Bagian 3. Bertemu dengan J, dan..

Author POV

Dimensi Buatan       --.--





"Aaaah, aaaH!" sosok J yang tidak dapat dikenali itu menyerang ketiga gadis di depannya dengan sambaran listrik.

Astral's Shield

Erna melempar satu kertas jimat memunculkan perisai warna hijau yang menahan listrik. Dona berlari ke samping perisai mendekati J bermaksud menangkap namun J satu langkah lebih maju, atau tepatnya ia menghindar ke belakang.

"Dia cepat ditambah badannya kecil.!" batin Dona.

"Dona, coba lagi dan pastikan kau lebih dekat kali ini.." pinta Gina siap merapal.

"Oke!" Dona meningkatkan kecepatan dan melesat mengimbangi kecepatan J, namun roh itu sekali lagi lebih cepat satu langkah.

"Rantai yang mengikat keberadaan, aku meminta bantuanmu.."

Chain of Seal

Trangg!

Rantai-rantai besi bermunculan pada kertas jimat Gina, benda itu menerjang J yang bergerak lincah menghindari setiap terjangan. Dona sedikit memberi bantuan membuat fokus J terbagi membuatnya tertangkap oleh kumpulan rantai itu.

"Kita mendapatkannya, Dona, Erna!"

"Ini dia.!" Dona melompat ke depan, kedua tinjunya dikelilingi energi spritual yang hebat. "Putri Raja, gadis cantik. Kenakan aku meminjam ilahi yang kau miliki!"

Spirit Princess's Buff

Dalam sekali terjangan Dona mementalkan J ke kubus transparan yang sudah disiapkan oleh Erna di awal.

Ketiganya dengan kompak berdiri di tiga arah kubus segitiga tersebut, memberi energi masing-masing yang mana membuat J kesakitan.

"Aku mohon bersabarlah.." bisik Gina kesusahan. "Semuanya..ayo!"

""Kami para penjelajah dunia asing, meminta izin. Kami para penghuni dunia fana, meminta kehendak. Kami para penerima takdir, meminta hidup. Wahai Roh penjaga kehidupan ini, beri kami sedikit kuasamu..!""

Spirit of Seal

SHINE!!?

"AAAAAARH!!?" teriak J menerima energi yang sangat besar dari ketiganya. Rencana mereka adalah memberi energi positif sebanyak mungkin agar energi negatif yang tengah mendiami raga J lenyap.

"S-sedikit lagi. B-bertahanlah, semuanya.!"

"Ugh?!"

"Umm..!"

Saat penyegelan hampir selesai... Sesosok bayangan tinggi muncul di atas langit.

"........."

""...........""

Heheh!

"!?"

Gina tanpa sadar mengangkat kepalanya ke atas. "Apa..itu?"

Demonic Thunderstorm

Bzt?!

Percikan halilintar tercipta ditelunjuk yang tertunjuk ke atas itu. Berselang 3 detik kemudian sosok itu disambar oleh halilintar ungu yang lumayan banyak.

"Eh? A---ada a-apa??" pekik Erna kaget mendengar suara guntur, Dona juga ikut terkejut saat menatap ke atas.

"Manusia? Roh? Apaan itu!?" tanyanya.

"S-semuanya, kita h-harus berlin--??" Gina yang mulai panik hanya bisa terdiam saat tombak beraura warna ungu jatuh melesat ke tempatnya.

"Gin--!"

JDAAAR!!

Halilintar ungu jatuh diwaktu yang sama menghanguskan tempat kejadian.

"Gin---GINA?!!" teriak Dona sangat keras.

"Kak Gina..i-ini tidak mungkin." Erna terlihat syok berat melihat bagian hitam ditempat Gina berada.

"Kurgh?! Beraninya Kau! Aku akan membasmimu. INGAT IT--"

"--Fuih~untung tepat waktu.."

"".........?"" Dona dan Erna jadi patung melihat Chandra berada di dekat tempat Gina,... DAN ada Gina yang baru saja ia selamatkan.

"Kau baik saja, nona?" tanya Chandra, dengan sengaja sok keren.

"Y-yaa..terimakasih." jawab Gina sedikit merona.

"Sama-sam--?!"

Swing--?!

Chandra terhenyak ke samping setelah sebuah sepatu menghantam belakang kepalanya.

"Chandra bodoh! Kau bisa mati tadi!" marah Agus... Bersembunyi dibelakang Baihaki.

"Kampret kau, Agus. Memangnya apa yang kau lakukan?" balas Chandra ikutan marah.

"Sudahlah kalian berdua. Apa kalian tidak malu dilihat sama perempuan.?" sela Baihaki datar.

