh tangan bejat itu.
"Aku...Aku..." Taehyung berkata gugup karena ia mengetahui fakta baru bahwa Seojin tidak seperti dugaannya selama ini. Seojin terlalu menjaga dirinya dan ia lah yang telah merusak wanita malang ini.
"Aahh... Selesaikan se...muanya dengan cepat!" potong Seojin yang memang sudah menyerah dengan keadaan yang terjadi.
"Aku akan melakukannya perlahan," Setelah Taehyung menyelesaikannya, mereka tertidur dengan Taehyung yang memeluk Seojin dari belakang, ia merasa bersalah kepada Seojin yang hanya diam membelakanginya.
Ia sudah sangat salah menilai Seojin selama ini, ia salah telah merendahkan Seojin, ia salah telah membuat Seojin terluka seperti ini, ia salah telah merusak apa yang telah dijaga oleh Seojin. Ia tahu ia sangat salah. Namun tidak bisa ia pungkiri jika bercinta ah bukan bercinta namun bisa dibilang sex. Sex mereka membuat Taehyung merasa berbeda dengan wanita yang lain, walaupun ia pernah mendapatkan gadis tapi tetap saja mereka itu jalang. Tidak seperti wanita yang berada didekapannya.
Ia tahu wanita ini menjunjung tinggi harga diri mereka dan terlahir dari keluarga yang harmonis dan ia telah menghancurkan semuanya.
Taehyung mendekatkan bibirnya ditelinga Seojin dan ia benar-benar menyesal. Entah atas dasar apa ia bisa menyesal seperti ini. "Mianhae, aku melakukan kesalahan besar. Aku akan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa padamu, percayalah aku tidak seburuk yang kau kira selama ini."
Taehyung mencium telinga Seojin lalu kembali berbisik. "Aku mencintaimu, tidur yang nyenyak. Maafkan aku,"
Taehyung menjauh lalu membalik tubuhnya untuk saling memunggungi. Seojin meneteskan air matanya kembali dan kembali terisak membuat Taehyunh tak bisa melakukan apapun, ia ingin sekali memberi ketenangan pada Seojin namun, ia tahu jika ia tidak akan diterima oleh wanita ini.
"Aku sangat mencintaimu," bisiknya dalam alam tidurnya.
***
Pagi-pagi sekali Seojin sudah pergi dari apartement Taehyung tanpa disadari sama sekali oleh siapa pun. Ia keluar dan wajah yang sangat pucat dan juga tatapannya selalu kosong. Ia takut hal-hal buruk datang. Seperti ia hamil karena permainan Taehyung, ia takut jika itu terjadi, ia takut mengecewakan keluarganya. Ia takut keluarga nya akan membuangnya jika ia membuat kesalahan.
Ia berpapasan dengan Yoongi yang sedang berjalan disekitar apartemen Seojin. Ia melihat Seojin yang hanya melamun sambil berjalan dan itu membuatnya berprasangka buruk terhadap Seojin. Kemarin ia terlihat baik-baik saja, tapi sekarang??
Ia mendekatinya dan memegang pergelangan Seojin. Tangannya ditepis keras oleh Seojin dan tanpa berkata-kata ia pergi dengan wajah ketakutannya. Membuat Yoongi merasa ada yang aneh selama kemarin.
Seojin memasuki apartemenya dan ia kembali menangis dengan keras. Ia memukul perutnya sendiri dan kuga menghancurkan barang-barang disekitarnya. Ia melihat pecahan kaca yang sudah ia pecahkan dari vas bunga. Ia memegang erat pecahan tersebut dan akan mengarahkan ke daerah tangannya ia akan memotong urat nadinya kembali, namun akalnya menghalanginya.
Ia berpikir untuk apa ia melakukan hal seperti ini lagi, untuk apa ia membunuh dirinya sendiri lagi, ia tidak ingin membuat orang lain terbebani karena dirinya. Ia harus hidup baik kembali. Dan ia hanya meremas pecahan tersebut hingga membuat telapak tangannya mengeluarkan cairan merah kental.
"Oppa, appa, eomma. Mianhae," isaknya.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top