Bagian 7. Siluman halilintar menyerang

Author POV

Hutan. --. --












Splash!? Drt!! Trek!?

Pelindung yang melindungi Chandra dan Gina retak oleh hantu banyu.

"G-Gina.."

"Bersiaplah. Karena aku sudah siap.. "

Chandra meneguk air liurnya susah, menunggu roh wanita itu menghancurkan pelindung mereka.

"Aaaa AAAAA!!"

Hantu banyu melompat kuat menghantamkan wajahnya ke pelindung, darah merah yang sangat kotor darinya berhasil memecahkan.

Aaaa AAAAA..!

"Sial. Kenapa aku selalu sial sih!? " pikir Chandra.

Pemuda itu mengeluarkan cahaya kuning menyilaukan yang menyakiti mata hantu banyu. Chandra otomatis berpindah ke samping, dibelakangnya ada Gina yang merapalkan mantera penyegelan. Banyak rantai astral yang menyegel hantu banyu dan menjatuhkanya ke bawah.

"Aaaa AAAAA!? Aaaa AAAAA!!! " hantu itu memberontak ditengah danau yang ia buat sendiri, rantai-rantai astral mengekangnya satu demi satu, air berkumpul ke tempatnya seperti terserap.

Gina melompat turun ke bawah dimana tidak ada airnya, ia berpikir jika ini adalah kesempatannya. Satu kertas jimat dari kantong roknya diambil Gina. "Cahaya suci, cahaya pendekat surga. Cahaya ilahi, cahaya penerima wahyu. Tenangkan jiwa yang penuh dosa ini, buat dia nyaman disana... "

Exorcist Magic : Chain Seal's

Truang?!

12 rantai energi keluar dari tanah, mengengkang kuat hantu banyu.

Aaaa AAAAA.......

"...... Dia lenyap? " tertegun Chandra.

"Ha, Ha, ha--"

"Gina..! " panggil Chandra mendekati Gina jatuh kehabisan tenaga.

"T-ternyata aku lemah. Mudah habis tenaga.. "

"Itu tidak ada hubungannya kuat dan lemah. Yang pasti saat ini adalah kau berhasil, Gina.. "

"Terimakasih.. " senyum Gina.

"Aaargh, hantu tadi benar-benar membuatku takut. Aku tidak bisa berenang, tahu.? "

"!? Siapa?! "

Tap, tap, tap..

Sesosok setinggi 2 meter lebih dengan armor hitam tengkorak biru keluar dibalik pohon. Dia adalah satu dari tiga siluman halilintar yang mengejar mereka.

"Dia anak buah profesor.. "

"Aku akan langsung saja membunuh kalian biar cepat juga bertambah kuat.. "

Huzzz!!

Ia berpindah cepat ke samping Chandra serta Gina.

"Mati kalian! "

"Hmp?!"

Daar!

"!? " Chandra sempat membawa Gina untuk bersama-sama menghindar. Cahaya kembali keluar dari badan pemuda itu, menyakiti mata siluman armor halilintar.

Gina memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan perpindahan dimensi ke dunia nyata.

"Ha, ha, ha. T-tadi hampir sekali. Chandra, makasih buat menyelamatkanku... Lagi? "

"........ " Chandra tidak ada di tempat.

"Chandra...!? Chandra! "













Gudang Beras. --. --













Erna menggunakan pahanya untuk dijadikan bantal bagi kepala Agus, yang orangnya masih tak sadarkan diri.

"Kak Agus, tidurnya nyenyak sekali. Mukanya juga lucu.." terkekeh Erna. "Perasaan apa ini? Erna ingin sekali bermain dengan muka kak Agus, " Erna terlihat beberapa kali mencubit pipi dan hidung.

"Umm?! "

"! "

"A-aku ada dimana? Erna? "

"...... " Erna hanya diam dengan mukanya memerah. Agus bangun sendiri dan memegangi kepalanya.

"Ternyata semuanya bukanlah mimpi.."

"K-kak Agus sudah baikan? "

"Ya. Apa kau yang memberikanku penyembuhan Erna? Makasih banyak.. "

Agus berdiri.

"Kak Agus?? "

"Kita harus berkumpul dengan yang lain, secepatnya.! "

"Hmm.. "

"Kau bisa berdiri? " tanya Agus menawarkan tangan. "Terimakasih banyak, ka--? "

"---Urgh!? "

"K-kakak??!"

Bruk!

"Ugh~~. Aku lupa dengan penyakitku. Sial~~"

"K-k-k-kakak Agus!?? " Erna yang ditindih hanya bisa pasrah dengan berat badan Agus, orangnya pun mungkin terlalu fokus ke sakit kepalanya.

Drap, drap!

"...? "

"S-suara apa..itu---?? "

Daer?!

"ARGH!? Ketemu kalian, anak-anak nakal! " raung siluman kadal halilintar masuk ke gudang.

