21:40

Hari ini hari yang aku tunggu! Kou mengajakku pergi setelah dia menembakku kemarin.

Sejujurnya aku masih bingung mau bilang apa padanya, tapi Kana bilang ini saatnya aku menjawabnya.
Duh, semoga hal buruk nggak terjadi hari ini!

.

Aku mencari di sekeliling, tidak nampak figur Kou di sekitar ruang tunggu stasiun. Aku duduk di salah satu bangku, mengecek waktu pertemuan. Aku nggak datang terlalu cepat, kan?

Kereta monorel kedua yang aku lihat mulai berangkat. Semoga Kou tidak lama-lama datangnya. Saat aku melamunkan kereta monorel itu, suara Kou berbisik di telingaku,

"Maaf ya, aku lama..."

Aku hampir terlonjak. Girang. Selebihnya benaran kaget karena suaranya pas sekali di depan telingaku.

"Kou! Jangan ngagetin dong!"

"Eheheh... Maaf deh..." Dia terkekeh, "Ayo berangkat.."

Aku bangkit, berjalan di sebelahnya. Kami mulai ngobrol, sesekali tertawa. Sampai saat itu, aku tidak sadar ada sesuatu yang mengikuti kami.

.

"Ehh.. Kita makan dulu aja yaa?"

"Katanya mau ngikutin dulu!?"

"Gue udah laper tau.."

"Woi lo ikut atau gue tinggal nih?"

"Iya, iya!"

.

Aku bergidik saat melewati bangku-bangku monorel. Sebagian besar penuh. Dan entah kenapa perasaanku tidak enak.

Aku melirik sana-sini. Tidak ada apa-apa. Mungkin perasaanku kali ya?
Kou memanggilku, dia menemukan bangku. Kemudian aku duduk bersamanya, sambil terus diikuti perasaan tidak enak.

"Rin, kok pucat?"

Suara Kou nampak khawatir. Duh, aku harus bilang apa?

"Masa iya? Aku nggak papa kok!"

"Beneran?" Aku mengangguk mantab. "Ya udah... Eh, tapi tadi aku kayak lihat Konoha deh, di stasiun?"

"Iya? Aku nggak lihat tuh.."

.

"Mampus dia ngeliat gue ternyata!"

"Salah siapa lo jalan aja heboh banget!?"

"Kan gara-gara lo minta beli makan dulu, gimana sih!?"

"Nggak. Salah lo."

"Serah, anjir.."

.

Aku berjalan ke counter makanan. Kou sedang mengantri tiket, jadi aku pikir aku akan beli makanan untuk kami nanti.

Dan lagi, hawa itu. Jangan-jangan emang iya, aku sakit kali ya? Kok merinding terus daritadi?

.

"Eh Kon, kok gue merinding ya?"

"Lo alergi AC bioskop kali."

"Enak aja! Gue nggak senorak lo ya!"

"Gue nggak norak woi!"

"Udah ah berisik! Ntar ketauan!"

"Baidewei, gue ngerasain ada yang lagi ngikutin kita..."

"Nah?"

.

"Ebuset, beneran pergi bareng mereka!"

"Anjay, gue nggak nyangka, diam-diam menghanyutkan juga dia!"

"Eh tapi ngerasa nggak sih, mereka kayak bukan lagi ngedate? Malah kayak mau begal orang?"

"Hm, iya juga..."

"Lo orang ngapain di sini?"

.

Filmnya sudah mulai. Pintu teaternya juga sudah dibuka. Tapi ini Kou kemana sih? Tadi bilangnya mau ke toilet sebentar.

Aku masih mondar-mandir di lorong. Mas-mas penjaganya sudah tiga kali bertanya aku mau masuk atau tidak.

Ya ampun, Kou! Kamu ke mana sih!?

.

"Eh, kok Rin nggak masuk? Si Bokuto ke mana?"

"Mana gue tau! Tiba-tiba aja udah ilang itu owel emo!"

"Kita nggak sekalian nonton nih?"

"Gue nggak ada duit!"

"Kismin kau..."

"Bicik ya..."

.

"Eh..? Bok lo juga ngapain di sini?"

"Nonton lah. Lo semua ngapain? Nguntit gue?"

"Bukan! Nguntit mereka noh..."

"Eh? Konoha? Yukippe?"

.

Ugh, bodo amat Kou! Aku nonton sendiri aja deh!

Akhirnya aku masuk dengan muka kesal. Iya! Kesal pada Kou dan kesal pada mas-mas itu! Dia tertawa saat aku akhirnya masuk seorang diri. Ugh, malunya!

Bodo amat deh! Makanannya aku makan semua, biar Kou nggak kebagian!

.

"Lah? Si Bok gimana dah tuh? Masa Rin nonton sendiri?"

"Tuh kan, Bokuto emang kaga kreatif jadi cowo..."

