martabakmal || A Clue from an Angels
Balonku ~ Folksong
• • • • • • • • • • • • • • • • •
Pria berwajah berantakan itu sudah beberapa malam terakhir ini selalu menyendiri di taman, duduk di ayunan sambil meneguk bir kalengan sampai pagi.
Frustrasi karena diPHK secara sepihak padahal sedang dalam puncak karirnya, ditinggal pacar yang kawin dengan orang lain padahal mereka sudah janji untuk saling komitmen, kontrakan rumah hanya tersisa satu bulan lagi sebelum akhirnya kadaluarsa, hidup sebatang kara tanpa punya keluarga, bahkan teman-temannya pun tidak bisa berbuat banyak untuknya.
Semua yang ia bangun susah payah hancur hanya dalam hitungan minggu, padahal dia tidak berbuat aneh-aneh, hanya saja nasibnya sedang apes.
Malam ini pun ia masih saja bercumbu dengan heningnya taman, berselimutkan dingin dan menganggap ayunan sebagai singgasananya.
"Life swing your feeling, swing swing swing away," senandungnya terus terlantun berulang-ulang dari mulutnya yang sudah mulai dikelilingi banyak rambut, pagi pun tiba tanpa ia sadari.
Hari itu taman berubah ramai lebih cepat dari biasanya, anak-anak menyambut minggu dengan penuh semangat, membuat buyar semua ketenangan yang sedang seseorang nikmati.
Pria itu berdiri dan menatap anak-anak itu dengan nanar.
"Enaknya...," gumam pria itu sambil memasang wajah sedih, dia lalu berjalan pelan sambil menahan huyungan kaki yang tak singkron satu sama lain.
Anak-anak yang belum tercemar dunia, bersenang-senang, bermain dan bernyanyi dengan riangnya.
Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru
Meletus balon hijau, DOR! Hatiku sangat kacau
Balonku sisa empat, ku pegang erat-erat
Tersentak dia bersamaan dengan bunyi "Dor!" yang anak-anak itu serukan, lamunannya hilang berganti renungan.
Sebuah lagu berakhir dengan tawa riang dari anak-anak itu, mereka hanya menyanyi tanpa pernah tau bahwa lagu itu akan membuat seorang pria yang sedang putus asa terdiam dan membatu.
"Apa itu yang barusan?" tanyanya pada diri sendiri, ekspresi wajahnya yang semula terlihat bingung kini berubah drastis, senyumnya merekah tanpa ia sadari.
Sial! Kenapa aku menangisi balon yang sudah pecah? Bukankah masih ada sisa balon yang harus ku pegang erat-erat?
Pria itu lalu berlari, "Setidaknya 'balon' semangatku masih belum pecah!"
Sampai juga ia di rumah yang hanya memiliki sisa umur beberapa minggu lagi, dibenahinya penampilan diri yang sudah mulai tak rapi sambil terus berpikir untuk memulai sesuatu agar hidupnya bisa terus berjalan.
Pada hari itu matilah seorang pria pesimistis, sementara seseorang yang benar-benar baru berhasil terlahir kembali.
• • • • • • • • •
• THE END •
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top