"........ "

""........ ""

"Apa yang kalian lakukan dalam posisi itu? Buatku iri? Itu mustahil walau aku ini jones sejati sebelumnya.. " kata siluman itu.

"A-apa y-yang kau b-bicarakan.?" bingung Agus setengah sadar.

"Tapi tetap saja aku kesal. Maka dari itu terimalah Nafas Halilintar milikku! "

Roar......!?

"Bahaya?! "

Erna menyelipkan satu jimat ke tangannya lalu ia tempel ke tanah, pelindung energi dengan cepat tercipta menggurung keduanya dan menangkis serangan musuh.

"Nafas Halilintar milikku... Ditangkis? "

"M-maaf, Erna.. " ucap Agus bangun dari atas gadis muda berambut hitam pendek ini. "E-Erna tidak apa kok, kak--"

"--Sekali lagi! "

Thunderstorm Breath

"Kh. Apa salah kami sampai kau memburu kami, HA??! "

Pras!!?

Aura biru yang sangat besar memberi Agus kekuatan, dengan tinju andalannya serangan siluman kadal itu dihancurkan.

"Mustahil!?"

"Berhenti membuat masalah, kadal?! " kata Agus menatap tak suka.

"Urgh!? "

Saka Ganie's Ground Cracks

Doom!?

Tangan biru raksasa menghantam ke tempat siluman kadal.

"!? "

"Argh! Aku meremehkanmu.. " kekehnya sembari menyeringai.

Listrik tiba-tiba menyetrum tangan energi itu kemudian meledak, badan siluman kadal bertambah besar dan membuatnya mirip seperti hewan purba.

Demonic Thunderstrom Breath

Bukaan rahang besar itu menembakkan laser super besar.

"Mati kalian?! "

Swush..!.

Erna berdiri membelakangi Agus.

"E---apa yang kau?? "

"Serahkan padaku, kak.. "

"Erna.. "

"Lindungi kami makhluk utusan yang sempurna ini, walau penuh dosa tapi kami ingin tetap berbuat baik. Menjadikan makhluk yang bagus di hadapannya. Maka kami meminta perlindungan darimu, roh kura-kura.. "

Turtle's Absolute Shield

Kertas jimat yang dipegang Erna bersinar hijau cerah, sebuah perisai 3 meter muncul di depan membelah tembakan siluman kadal halilintar.

"APA?? "

"Soal menyembuhkan dan bertahan... Serahkan saja pada Erna! "

Mendengar itu membuat Agus tidak bisa menahan senyumannya. "Boleh juga~"

Agus berlari melewati Erna.

"Erna, lindungi aku.! "

"Baik! "

Erna memecah perisai 3 meter di depannya jadi enam buah, empat bertugas melindungi Agus dan dua sisanya tetap di tempat.

"Argh! Ini memuakkan! Mati saja kalian?! "

"Maaf saja, kadal. Mati bukanlah hal yang mudah.. " sahut Agus.

Agus memanfaatkan ke empat perisai cangkang kura-kura hijau untuk berlindung dan menggunakannya sebagai pijakan. Siluman kadal mengamuk mencoba menyerang dengan hambatan ekor serta gigitan langsung namun perisai Erna lebih keras dari yang diperkirakan.

"Hup.! " Agus melompat ke satu perisai cangkang dan melompat lagi lebih tinggi dari semua yang ada disana. "Waktunya untuk mengakhiri semua ini, kadal!? "

"Aaaa argh!? "

"Berikan aku kekuatanmu, Saka.. "

"Lama aku menunggumu, Agus..! "

Aura biru berkumpul di atas mereka, aura-aura itu terserap ke lengan kanan Agus yang kini berubah mirip seperti tangan jin yang otot-ototnya jadi duri.

Saka Ganie's Groundbreaking

Agus terjun keras ke bawah menghantamkan tinju lengan jin nya melukai siluman kadal halilintar yang tepat ada dibawah. Kondisi siluman itu tidak dapat dipastikan karena disaat bersamaan gudang beras runtuh.

Beberapa menit kemudian sisa-sisa tiang kayu serta atap gudang bergerak memunculkan perisai kura-kura Erna yang melindungi mereka.

"Perisai milikmu kuat sekali, Erna. Aku tidak yakin bisa menembusnya.. "

"Hehe, makasih. Kak Agus juga kuat menurut Erna.. "

"Trims.. " balas Agus, lalu mimisan saat keduanya saling tatap.

"Kak, hidung kakak berdarah.. "

"He? Urgh, kepalaku! " 🤢.
























Sementara itu Chandra...

"Ke sini kau, bocah kurang ajar.!? " murka siluman armor halilintar.

"Tiiiidak! Biarkan aku sendiri, hantu?! "

"Aku siluman, bodoh?! "

"Aaaah! Aku tidak peduli..! "

"SINI KAU! "

"TIDAK?! "

Ia main kejar-kejaran.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top