"Lo juga! Kaga kreatif, bokek, hidup lagi!"

"Nggak nyambung anjir--"

"Hey hey! Kalian mau nonton juga???"

*gasp!*

.

Entah kenapa satu jam lewat begitu saja tanpa aku paham betul ini film tentang apa ceritanya. Mungkin karena sudah terlanjur badmood kali ya?

Ya memangnya salah siapa aku jadi nonton sendirian!?

Aku bergegas keluar, langkahku agak keras, hampir menggema di karpet lorong. Saat aku belok keluar bioskop aku melihat Kou yang seolah biasa saja, tidak terjadi apa-apa!

Aku kesal! Ih!

Namun seketika lenyap saat tahu dia sedang bersama siapa.

.

"Hai Rin!"

"Y-yo, Asagi!"

"Tau nggak Rin-tan? Mereka buntutin kita daritadi!"

"Kami juga dibuntuti woi!"

"Habisnya kalian pergi bareng, siapa yang nggak curiga?"

.

Tunggu deh.

Astaga ya ampun, entah aku harus tertawa atau marah, ternyata mereka toh!

"Mbak Shiro! Konoha-kun!" Aku memukul pundak mbak Shiro. Balasan karena membuatku tidak tenang!

"Komi-kun, Sarukui-kun, sama Onaga-kun juga!" Aku menyapu pandang ke ketiga orang sisanya.

"Hai Kak Asagi! Lain kali aku yang ajak kakak nonton ya!"

"GAK"

"Ya elah kak Bok, pelit amat jadi orang..."

Tanpa sadar aku tertawa pelan. Aduh, ke mana kesalku tadi? Hilang lenyap lho.

"Seneng ya, pergi nonton berdua?" Mbak Shiro mengerling padaku.

Hah, apanya yang berdua?

Aku menatap Kou kesal, "Iya. Berdua."

Kou garuk tengkuk, "Maaf ya Rin-tan...?" Dia mencicit takut.

"GAK!"

"Mampus."

"Diem ah lo Kon!"

Aku balik bertanya ke mbak Shiro, "Tadi katamu kalian juga dibuntuti??"

Mbak Shiro menepuk keras punggung Komi-kun, "Iya, nih ada monyet nakal ngikutin. Dikiranya gue sama Konoha mau kencan..."

"Ya kan kita cuma mastiin kalian pacaran atau engga!" Komi-kun melipat tangannya.

"Dibilangin engga ya engga! Bocil!"

Entah kenapa, Komi-kun dan Konoha-kun jadi jambak-jambakkan kayak cewek lagi berantem.

"Jadi ceritanya mbak Shiro sama Konoha-kun nguntit aku sama Kou? Dan mereka malah ganti dikuntit kalian?" Aku bertanya ke Sarukui-kun.

"Ya gitu..." Sarukui-kun menjawab sambil ngakak.

"Dasar sialan..." Konoha-kun ngedumel.

"Terus, kalian mau ke mana lagi? Biar kami ikutin nih!" Tanya Onaga-kun.

"Ya jangan ngikutin laah Onaga! Nggak tau yang namanya privasi??"

"Ea, pasti si Koutarou ganteng udah nyiapin momen romantis dan gak boleh diganggu siapapun, kan???" Komi-kun melirik Kou sambil senyum-senyum. Kou marah sambil ngeblush. Lucunya.

"Itu ninja KW juga udah nyiapin serprais???" Sarukui-kun merangkul Konoha-kun yang makin kesal.

"Apaan Serprais? Ga usah aneh-aneh deh lo ya!"

"Wey, sans dong bos!"

Saat mereka sedang asik adu mulut, kulihat Kou sedang memandangiku. Aku terkesiap. Antara malu, tapi matanya yang kelewat bagus itu tidak bisa kuabaikan! Uhh, Kou kamu curang!

Dia mendekat, berbisik pelan, "Mau pergi?"

Suaranya dalam banget! Aku nggak kuat lama-lama ditatap begitu!

Refleks aku mengangguk. Dia tersenyum. Manis banget.

Dia menggandeng tanganku dan mengajakku lari dari sana. Aku tidak begitu ingat lagi setelah itu. Kalau boleh lebay, gravitasi dari pupilnya yang sewarna emas itu sudah menarikku semakin jatuh, jatuh, jatuh pada pesonanya.

Ya ampun, kok kamu ganteng banget kayak abang Kouki sih??

=00=

Saia geli sendiri nulisnya. Moga nggak alay!
Dan apakah ini cukup jelas ceritanya? Sengaja nggak dibuat satu narasi panjang dan terpotong-potong gitu sih, ehe...

Bonus yah:
Asagi Rin.

Entah ngapa, saia ngerasa imej Rin berubah-ubah terus :"

See u next time!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top