╰──> ˗ˏˋ 22 Desember: 7 tahun ˎˊ˗
Salju berjatuhan dari langit. Membawa butiran dingin yang siap menempel pada mantel orang-orang yang lewat. Bulan Desember yang dingin juga bulan Desember kedua kunjungan Megumi untuk Ayahnya.
"Bagaimana perjalananmu ke sini tadi?"
"Naik mobil bersama Paman Satoru. Di jalanan banyak sekali hiasan Natal. Pohon-pohonnya dipasangi lampu kelap-kelip. Tapi, suhunya sangat dingin."
Ada detik kesunyian selepas Megumi menuturkan kalimatnya. Sekat kaca kedap suara. Keduanya duduk berhadapan dengan telepon sebagai penyambung komunikasi keduanya. Tipikal bangunan penjara modern pada umumnya. Ada satu petugas yang mengawasi dari pintu. Namun, ayah dan anak itu memutuskan untuk mengabaikannya.
"Paman Satoru tadi membelikanku kue ulang tahun. Enak sekali walau terlalu manis. Aku pikir bisa memakannya bersama Ayah di sini, tapi nyatanya tidak bisa," tambah Megumi sambil menatap sekat kaca tembus pandang di depannya yang tiada celah. Pemberian makanan pada tahanan ada prosesnya tersendiri dan tidak diterima langsung oleh tahanan. Oleh karena itu, Megumi kecewa lantaran rencananya tak terlaksana.
"Ayah nanti akan menghabiskannya. Tenang saja," ucapan dari sang Ayah mampu melebarkan senyuman Megumi.
Obrolan satu arah terus berlanjut. Megumi menceritakan apa-apa yang sudah dialaminya. Tentu saja sebagian cerita Megumi sudah diketahui Toji—berterimakasihlah pada Satoru yang rutin mengunjunginya untuk laporan perkembangan Megumi. Namun, Toji memutuskan untuk menyimak sang putra dengan senyuman yang terlihat seram bagi kaum awam.
Di penglihatan Toji, Megumi bertambah tinggi di umurnya yang ketujuh ini. Walau putranya itu dalam kondisi duduk, tapi Toji bisa merasakan pertumbuhan sang anak dibalik sekat kaca ini. Ya, insting seorang Ayah. Anaknya tumbuh dengan baik.
Toji benar-benar harus berhutang nyawa kepada Satoru karena mampu menjaga Megumi dengan baik. Bahkan sampai memutuskan untuk pindah tempat tinggal agar Megumi terhindar dari perundungan karena nama baiknya sebagai ayah Megumi sudah runtuh.
Megumi benar-benar menempuh kehidupan baru tanpa nama Toji tersemat sebagai walinya. Biarlah Satoru dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas Megumi. Orang-orang di luar sana tak perlu mengetahui soal identitas dirinya. Ya, aman terkendali sampai dirinya keluar dari penjara nanti.
Kini Toji kembali menatap putranya yang masih asyik berceloteh. Menceritakan sekolah dasarnya yang biasa-biasa saja, ada teman yang menyebalkan, hingga ketertarikan Megumi terhadap baseball karena guru olahraga sekolahnya.
"Paman Satoru akan mendaftarkanku ke klub baseball anak-anak."
Kabar gembira. Toji senang mendengarnya. Anaknya memiliki kehidupan yang menyenangkan tanpa dirinya.
Semoga hal ini terus berkelanjutan selama Megumi tumbuh. Selama Toji masih mendekam di sini dan tak bisa menyaksikan pertumbuhan putranya secara langsung. Semoga kehidupan Megumi luar biasa walau tanpanya.
.
.
.
Ayah selalu mendoakan putranya ...
♥ 21 Juli 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top