[κ] Ricuh

🍑🍑🍑

Menurut pendapat Keila hari ini, ada baiknya panitia OSIS mengadakan pertemuan seperti ini sebelum MOS meskipun tema agenda hari ini adalah pendaftaran yang bahkan Keila tidak tahu artinya.

Keila berkenalan dengan banyak orang, mereka semua ramah dan jauh dari rumor yang beredar kalau anak-anak Bimasakti sebagian besar adalah anak orang kaya.

Rata-rata anak orang kaya itu sombong dan terkesan angkuh tetapi beberapa orang yang dikenalnya jauh berbeda. Mereka seperti dirinya malah terlalu sopan.

Keila juga sempat berpapasan dengan Juan dan mereka berbincang sedikit tapi cewek itu tidak menemukan Juna.

Syukurlah.

"Ganteng banget sih!" celetuk Inge dengan heboh membuat Keila dan April harus menahan malu.

Inge dan April adalah teman Keila di SMP dan mereka terkejut karena diterima masuk sekolah unggulan ini.

"Siapa yang ganteng? Disini banyak sekali cogan sampai buat mataku sakit," tanya April.

Inge tidak menjawab tetapi cewek itu menunjuk ke arah kiri. Keila mencoba melihat siapa yang ditunjuk Inge dan mendapati ada Juan disitu.

Mendadak Keila merasa marah kepada Inge. Djuanda kan gebetan dan dia tidak mau rebutan gebetan sama Inge.

"Hey yang kamu tunjuk itu kumpulan cogan tahu, yang mana sih?" tanya April lagi yang mulai jengkel.

Inge tertawa canggung. "Pake baju kotak-kotak warna merah."

Keila melihat Juan lagi dan cowok itu memakai kemeja berwarna merah marun yang lengannya digulung sampai siku dan dia sangat tampan sekali. Keila tidak marah lagi kepada Inge.

"Yang sama cewek?" tanya Keila masih mengamati si cowok kotak-kotak merah yang sedang mengobrol dengan cewek yang naasnya dia cantik banget.

"Bener kan ganteng banget, sayangnya ada pawangnya." Inge mencubit lengan Keila dengan heboh ketika si cowok itu menoleh ke arah mereka bertiga dan berjalan mendekat.

"Bahkan cara berjalannya sangat cool dan dia tipe-tipe cowok yang dingin. Yakin mereka seangkatan sama kita?"

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan April, mereka sibuk mengamati manusia super ganteng yang saat ini sudah ada di depan mereka bersama dengan cewek secantik bidadari.

Keila mengagumi kalau mereka berdua adalah pasangan surga.

"Halo boleh kenalan gak?" tanya si cewek dengan ramah, dia mengulurkan tangannya.

"Namaku Fiona dan dia Ace, boleh gak kalau aku ikut gabung bareng kalian soalnya Ace mau daftar dulu," kata Fiona.

"Keila."

"Inge."

"April."

Kemudian ketiganya menatap si cowok dengan mata yang berbinar-binar karena menunggunya berbicara.

"Ace. Aku pergi dulu ya dan kalian bertiga jangan--"

"Udah sana!" Fiona mengusir Ace yang belum menyelesaikan perkataannya. Ace menurut saja dan pergi menjauh dari keempaf cewek itu.

"Pacarmu?" tanya April yang berusaha mati-matian tidak kepo dari tadi. Mereka bertiga menatap Fiona dengan panasaran.

"Bukan, dia sahabatku dari kecil," jawab Fiona seraya terkekeh kecil.

"Ey bohong banget," celetuk Keila."Mustahil banget kalian gak pacaran."

"Beneran ih, tanya aja sama orangnya."

"Mana bisa kita tanya, yang ada kita sesak napas duluan," kelakar Inge.

Mereka berempat kemudian mengobrol bareng sambil tertawa layaknya teman lama yang baru saja bertemu setelah sekian lama. Tiba-tiba setelah sepuluh menit berlalu mereka mendengar suara pengumuman kalau mereka boleh pulang dan pendaftaran sudah berakhir.

"Kei calon istri Arjuna, mau bareng gak?" tanya Juna yang tiba-tiba mendadak muncul diantara Fiona dan Inge sampai membuat mereka semuanya menjerit.

"Ngagetin tahu! Dasar cowok!" bentak Inge seraya menjauh dari Juna sementara Fiona memegangi dadanya.

"Enak aja manggil-manggil istri, nih makan nih." Keila memukul kepala Juna dengan brutal membuat cowok itu berteriak heboh.

"Traktir mie ayam di perempatan deh, janji!" kata Juna seraya menghindar.

Keila mendadak berhenti dan menimbang-nimbang tawaran Juna.

"Gak apa-apa kan?" Keila dan Juna menoleh ke arah suara. Di sana ada Fiona yang sedang memegangi kepalanya yang sakit dan Ace yang tampak khawatir.

"A-aku gak apa-apa," jawab Fiona tapi cewek itu kemudian meringis lagi dan malah membuat yang lainnya ikutan panik.

"Tadi ngapain aja?" tanya Ace lagi tetapi Fiona tidak bisa menjawab karena kesakitan karena itu Ace segera memeluk Fiona.

Keila, Inge, dan April ingin membantu Fiona tetapi tertahan oleh Ace. Tatapan Ace tiba-tiba tajam dan dingin membuat ketiganya sedikit ketakutan.

