MeTrollGirl || Just One Yesterday

Just One Yesterday ~ Fall Out Boy
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

I thought of angels choking on their halos,
Get them drunk on rose water
See how dirty I can get them, pulling on their fragile teeth
And clip their tiny wings

Alex masih ingat betul bagaimana gadis-gadis secantik bidadari tersebut menyodorkan diri kepadanya, jatuh ke dalam pesonanya. Ia juga tidak lupa bagaimana ia merusak mereka, membuat mereka pergi dari hidupnya dan mengatainya gila. Hei, sama sekali tidak ada yang salah dengannya. Ia hanya berusaha mencintai gadis-gadis tersebut dengan caranya sendiri.

Tetapi Hayley berbeda dengan mereka...

If heaven's grief brings hell's rain,
Then I'd trade all my tomorrow for just one yesterday

Gadis berambut hitam pekat itu adalah satu-satunya gadis yang tetap bertahan di sisinya, tak peduli seberapa buruknya dia. Meskipun Alex sering membuatnya menangis saat mereka bertengkar, tak sekalipun gadis itu mengutarakan keinginannya untuk pergi. Ia tahu betul, tangisannya adalah satu-satunya cara untuk meredam amarah pria itu.

Hayley memahami cara Alex untuk menunjukkan cintanya, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua tahu bahwa cara yang mereka gunakan untuk mencintai seseorang memang berbeda. Namun entah mengapa orang-orang menganggap cinta mereka sebagai sebuah hal yang destruktif. Maka, ketika kemarin terjadi pertengkaran hebat di rumah yang mereka tinggali, para tetangga memutuskan untuk memanggil polisi. Alex pun ditangkap atas tuduhan melukai Hayley. Sekarang sudah dua hari ia meringkuk di balik jeruji besi.

Memang, rasanya damai ketika tak ada pertengkaran di antara Hayley dan dirinya. Namun rasanya ada yang kurang. Jiwanya serasa kosong.

Ia merindukan Hayley, juga pertengkaran mereka berdua.

***

If I spilled my guts
The world would never look at you the same way

Hayley tahu betul, semua gadis menganggap kekasihnya adalah seorang pria yang sempurna. Ia juga tahu bagaimana para gadis begitu memujanya bak dewa yunani. Tetapi satu hal yang mereka tidak tahu, Alex adalah pria yang berbeda.

Entah sudah berapa ratus kali pria tersebut melayangkan pukulan, sayatan, atau sundutan ke tubuh kecilnya, tetapi ia masih tetap bertahan di sisi pria tersebut. Beberapa mantan Alex sudah menyuruhnya untuk pergi saja, tetapi Hayley menolak. Mereka selalu menganggap Hayley hanyalah seorang gadis lemah yang hanya bisa tunduk dalam kuasa Alex, padahal itu salah besar.

Gadis berambut hitam pekat itu sama buruknya dengan kekasihnya.

Ketika Alex membentaknya, ia akan balas membentak. Ketika Alex memukulnya, maka ia akan membalasnya tiga kali lipat. Bahkan ketika Alex diam saja, ia akan mencari-cari kesalahan kekasihnya dan memulai pertengkaran di antara mereka. Ia sangat menyukai pertengkarannya dengan Alex. Ia menyukai bagaimana mereka memaki, melukai satu sama lain. Dan seperti yang sudah-sudah, akhirnya ia akan menangis dan mereka berdua bermaafan, menghujani satu sama lain dengan kalimat 'aku mencintaimu'.

Ia tahu hubungan mereka memang tidak sehat, tetapi ia menyukainya. Ia sangat mencintai Alex, begitu pula sebaliknya. Tetapi sepertinya orang-orang tidak berpendapat sama dengannya. Mereka malah membuat Alex dijebloskan ke dalam penjara. Bahkan orang tua dan sahabatnya menyuruhnya untuk melupakan Alex, menjadikan pria itu masa lalu buruknya.

