Bagian 5. Hantu pendendam dan satu siluman halilintar
Author POV
Gudang Beras. --.--
"D-darimana kau mendapatkan kekuatan itu!? Dan dia??"
"Heahahaha! Mengamuklah, Agus. Dia yang membuatmu tampak rendah dan tak berguna tadi..!"
Hasutan sang jin berhasil membuat amarah Agus meledak-ledak berbentuk tinju aura biru yang sangat besar.
"Aaaaakkkkh!" serang gendruwo dengan kelima cakarnya... Truang!? Namun langsung patah sesaat mengenai Agus.
"Heaahahaha. Percuma. Tidak ada yang bisa menembus pertahanan ini selama aku 'ada'.."
"Dasar jin sialan.!"
"Sudah cukup. Kau lenyap saja sana.." cetus Agus mengungkap dengan dingin.
"Kakak.."
Kekuatan jin biru berkumpul di tangan kanan Agus menciptakan hembusan angin yang menghisap. Agus dan jin biru itu bergerak bersama-sama melakukan gerakan yang sama juga.
Saka Genie's Ground Cracks
".....!"
Daawrrr!!!?
Sebuah tangan biru raksasa yang lebih besar dari jin biru Agus menghantam ke tempat gendruwo saat Agus mengayunkan tinjunya. Hentakannya begitu kuat sampai menggoyangkan tiang-tiang kayu yang menahan gudang.
Sosok gendruwo lenyap saat tangan raksasa menghilang.
"Sudah kuduga. Membuat kontrak dengan ahli bertarung adalah yang terbaik, heahahah.." kata jin biru sebelum menghilang juga.
"......." Agus berdiri diam di depan Erna tanpa ada sedikit pun bergerak.
"Kak Agus..?"
"Erna--"
"--Kakak?!"
Bruk...!
Hutan Terdekat Sawah. --.--
Rumput-rumput sawah bergoyang pelan ditiup angin malam... Dan juga Chandra serta Gina yang lewat sana.
Mereka sudah keluar dari daerah persawahan dan masuk ke hutan penuh pohon pisang.
"Chandra, tunggu.!"
"Ada apa--Arh??!"
"..........."
Satu hantu kuntilanak baru saja terbang lewat di hadapan mereka sambil tersenyum 'ramah'.
"Kita tidak bisa berjalan tanpa waspada. Aku ini masih hidup dan kau adalah perwujudan yang unik setelah mati, itu tentu menarik perhatian beberapa roh-roh yang penasaran dengan kita.."
"J-jadi k-kita harus bagaimana?" tanya Chandra ketakutan.
"Selalu waspada akan sekitar dan lawan kita bukan ketiga siluman tadi. Bisa saja ada yang mengincar kita seperti hantu tadi, dia tertarik dengan energi sisa kehidupanmu dan aku termasuknya.."
"B-baiklah..aku bakal hati-hati yang selanjutnya."
"Hai~~"
"........"
"........"
"HANTU!!?!"
"Eh?"
Chandra menghilang dari pandangan Gina berlari sangat kencang setelah di sapa salah satu roh anak kecil.
"C-Chandra?!"
"Tidaaaakkk..!!"
"Berhenti, Chandra. Kau buat yang 'lain' terganggu..!"
"Heh?"
""Hihihi!!""
"!?"
"Tangkap dia.!"
"Buat berisik saja..!"
"......... TIDAK!!?!" teriak Chandra kencang sekali.
Banyak hantu yang terbang mengejarnya, termasuk tuyul, pocong dan hantu banyu.
"Eh? Kenapa ada hantu banyu??!" pikir Gina heran.
Gina mengikat hantu itu dengan tali spritual membuatnya tidak bisa bergerak.
"Chandra, kau tidak bakal terluka karena kau sudah mati. Dan juga bukannya kau punya kekuatan. !?"
"!?"
"Benar juga ya?"
Chandra menginjak rem kaki menciptakan tembok debu yang mengitarinya.
"Dia berhenti?"
"Ini kesempatan kita. Beri pelajaran untuknya..!"
""Yo!!""
Semua hantu itu siap menggebuki Chandra seperti pencuri dompet ibu-ibu di pasar.
Shine...
Sampai cahaya kuning yang menyilaukan keluar satu persatu dari badannya.
"Terimalah... Cahaya-ku!"
"A-apa?"
"Silau?"
"Mataku? A-aku mati-- eh, aku sudah mati ya, ehehe.."