""Kami tidak mau mendengar itu darimu.!"" (-__-)

Sementara ketiga sahabat ini berdebat? Dona dan Erna nampak lega melihat teman mereka selamat.

Dona kembali waspada dan menatap tajam siluman hitam dengan badan kecil namun memiliki rambut hitam yang sangat banyak menutupi dirinya, bahkan ada yang besar-besar mirip tentakel.

"Siapa kau?" tanya Dona kencang.

"Tamu tak diundang. Beraninya kalian mengacaukan rencanaku.!"

"Rencana? K-ak Dona j-angan bilang siluman itu adalah profesor.." tutur Erna.

"Dia profesor--??"

Hust!!?

Satu benda hitamnya melewati Dona serta Erna, melilit J paksa kemudian menariknya mendekat.

"Sial!?"

Dona sontak mengeluarkan satu kertas jimat yang ia lempar jadi tembakan bola api akan tetapi tidak terlalu berefek.

"J!!"

J sekarang berada ditangan siluman hitam ini.

"Roh ini adalah kunci dari rencanaku. Tidak akan kubiarkan kalian mengambilnya!"

"J bukan milikmu, profesor!"

"Berisik. Anak-anak!"

""??!""

Tiga sosok hitam yang baru tiba-tiba saja mendarat di tempat yang sama dengan mereka. Ketiga siluman ini memancarkan kekuatan yang sama seperti siluman hitam pertama.

"Habisi mereka dan pastikan mereka mati!"

"G-gawat.." berkeringat Dona gugup.

"Graa!!"

"?!"

Satu bayangan siluman mirip seperti kadal alien melesat, melompat tiba-tiba sudah sampai di depan Dona.

"Gr--?!"

Kick!!

Badan siluman kadal itu bengkok pada saat Agus mendaratkan tendangan jitunya.

"Rasanya ringan sekali. Seakan... Aku tidak punya raga!"

Agus Fight Style : Airshoot

Tendangan yang beraura biru itu mementalkan siluman kadal menjauh dari tempat mereka berdua.

"Kau baik saj--!?" pertanyaan Agus terpotong saat melihat Dona. Penyakitnya kambuh.

"Kau terkena serangan musuh!?" tanya Dona tak percaya.

"Ayo Baihaki.!" ajak Chandra.

"Tapi ngapain?" tanyanya tak tahu. "Urh?! Kita bantulah!" meringis Chandra.

"Oke.."

Saat Chandra berlari sambil diiringi Gina, ada aura emas yang terpancar dari tubuhnya. Aura itu menerang dan membutakan penglihatan musuh. Mereka berhasil kabur setelah aura Chandra lenyap.

"Mereka berhasil kabur. Tcih! Cepat cari mereka!"






Persawahan      -.-







"Hah, hah, ah. A-aku bisa menggunakan kekuatan baru ini dengan bagus. Beruntungnya aku.." pikir Chandra kelelahan sambil mengawasi sekitar.

"H-hei, a-apa dia baik-baik saja? Dia nampak kesakitan.." panggil Dona cemas melihat kondisi Agus saat ini.

"J-jika d-diperbolehkan Erna bisa melakukan sihir penyembuh.." katanya menawarkan.

"Terimakasih. D-Dia baik saja... Mungkin."

""Mungkin?!""

Di sudut berbeda ada Agus yang ditemani oleh Baihaki. "Kau baik saja?" tanyanya.

"P-p-perempuan... Membunuhku."

"Kayak lagu aja.." pikir Baihaki.

"Oh ya, kalian siapa? Dan kenapa ada makhluk seperti tadi? Dan juga kita ada dimana??" pertanyaan Chandra membuat kedua sahabatnya berfokus ke sana.

"Nama kalian adalah Agus..Baihaki dan Chandra'kan?"

""Hhmm..""

Dona melirik Gina seperti meminta persetujuan untuk suatu hal. Dan Gina mengizinkannya.

"Aku ingin kalian tenang. Sebenarnya kalian bertiga telah mati.."

""...........""
























""Ternyata beneran sudah..."" batin ketiganya.

"Namaku adalah Dona, yang kecil ini bernama Erna.."

"Eh?"

"Dia memang kecil, kurasa?" batin Agus.

"Dan yang itu adalah Gina.."

"Hai~~terimakasih telah menyelamatkanku tadi.."

"Cantik.." wajah Chandra memerah.

"Dan kami bertiga adalah seorang Eksorsis!"

"Kayak dalam cerita aja.." celutuk Baihaki.

"H-hahahah.."

"Umm..."

















"Heh?? EKSORSIS!?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top