[1] Rumah

Action World's

Deru napas seolah saling memburu
Detik waktu perlahan berlalu
Aku masih menunggu hal baru
Undangan dari sang admin grup itu.

Bimbang dan bingung menerpa diri
Senyuman mengembang di pipi
Rindu, haru, menyelimuti kalbu
Rasa yang dulu kembali di kala itu.

Keluarga baru ada di hadapanku
Beberapa orang mengenalku
Tapi lebih banyak adalah orang baru
Mereka tampak lucu di mataku.

Ada canda serta tawa
Ada harap dalam do'a
Ada cinta di antara mereka
Suka duka ikut serta di dalamnya.

Rasa iri mulai menyelimuti diri
Semua terasa menyentuh hati
Ada diksi dan narasi
Ada aksi yang tidak bisa aku prediksi.

Action World's
Rumah bagiku dan keluarga baruku
Tempat di mana aku, dia, dan mereka menimba ilmu.
Mendapat pelajaran dan pengalaman baru.

Seuntai kata kurangkai sedemikian rupa.
Sederhana namun aku berharap terlihat sempurna karena penuh makna.

Action world's adalah grup istimewa
Aku bangga menjadi bagian di dalamnya.

📓📓📓


Helaan napas terembus berulang kali, seolah tak mau kalah dengan detak jantung yang menggebu saling memburu satu sama lain. Bukan karena telah berlari sejauh mata memandang atau seluas lapangan bola yang terpangpang. Tapi ini dikarenakan wawancara antara aku dan dia.

Gugup, tegang dan entah apa lagi kata yang pantas untuk mengungkapkan kegelisahanku ketika wawancaranya berlangsung. Ini melebihi tegangnya diriku saat interview di sebuah perusahaan tempat aku melamar pekerjaan. Sederet pertanyaan tak terduga dari seorang wanita bernama Pratiwi Susanti bertengger di papan nama, tertera pula pada pakaian yang ia kenakan.

Sungguh, aku terkejut sekaligus tak habis pikir mendengar pertanyaan-pertanyaan itu. Ini seperti introgasi yang dilakukan seorang polisi pada calon tersangkanya.

Wajahnya memang tak segarang pertanyaannya, akan tetapi wibawanya tetap terjaga dan nada bicaranya mampu membuatku terintimidasi berulang kali.

Aku kembali menghela napas, penuh ketegangan pada otot-otot tenggorokanku yang terasa kaku serta berat meski untuk menelan saliva. Andai saja aku tak termakan iklan dan bujukan dari teman-temanku saat itu. Mungkin saat ini aku tak akan merasakan ketakutan yang dulu pernah hadir berulang kali dalam hidupku setelah menekuni hobi baru.

Meski perjuangan telah aku lakukan, yang namanya penolakan, kekecewaan, kesedihan dan harapan yang kandas di tengah jalan, semua itu pernah aku alami beberapa bulan lalu. Saat aku melakukan hal yang sama untuk belajar dan bergabung dengan sanggar atau grup kepenulisan di dunia literasi.

Begitupun saat ini, aku tak tahu apa yang akan terjadi beberapa detik berikutnya setelah semua wawancara berakhir. Akankah pulang dengan rasa yang sama seperti dulu? Ataukah rasa baru dengan pengalaman baru yang akan kudapat dari rumah megah yang memiliki nama sebesar dunia?

Action World's bagiku itu nama yang keren. Setauku maknanya adalah dunia aksi atau rumah bagi para penghuninya yang memiliki kreatifitas tinggi. Mungkin ini salah satu alasanku, mengapa keberanian yang dulu hilang kini bangkit kembali dan membuatku berdiri di sini. Tentunya harapanku tetaplah sama, semoga aku dapat di terima dan bisa bergabung dengan Action World's.