""Kabur!"" alhasil semua hantu menjauhi Chandra karena takut pancaran cahaya tersebut.
"Hmhmhm. Aku ini memang yang terhebat.."
"Chandra, apa kau baik saja??"
"Ah?! Suara bidadari ini.."
"Yaa~~~~. Aku bai---?"
"---....."
Tik...
"Hm?"
Bibir itu tertelan mulut(?) membuat Chandra membuat ekspresi yang sangat aneh.
"S-siapa?" tanya Chandra ke wanita berpakaian serba putih tapi basah kuyup.
"AAAAAAAAAA!!"
"ARGH?!" Chandra ikut berteriak.
"Gawat. Aku sudah mengira akan jadi seperti ini. Aneh ada hantu banyu tapi tidak ada sungai maupun air. Roh satu ini.."
Clup..?
""??"" Chandra dan Gina sama-sama menginjak sisa bercak air ditanah.
"Air?"
"Chandra, menjauh darinya..!" peringat Gina.
"Hm? Kenapa--- BAIK!"
Chandra refleks kabur setelah melihat mulut hantu wanita itu terbuka sangat lebar dengan ekspresi di wajah yang sangat menyeramkan. Gina menguatkan energi dikedua kakinya dan berhasil menyusul Chandra, ia lalu melompat ke satu pohon mangga bersama Chandra yang ia bawa.
"Gina??"
"Pegang dahan yang ada disana.."
"Baik.."
"Apapun yang terjadi kita harus menjaga jarak dengan tanah.."
"??"
Dari bawah kaki hantu wanita bermunculan air yang sangat banyak hingga meluas ke segala arah di hutan. Kini tanah seperti danau di mata Chandra.
"Tidak mungkin.."
"Dia adalah salah satu roh penasaran terkuat yang Indonesia tahu. Arwah pendendam karena tidak mendapat keadilan selama hidupnya dan mati tenggelam.."
"A-apa yang membuatnya jadi 'terkuat'??"
"Tempatnya. Danau penuh kegelapan energi negatif spritual yang tidak kita tahu.."
"....."
"...... Dia datang!"
"?!"
Hantu wanita itu mendadak jadi transparan, tubuhnya jadi basah seperti genangan air yang sangat gelap.
"......."
"Dia cuma di--"
AAAAAAAAA!
"!!"
DAAR!
Hantu itu tiba-tiba melompat ke atas pohon, andai perisai tidak dipasang oleh Gina tadi..Chandra pasti sudah tertangkap olehnya.
Ia kembali turun ke bawah.
"M... MENAKUTKAN SEKALI!!!?!"
Gina menghela nafas. "Sepertinya.? Pilihan kita hanya menunggu sampai dia pergi.."
"Aku sangat setuju!"
SMPN 25 Banjarmasin. --.--
"Dona..." panggil Baihaki.
"Ya?" sahut Dona tengah membuat lingkaran di tempat pertama kali mereka muncul.
".........."
"Ada apa, Baihaki?"
"Mmm.." Baihaki terlihat ragu(?). "Menurutmu... Apa aku, Agus dan Chandra memiliki kesempatan untuk kembali?"
Sontak saja itu membuat Dona menghentikan aktivitasnya.
"Dona?"
"... Sebenarnya aku juga tidak tahu. Tapi melihat keanehan kalian mungkin... Mungkin kalian bisa hidup kembali!"
"Mendengar ada kesempatan kurasa tidak ada salahnya.." senyumnya.
"Baihaki..."
"Kau membuat apa tadi? Butuh bantuan?"
"Ah!? Tidak usah. Ini sedikit lag--!"
Hush...!
"...!"
"...? Dona??"
Hush...!
"Baihaki, berlindung ke belakangku.." pinta Dona, ia langsung menarik syal dari tempatnya Dona selimuti dengan energi spritual dan membuat kuda-kuda siap.
"Ada yang datang.."
"Ada yang datang ya?"
"Hm. Yang satu ini memiliki aura yang sama dengan si kadal tapi entah kenapa terasa berbeda.."
"........."
"Dia sampai--?!"
Bzt!?!
Satu sambaran halilintar mendarat di hadapan keduanya. Sosok setinggi 2 meter dengan sepasang sayap elang dan muka bertanduk iblis hadir ditempat yang disambar.
Percikan halilintar biru memperlihatkan senyum yang menyeramkan.
"Tikus berhasil aku temukan~~!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top