Kini sudah dua hari ia tidur tanpa kekasihnya. Dua hari tanpa bentakan, tanpa makian terlontar dari bibir Alex. Meskipun ada perasaan tenang di hatinya, tetapi ada rasa hampa yang mengimbanginya. Ia merasa kosong tanpa adanya Alex di sisinya.

Maka di malam yang dingin ini, gadis itu memakai jaket wol-nya lalu berlari keluar rumah. Ia harus menyusul kekasihnya. Harus.

***

"Berhenti, nona! Anda tidak boleh memasuki daerah ini!"

"Persetan dengan itu semua! Aku mau menemui Alex Harding, sekarang!"

Keributan di luar membuat Alex terbangun dari tidurnya. Matanya seketika terbelalak ketika telinganya menangkap suara seorang gadis yang familier. Hayley?!

"Hayley?!" ia bangkit dari posisi duduknya. Tangannya mencengkeram jeruji besi yang dingin. "Hayley, dimana kau, sayang?"

"Alex? Aku disini!" pada saat yang bersamaan seorang gadis merangsek masuk ke tempat para tahanan. Ia langsung menghambur ke dalam pelukan Alex. Tak terkira betapa leganya pria tersebut ketika ia mencium aroma khas tubuh Hayley.

"Damn, I miss you so much," gadis itu memeluk kekasihnya seerat mungkin meskipun dadanya sakit lantaran tertekan jeruji besi.

"Miss you too, sweetheart," Alex mengecup puncak kepala gadis yang amat disayanginya tersebut. Tak lama kemudian dua orang polisi datang, memisahkan mereka berdua.

"Lepaskan aku!" Hayley meronta-ronta.

"Anda harus pergi dari sini atau Anda akan terkena masalah serius, nona," ujar salah seorang sipir.

"Aku tidak mau! Tempatku disini!"

"Nona..."

"Kumohon, Tuan Wilson," ujar Hayley sesaat setelah melirik badge nama sipir tersebut. "Aku sama buruknya dengan Alex. Penjarakan aku bersamanya."

"Apa maksud Anda?" Harold Wilson, sang sipir kebingungan dibuatnya.

Hayley melepaskan kedua lengannya dari cengkeraman dua sipir tersebut. Ia berjalan menuju Alex. Tangannya bergerak menyibak baju tahanan yang dikenakan Alex. Napas kedua sipir itu tercekat begitu melihat banyaknya luka di tubuh Alex.

"See?" Hayley mengangkat alis. "Akulah yang melakukan ini semua. Aku sama buruknya dengan dia. Jadi tolong, penjarakan aku bersama dia."

Harold Wilson tercengang sesaat. Ia benar-benar tak menyangka gadis berambut hitam ini bisa melakukan hal yang cukup mengerikan seperti itu.

"Kalian memang pasangan gila..." gumamnya. Ia membuka pintu penjara, kemudian mendorong Hayley ke dalamnya dan menutupnya lagi. Setelah itu ia mengajak rekannya pergi.

"Apa yang kau lakukan, sayang?" Alex terperangah.

"I'm a bad news, so as you. I deserve this," Hayley menyahut santai. "Dan aku ingin tetap bersamamu, Alex."

"Tapi kau... bagaimana dengan orang tuamu, Hayley? Sahabatmu? Kau akan kehilangan mereka. Kau akan dicap buruk oleh mereka. Kau bisa kehilangan seluruh hari esokmu hanya karena aku, seorang pria buruk dari masa lalumu!"

"Aku tahu," gumam Hayley. "But how if I'm ready to trade all my tomorrows for just one yesterday?"

Lagi-lagi Alex terperangah dibuatnya. Direngkuhnya gadis tersebut ke dalam pelukannya, lalu diciumnya bibir merah itu dalam-dalam.

"I love you, sweetheart. I always do."

I want to teach you a lesson in the worst kind of way,
Still I'd trade all my tomorrows for just one yesterday
• • • • • • • • • •
THE END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top