10. we're in the same ship
"Sean, bosan."
Kathryn berguling di atas karpet, sesekali aku liatin wajahnya kayak lagi manyun. Haha, lucu.
Eh, enggak boleh gitu.
Aku enggak heran kenapa dia bisa segampang itu bosannya, Kathryn memang anak yang gampang gabut, jadi di atas kerjaan, harus ada kerjaan lagi. Gitu terus sampe waktunya tidur.
Minggu ini, sekolah masih libur. PR dia juga udah beres semua di minggu pertama libur sekolah (gila, ya, saking gabutnya bisa secepet itu ngerjain PR? Aku mah santai dulu, enggak, sih?). Jadi, di minggu kedua liburan ini, dia lagi-lagi mampir ke rumahku.
Rumah kami agak jauh satu sama lain, tapi setelah dia enggak punya kerjaan, tiap hari dia dateng. Kadang minta aku yang dateng. Ya, enggak apa-apa, sih. Jadi, aku punya temen di rumah. Soalnya anak-anak sini bocil semua.
Sekarang kami lagi ada di ruang keluarga, itu lo, yang biasa dipake nonton sekeluarga.
"Hm, mau ngapain hari ini?" tanyaku seraya sesekali menyeruput nutriasri. "Mau ke taman?"
"Kan kemarin udah," ucap Kathryn.
"Ke mana dong---ke toko buku?"
"Jangan gitu, ih, to be read aku masih numpuk!"
"Ke perpustakaan?"
"Enggak mau, lagi enggak mood diem-dieman sama Sean."
"Hm ...." Netra mataku melirik playstation yang ada di bawah meja televisi. "Pumpkin mau main PS?"
Kathryn berhenti berguling.
Oh, mau marah karena aku kelepasan manggil dia pake petname ya?
Dia menatap dengan mata yang berbinar. Kepalanya mengangguk kencang. "Mau!"
Oh, dia enggak notis aku panggil kayak gitu ternyata, haha. Lucu.
Eh, enggak boleh gitu.
Kathryn merangkak mendekat, terus duduk di samping aku. Aku beranjak dari duduk, menyalakan playstation dan memindahkan setting televisi ke HDMI 2.
Tulisan "playstation" terpampang di layar. Aku mengambil dua stik PS dan memberikan satu ke Kathryn. Dia menerimanya seolah itu adalah nampan berisi makanan (lucu banget---eh, enggak boleh gitu).
Playstation-ku isinya enggak ada apa-apa, sih. Cuma game RPG petualangan yang belum pernah aku mainin, GTA V, The Sims 3, Tekken, WWE, dan Narito Shipudden. Sebetulnya, aku belum pernah mainin playstation, ini punya kakakku.
Karena enggak terlalu ngerti sama hype-nya playstation, aku lebih milih buat ngelirik dan coba merhatiin Katrhyn. Dia lagi terpesona sama layar televisi yang menampilkan game playstation. Senyumnya lebar, mungkin dia bahkan enggak sadar dia senyum selebar itu.
Lucu.
Eh, enggak boleh gitu.
"Sean, mau main ini!" seru Kathryn seraya menoleh ke arahku. Matanya masih berbinar, senyumnya semakin merekah. Aku melirik layar televisi, mendapati Kathryn ingin bermain Harvest Moon.
Aku mengangguk. "Main aja, Pumpkin."
"Ih, tapi single player." Wajah Kathryn berubah murung.
Lucu.
Eh, enggak boleh gitu.
"Haha, main aja!" Aku terkekeh. "Toh, aku enggak ngerti cara mainnya."
Setelah beberapa kali membujuk Kathryn untuk main aja (lah kok jadi aku yang ngebujuk?), akhirnya dia mau main, aku hanya nonton.
Harvest Moon itu game simulasi yang santai. Di situ, pemain bisa berkebun, bisa menikah, dan bahkan ada plotnya. Kehidupan sehari-hari yang dicampur dengan fantasi, tetapi menurutku masih santai buat dimainin.
Kathryn mainnya bersemangat banget. Senyum yang terukir di wajahnya enggak luntur-luntur, dia bahkan sesekali menjelaskan plot game padaku padahal sebetulnya aku juga kan ikut lihat.
Kami udah kenal selama dua tahun, tapi aku enggak pernah bosen liat Kathryn; cara dia bicara, cara dia cerita, senyumnya, tatapannya.
Aku enggak akan pernah bisa merasa puas dengan semua itu.
Eh, enggak boleh gitu.
"Sean!" panggil Kathryn. Buyar dari lamunan, aku berdeham sebagai respons.
"I think I ship both of them!" seru Kathryn seraya menunjuk layar televisi. Dia bermaksud untuk menunjuk karakter yang sedang dimainkannya dan NPC yang kelihatan keibuan tetapi ceria. "They're cute."
Aku mengangguk walau tahu Kathryn tidak memperhatikanku.
Ah.
"Pumpkin," panggilku.
Enggak kuat.
"Hm?" sahut Kathryn.
"Do you know who else are cute?"
"Siapa?"
"Us."
Untuk kali pertamanya setelah beberapa jam bermain playstation, pandangan Kathryn kini tertuju padaku. Wajahnya sirat akan kebingungan. "Eh?"
Kedua ujung bibirku terangkat tulus. "We're cuter than them, no?"
"Eh?" Wajah Kathryn memerah perlahan.
"Yeah. You know how your character is sometimes clumsy and sassy towards people yet sweet towards the girl you're shipping him with? And the girl is just very humble and adorable. Do you know how do they sound like? They sound like us.
"Meaning, technically speaking, you're shipping us."
Wajah Kathryn kini merah sepenuhnya, bagai buah delima yang baru masak. "Sean, ih! Enggak boleh gitu!"
Dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Haha, lucu.
Eh, enggak boleh gitu.
***
716 kata.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top