"Reva, setelah mempertimbangkan semua hal yang berkaitan dengan anda dan dari jawaban yang kami dapat. Saya selaku salah satu pendiri dalam organisasi ini memberitahukan hasil dari wawancara melalui seberkas amplop yang di dalamnya terdapat surat dan kunci untuk membuka pintu utama rumah Action World's."

Aku melangkah maju untuk mengambil amplop yang dikatakan wanita itu.

"Tunggu!" cegahnya yang membuatku berhenti melangkah. Padahal baru satu langkah kaki kananku bergerak maju dan kaki kiriku kini tergantung tak menapak pada lantai.

"Ya Tuhan, apa lagi yang akan wanita ini katakan? Dia tak tahu betapa aku tercekik dengan semua pertanyaanya yang tak bisa aku prediksi sebelumnya," batinku terus bertanya sembari menunggu ucapan dari wanita itu.

"Jika dalam amplop ini kau tidak menemukan sebuah kunci, maka pulanglah. Namun, jika sebaliknya," ia terdiam sejenak, "Tunggu aku datang menghampirimu."

Tak banyak kata yang bisa aku ucapkan untuk menjawab wanita itu. aku hanya menggangguk dan mengatakan kata 'iya' padanya. Setelah itu, dia datang menghampiriku dengan amplop di genggamannya. Secepat saat dia menghampiriku dan melintas di depanku, begitupun dengan amplop itu yang kini telah berpindah tangan padaku.

Suara pintu yang terbuka dan tertutup cukup keras membuat jantungku hampir melompat. Tapi ada hal yang lebih mengejutkan dari sekadar suara pintu itu dan jantung yang hendak melompat. Kini rasanya jantungku berlari kegirangan karena sebuah tulisan 'Selamat datang di sanggar kepenulisan Action World's' dan kunci kecil di dalamnya.

Ingin rasanya aku menari-nari atau melompat setinggi tiang pagar rumah ini. Tapi sayang, semua itu tertahan dan hanya tertuang dalam sebuah senyuman mengebang di pipi saat wanita bernama Pratiwi Susanti, kini kembali menemuiku.

"Selamat dan mari bergabung dengan anggota keluarga lainnya. Perkenalkan dirimu dan bersosialisi dengan mereka sesuai perjanjian kita," ucapnya saat berada di depan pintu utama rumah Action World's."

"Iya kak," jawabku singkat saja seraya menyunggingkan seulas senyum tipis.

Kini pintu di hadapanku terbuka sepenuhnya dan menampakan wajah-wajah tak asing bagiku. Ada beberapa yang aku kenali di sana, mereka adalah teman-temanku di rumah lama kami. Namun, lebih banyak wajah baru yang tidak aku kenali sama sekali.

Ada rasa bimbang dan sedikit bingung meliputi pikirannku. Entah harus mulai dari mana dan dengan siapa aku berkenalan?

Rasa rindu dan haru mulai menyelimuti kalbu. Rasa iri pun terbesit dalam benakku, aku rindu akan rasa yang dulu pernah ada dalam keluarga lamaku. Dan kini, keluarga baru ada di hadapanku, mereka tanpak lucu di mataku. Sungguh, aku tersipu dan sedikit malu melihat keakraban mereka antara satu sama lain. Canda serta tawa mengiringi setiap pembelajaran yang kami ikuti di setiap harinya.

Tak hanya itu, tapi terucap do'a dari harapan serta impian yang ingin mereka wujudkan bersama dalam cinta dan aksi yang tidak bisa aku prediksi sebelumnya.

Action World's, rumah bagiku dan keluarga baruku. Tempat di mana aku, dia, dan mereka menimba ilmu, bersama mendapat pelajaran juga pengalaman baru. Bahkan, tanpa sengaja, kini diriku menjadi seorang perangkai kata sederhana, namun selalu berharap sempurna dan terkesan istimewa, terlebih karena aku bangga menjadi bagian dari penghuni rumah ini.

[29]
~{D.W.Y}~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top