Part 1 | Big mama
Happy reading, jangan lupa komen ya ❣
+cast+
Ari & Tia
Ide Yuta memang luar biasa tapi keterlaluan. Dia memang seorang pengangguran setelah dipecat dari pekerjaan sebelumnya, tapi bertransformasi dari cantik ke jelek demi pekerjaan? Huh! Jisoo tak yakin dirinya sanggup melakoni peran si Ugly Kim.
“Perfect! Yuta berdecak puas melihat hasil make over Ari. Ari, teman mereka, si penggila makeup dan lulusan terbaik perguruan tinggi kecantikan. Selain minta bantuannya demi membuat Jisoo jelek, Yuta rela merogoh saku lebih dalam, memaksa Jisoo pasang gigi kawat. Sempat ditolak yang kemudian diterima karena iming-iming, Dua bulan ke depan flatmate aku yang bayar!
Segampang itu merayunya.
“Terus aku? Dibayar apa?”
“Makan malam.”
“Nggak mau!” Ari tak butuh makan malam, dia butuh duit. Kalau makan malam satu bulan penuh, aku tak masalah. Itu namanya menguras kantong Yuta dalam sekejap.
“Nanti gaji pertama, kamu kutraktir,” kata Jisoo mengagetkan Yuta saat melihat senyumnya. Bukannya kelihatan jelek, dia malah kelihatan cantik. Astaga, temannya ini.
“Dont smile, Kim Jisoo!!!!”
♨♨♨
Yuta melihat area pakir kantor yang sepi, kemudian melihat Jisoo, memastikan bahwa temannya itu telah bertransformasi menjadi si Ugly Kim bukan si cantik Kim.
“Beneran nggak punya kenalan di sini?”
Jisoo yang sibuk berkaca menyahut, Lupa.
“Sialan, Jis! Dijelekin bukannya kelihatan jelek malah ....”
“Aku emang terlahir cantik, Yuta. Thanks to Mama and Papa.”
Yuta sedikit menyesali ucapannya barusan. Tapi memang benar, Jisoo masih terlihat cantik meski wajahnya sudah didampul makeup yang tidak kontras dengan kulitnya. Seenggaknya gadis itu lumayan kelihatan jelek, yah, semoga tidak ada yang mengenalinya.
“Nih, pake kacamata!” Jisoo menerima kacamata merah itu sambil mengernyit jijik. Kenapa harus warna merah? Ada banyak warna kacamata kenapa juga harus warna merah? Dia, kan, tidak terlalu suka warna merah.
“Biar kelihatan udik,” katanya sambil mendorong pintu mobil. Sebelum keluar, ia kembali menengok Jisoo memastikan temannya itu si Ugly Kim. “Buruan! Hwasa paling tak suka menunggu.”
Aktivitasnya terhenti, isi kepalanya tiba-tiba terpikirkan satu nama yang baru disebut oleh Yuta.
“Hwasa?!”
Tidak pernah terlupakan olehnya insiden kesalahpahaman yang berujung adu jambak di pusat perbelanjaan bulan laluralat! Hampir satu setengah tahun lalu. Jisoo meringis, berdiri sebelah Hwasa, sosoknya terlihat mencolok dengan pakaian kantor pass body, sementara dia terlihat seperti seorang babu.
Gara-gara cemburu, dia sampai salah menyerang orang. Perasaan malu masih menghantuinya meski sudah satu setengah tahun berlalu. Demi apapun, Jisoo sudah minta maaf ke Hwasa atas insiden kesalahpahaman antara mereka.
“Yuta payah,” ledek Hwasa mengawali obrolan mereka di dalam lift. Sambil melirik Jisoo, melihat dandanan gadis itu dari atas sampai bawah, senyum mengejek terlintas di wajahnya. “By the way,” ucapannya mengantung sekian detik, “cakaranmu masih bekas di kulit”
“Sumpah! Aku minta maaf, aku kalut waktu itu, seriusan!”
Hwasa tertawa keras. “Relax, Pretty. Kamu sudah minta maaf. And yeah, kalian berdua—I mean, kamu sama Yuta payah.” Tubuh seksinya menghadang Jisoo, bola mata hitamnya dan gelap menatapnya serius. Pantes saja Hwasa jadi HRD, pribadinya tegas, punya tatapan diskriminasi, dan ekspresi bad bitch-nya ketara sekali. “Demi kerjaan kamu rela jadi jelek?” Kan, ketahuan padahal baru mau mulai.
Jisoo mengangguk pasrah. “Bosen nganggur, Sa,” akunya.
“Gegara istri mantan Bos kamu itu?”
