Opening - [Pembuka]
Gelapnya jalanan malam diterangi lampu-lampu jalanan, angin bertiup hingga masuk dan membuka jendela paksa ke salah satu ruangan. Di dalam sana terlihat ada seorang pria yang menjatuhkan wanita dengan surai ungu di atas ranjang... Secara paksa.
Ada bekas pukulan di pipi wanita itu dan ekpresi menahan tangis begitu. Si pria terus meyakiti nya sampai-sampai wanita itu refleks atau tak sengaja melawan balik, pria itu jatuh dari ranjang dan gelas di meja pecah melukai tangan nya.
"Kurang ajar kau!? "
Punch!
Pria itu menghajar muka wanita bersurai ungu ini.
Ia nampak tidak bisa melawan ketika kedua tangan nya ditahan oleh tangan kekar dari si pria.
"Kau harusnya beruntung memiliki tunangan--tidak, suami sepertiku. Keluargaku kaya dan kedua orangtuamu juga setuju akan itu.. "
"Beruntung kau ini cantik, dan juga seksi.. "
"...... " Si wanita menahan tangis nya, salah satu tangannya bergerak ke balik bantal.
"Diam. Dan layani aku..! "
Jdaaar..!
Guntur dan angin kuat membuka jendela ruangan secara utuh. Ada bayangan terpantul dari pancaran guntur barusan.
"A-a-.. " si pria membeku dengan gunting di tenggorokan nya, wanita surai ungu itu hanya diam menatap kosong ke tunangan... Yang ia bunuh.
Raga kosong laki-laki ini tergeletak di atas ranjang tempat tidur, pakaian gaun dari si wanita basah akan darah yang keluar tanpa henti dari si pria. Ia menatap kedua tangannya yang kotor. Belum sepenuhnya sadar dengan apa yang ia lakukan, hingga ada suara langkah kaki dari luar kamar.
"Sheren, apa yang terjadi? Kalian berdua baik-baik saja? Pelayan bilang mereka mendengar suara pecah.. "
"Sheren!?? "
Si wanita surai ungu yang diketahui bernama Sheren ini langsung sadar apa yang baru saja ia perbuat. Dengan panik mencabut gunting yang ia gunakan untuk membunuh tunangannya sendiri, matanya mendapati jendela yang terluka tanpa banyak pikir Sheren meloncat keluar dan turun dengan hati-hati dari lantai 2 kediamannya.
Walau sempat kesakitan karena salah langkah, Sheren bangkit dari jatuhnya setelah mendengar suara teriakan mama nya dari lantai 2.
..
Hujan membasahi jalanan kota tempat Sheren tinggal, kacamata yang ia kenakan basah dan sulit untuk melihat, darah di kedua tangannya telah hilang berkat hujan yang deras.
"........ " wanita itu berjalan linglung tanpa arah tujuan.
Dia baru saja membunuh, tapi entah kenapa ia tidak merasa bersalah. Mungkin karena itu adalah keinginannya. Sheren Scene hidup di keluarga terpandang, lumayan kaya sampai terkenal di kota. Tapi itu adalah hal buruk untuk kehidupan wanita surai ungu ini. Selama Sheren berada di keluarga itu ia selalu diminta untuk menjadi perempuan sempurna, semua kehidupannya telah ditetapkan kedua orang tuanya. Mau itu dalam belajar, bidang olahraga bahkan pasangan.
Sheren sudah mencoba untuk menolak tapi kedua orang tuanya malah menyakiti anak mereka sendiri.
"........ "
Sheren berhenti di depan lorong gang yang sangat gelap, tangannya memegang gunting yang sempat ia gunakan untuk membunuh tadi. Tanpa ada alasan untuk berhenti, ia mengarahkan benda berbahaya itu ke lehernya, rasa takut membuat Sheren sempat berhenti tapi itu tidak menghilangkan niatnya buat bunuh diri.
Itu memang bakal sakit tapi setidaknya Sheren dapat berhenti dalam kehidupan buruk yang ia alami.
"..... ---"
CRUAK!!!
Sheren.
Sheren... Scene!
".....!? " Sheren membuka matanya. Ia terkejut dengan suara panggilan yang ia dengar, tapi dengan cepat kembali ke awal dimana ia mau bunuh diri tadi.
"Apa yang---? "
Gunting telah hilang dari tangannya. Pertanyaan langsung mendatangi pikiran wanita surai ungu ini setelah melihat ia berada di padang pasir.
"Ini... Dimana? "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top