Bagian 2. Masalah
Author POV
Dimensi Para Roh --.--
Mundur beberapa saat sebelum kejadian yang menewaskan 3 siswa kelas 2 SMP 25 Banjarmasin. Tercipta suatu lubang spritual yang menghubungkan ke sebuah dimensi buatan... Dimensi Para Roh
Jdar, jdaer..!
Petir ungu menggelegar menguasai tempat itu, ia menjatuhkan beberapa sambaran yang memberi bekas asap hitam dibanyak tempat.
"M-makhluk itu m-membunuh s-semuanya. P-padahal kami baru datang.." bisik Pemburu Hantu yang bergemetar takut ini.
JDAR!
Satu sambaran petir jatuh ke tempatnya dan langsung menghanguskannya jadi abu.
Kembali ke dunia nyata tepatnya ke salah satu lorong sekolah yang ada di SMP PGRI 7 Banjarmasin.
"Kami benar-benar minta maaf!" seru gadis muda bersurai coklat kepang satu ke belakang kiri yang ujungnya memutar seperti bor. Ia menundukkan kepala diikuti kedua temannya.
"Maaf, gara-gara kami J jadi hilang kendali. Kami kira dokter dapat menyembuhkannya tapi kami ditipu. Dari awal orang itu tidak ada tujuan untuk menyembuhkan jiwa J melainkan mengendalikannya. Kami benar-benar minta maaf! Tapi kami berjanji bakal mengembalikan J seperti semula.." kata si rambut pirang pony-tail.
"Guru telah memberi perintah untuk mencari J yang mana prioritas utamanya adalah mengamankan J.." beritahu si rambut coklat.
"B-begitu ya. Apapun keputusannya aku senang kalian memprioritaskan keselamatan J. Aku benar-benar sangat senang.." akhirnya gadis berambut hitam itu berbicara. "Aku juga akan ikut membantu karena kami telah mengenal J sangat lama,"
3 gadis muda tadi mulai nampak bisa tersenyum.
"K-kak Huda.." panggil si rambut hitam pendek yang ada ditengah.
"Hmm?"
"Erna tidak melihat kak Ikh bersama kakak.?" tanyanya.
Gadis bernama Huda itu tersenyum. "Erna tidak perlu khawatir, Ikh adalah laki-laki yang kuat. Sekarang pun pasti dia sedang berusaha dengan keras mencari J.."
"Ya.." Erna jadi sedih.
"Aku sangat mengandalkan kalian semua.."
""Ya! Serahkan saja kepada kami!""
SMP N 25 Banjarmasin 19.10
"Berdasarkan informasi yang kak Felly berikan kejadiannya ada disini.." kata Erna melihat lokasi di hp-nya.
Gadis berambut pirang berjongkok di depan tiga abu hitam yang diketahui 'bekas' jasad Agus, Baihaki dan Chandra.
"Kau merasakan sesuatu, Dona?" tanya si surai coklat.
"Aku merasakan sedikit energi spiritual pada ketiganya, Gina.."
"Kalau begitu mari kita mulai ritual pemanggilan roh. Dengan mengikuti sisa jejak jiwa mereka mungkin kita bisa menemukan J.." usul Gina. Ia mulai membuat garis spiritual di udara dengan energi supernatural membuat portal transparan biru api.
"Aku entitas tertinggi pada dimensi ini menitah atas hakku untuk kemunculanmu, penjaga dunia roh.."
Gate of Spritual
Lingkaran itu melebur jadi garis datar membentuk gerbang pintu bersimbolkan kobaran api. Di saat bersama bekas jasad ketiga sahabat itu menyala oleh warna masing-masing.
"A-apa maksudnya ini?!" terkejut Dona.
"Jejak mereka seperti jiwa Roh Kontrak.."
"Tapi ini sangat berbeda. Mereka seakan hidup dan mati disaat yang sama.." pikir Gina.
"A-apa kekuatan J yang membuat semua i-ini??"
"Kemungkinan besar. Ayo kita cari tahu..!"
"T-tunggu Dona?!"
Dona masuk duluan, Gina meminta kepada Erna untuk menyusul setelahnya karena gerbang tertutup pada saat orang yang membukanya masuk.
Sesampainya di dalam dunia para roh SMP 25 seakan hancur oleh bencana alam yang besar, banyak bangunan yang rusak dan ditumbuhi tanaman dan sesuatu yang asing.
"Udara disekitar sini sangat panas padahal sudah 2 jam saat petir J menyambar.." berkeringat Gina.
"Itu sudah menandakan bahwa J adalah Roh Kontrak kelas atas.." kata Dona ikutan berkeringat, ia bahkan melepas jaket hitam
dan syal merah yang melilit lehernya. "Ayo kita cari ketiga orang itu dulu," saran Dona.
"Hmm.."
Mereka terus berjalan sampai dimana kilatan petir terlihat.
"Itu disana!"
"Itu pasti J.!" Dona mengenakan jaketnya namun tetap membiarkan syal masih ditangannya..
Erna dan Gina ikut berlari mengikuti Dona.
Siiink!
Kedua mata Erna mendadak menyala hijau, hal itu membuat Dona serta Gina berhenti. Mereka langsung memunculkan pelindung astral, disaat bersamaan satu sambaran petir menghantam ketiganya mundur.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Gina yang tangannya masih terangkat.
"M-maaf aku kelepasan tadi.." kata Dona susah.
Healing Strest
Erna merapalkan satu mantera penyembuh yang mengembalikan tenaga keduanya.
"Aaaarhh.."
""....!""
Ketiga gadis muda ini terkaget melihat sosok setinggi 1 meter yang berselimutkan petir biru-ungu bertanduk dua dengan pakaian jubah berekor.
""J!!?""
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top