“Iya! Rese banget. Tapi nggak papa, seenggaknya aku bebas dari rayuan si botak!” Membuat Hwasa tertawa. Untung di lift isinya cuma mereka berdua, kecuali si pengawas di balik kamera cctv.
Puas tertawa, Hwasa berdehem kali ini ekspresinya back to bad bitch. “Kalau mau jadi bagian dari perusahaan, jangan pernah perlihatkan kecantikanmu sama Bos. Itu peraturan baru-baru ini setelah sekretaris terakhir dipecat.”
“Karena cantik?” Jisoo pernah bertemu sekretaris dari perusahaan Lee Group sebelumnya. Sebagai mantan sekretaris, dia pernah mengikuti perkumpulan dengan beberapa sekretaris dari berbagai perusahaan. “Lagian aneh banget. Biasanya bos suka sekretaris cantik.”
“Bukan kemauan bos, tapi kemauan Madam,” jelasnya.
“Madam?”
“Our Big Mama.” Seringainya bersamaan dengan pintu lift terbuka lebar. Hwasa dengan seksinya berjalan memimpin Jisoo menuju ruangan yang dia yakini tempat Big Mama.
“Silahkan masuk,” ucapnya mempersilahkan Jisoo masuk. “Jangan jadi cantik kalau mau kerja di sini,” sekali lagi dia mengingatkan, “buat dirimu senyaman mungkin.”
Dari parkiran sampai lantai teratas, Jisoo banyak menjumpai karyawan berwajah cantik dan tampan—mungkin dia satu-satunya berwajah jelek, maybe?
Jisoo mengangguk semangat sebelum masuk dia sempat berucap, “Nice butt, Bitch!” matanya mengedip singkat.
Hwasa dengan bangga menepuk bokong seksinya. Bokong itu juga yang sempat membuat Jisoo cemburu setengah gila satu tahun lalu.
♨♨♨
Memasuki ruangan, bulu romanya langsung meremang hebat begitu menyadari nuansa horor ruangan, padahal design ruangan sangatlah mewah dan cantik. Di luar ruangan ada dua bodyguard bertubuh kekar, berdiri samping kanan-kiri pintu, dengan setelan jas hitam, dan kacamata super nyentrik.
Masuk ke ruangan, Jisoo tetap menemukan pria dengan setelan sama, kali ini jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya, empat orang. Dua berdiri sama persis kayak dua pria di luar, sementara satu berdiri dekat sofa, sisanya berdiri sebelah singgasana yang dihuni sosok wanita cantik, seksi, nan anggun.
Big Mama?
“Kim Jisoo, right?” Jisoo mengangguk cepat sambil berjalan pendek mendekat. “Not bad,” gumam beliau melirik singkat ke arahnya. Hanya lewat lirikan saja Jisoo merasa ditikam dari depan. Aura wanita itu jelas tidak main-main, Jisoo yakin beliau punya kedudukan tinggi di perusahaan.
“Oke, tidak perlu basa-basi.” Beliau mengangkat kepala dengan gaya slow motion. Jisoo menelan saliva dalam-dalam, mendadak grogi bertatap muka dengan nyonya besar.
“Setelah membaca isi riwayatmu, saya pikir oke, boleh juga.”
Wajahnya berseri bahagia tanpa senyum. Itu karena Jisoo ingat pesan Yuta supaya tidak senyum. Ah, sial!
“Tapi ...,”
Ucapannya mengantung diikuti gerakan tangan memberi kode salah satu bodyguar supaya memperlihatkan sesuatu kepada Jisoo. “Daftar nama perempuan yang diperbolehkan mengunjungi Putraku,” sambungnya.
Ada sepuluh daftar nama perempuan beserta foto tercantum di dokumen. Jisoo membaca dan mengamati foto-foto cantik ke sepuluh perempuan.
“Nomer satu perempuan paling istimewa. Dia memiliki segala wewenang free in and out ke kantor Putraku.” Beliau menambahi, “kamu saya kerjakan untuk menjadi sekretaris CEO Lee. Selain mengurusi hal-hal penting tentang kantor, kamu perlu mengatasi kebiasaan jelek Putra saya.” Selama big mama menjelaskan sistem kerja, Jisoo melihat lagi isi dokumen memastikan bahwa dia harus mengingat beberapa hal penting terutama foto-foto cantik perempuan yang memiliki izin bertamu.
Wow!
Sungguh, dia langsung tergiur dengan sekali melihat foto calon bossnya. Pantes saja big mama mewanti-wanti anaknya agar tidak berhubungan dengan perempuan cantik kalau ternyata anaknya seganteng ini.
Ish ish ish, ingatkan Jisoo supaya tidak menjadi wanita ular saat bertemu CEO Lee.
CEO Lee Taeyong
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top