Terdengar bisik-bisik dan Keila baru menyadari kalau mereka sedang dibicarakan oleh seluruh sekolah, Keila ingin menangis tetapi melihat kondisi Fiona dia merasa bersalah.

"Siapa yang ngagetin Fiona?" tanya Ace dengan tajam menatap mereka berempat termasuk Juna dengan gerakan pelan yang mengintimidasi.

Tanpa sadar para cewek menatap Juna dan langsung menyuruhnya untuk mengaku tetapi ketika melihat Ace, Keila tahu kalau Juna juga sama takutnya dengan dirinya.

"Kau?" tanya Ace lagi dan Juna mengangguk cepat.

"Maaf, aku gak sengaja! Maaf banget, aku gak ada maksud buat dia sakit," kata Juna dengan suara memelas. Mendengar Juna memohon seperti itu membuat Keila reflek mengangguk-angguk.

"Mana bisa, kau sudah--"

"Pengecut sekali kau," kata Juan sambil menggelengkan kepalanya dan menatap Juna dengan remeh. "Kau minta maaf karena takut si pacarnya cewek itu marah atau tulus banget minta maaf?"

Juna mengumpat pelan tetapi tidak bisa membalas perkataan Juan.

"Juan jangan ikut campur! Masalah ini gak ada hubungannya denganmu," ucap Keila seraya berlari ke arah Juan.

"Lho emangnya kenapa? Dilihat dari sudut pandangku, kalau lihat dia pasti akan anggap kalau dia gak tulus," sanggah Juan yang masib menatap Juna dengan kemusuhan.

Keila kemudian menatap Juna dengan khawatir, seperti dugaannya cowok itu hendak menerjang Juan tetapi bisa di tahan oleh Inge dan April yang tenaga mereka berdua tidak main-main untuk seukuran cewek.

"Tutup mulutmu!"

"Aku akan melakukannya jika kau meminta maaf dengan tutus," ucap Juan.

Ketika dinilai Juna sudah tenang April dan Inge melepaskannya tetapi Keila semakin khawatir kalau Juan dan Juna berkelahi.

"Menurutmu minta maaf yang tulus itu sambil bersujud gitu?" tanya Juna.

"Kalau perlu sampai mencium tanah," jawab Juan ringan.

Keila berteriak marah. "Juan! Kamu mau menghancurkan harga diri Juna? Bersujud katamu? Tapi kalau dari sudut pandangku dia sudah meminta maaf dengan tulus. Itu sangat tidak manusiawi!"

Juan dengan santainya memegang kedua bahu Keila dan mata teduhnya menatap langsung ke mata Keila.

"Bukan itu maksudku, yang kupermasalahkan disini itu dia meminta maaf kepada siapa? Cowok itu atau cewek sakit itu?"

Juna melesat maju dan melepas tangan Juan yang ada diatas bahu Keila dengan kasar. "Jangan sentuh dia! Aku akan menuruti kemauanmu sampai membuatmu puas."

"Arjuna! Jangan!" teriak Keila ketika Juna menyeretnya menuju ke tempat Inge dan April.

Kemudian cowok itu menoleh ke arah Ace dan Fiona. Ace masih berwajah datar tetapi dia tidak semenyeramkan tadi dan Fiona yang sudah tidak memegangi kepalanya.

"Aku akan meminta maaf kepada kalian berdua," ucap Juna sambil berlutut. "Aku merasa--"

"Jangan lakuin itu! Aku baik-baik aja kok dan aku sudah memaafkanmu. Kamu tulus jadi kamu jangan merasa gak tulus. Aku sering seperti ini tapi itu bukan karenamu. Jadi berdirilah," kata Fiona dengan lembut seraya menahan Juna untuk tidak berlutut.

Ace kembali menarik Fiona dan menatap Juna dengan tajam. "Aku biasanya gak membiarkan orang yang menyakitinya lolos begitu mudah tetapi kau pengecualian."

"Jadi Juna dimaafkan?" tanya Keila dan Ace mengangguk.

"Jadi jauh-jauhlah darinya," lanjut Ace dan langsung dipeluk oleh Juna sebagai tanda terimakasih.

"Kei pulang yuk." Keila tersentak kaget karena Juan sudah menggenggam tangannya dengan erat dan menariknya meninggalkan kerumunan.

"Djuanda Cetta Rajendra?" Langkah Juan dan Keila terhenti karena tiba-tiba saja Fiona memanggil nama Juan dengan lengkap.

"Sepertinya kamu ada hutang minta maaf sama dia, apa aku salah?" tanya Fiona ke Ace.

"Kayaknya gitu," jawab Ace pendek.

"Jadi..." Fiona menggantungkan ucapannya masih tersenyum menatap Juan.

Genggaman tangan Juan semakin erat dan itu membuat tangan Keila sangat kesakitan.

"Jun, maaf. Puas?" Juan kembali menyeret Keila dan lagi-lagi diintrupsi oleh Fiona.

"Kayaknya kamu gak tulus, bener kan Juna?" tanya Fiona.

Keila bisa melihat kalau Juna mengangguk pelan, mendadak merasa kesal karena Juna terlihat grogi berbicara dengan Fiona. Mungkin grogi karena Fiona terlalu cantik.

"Kayaknya aku sempet denger kalau kamu mau ngajak pulang bareng, gimana kalau kamu Juan membiarkan Keila pulang bareng Juna?" tanya Fiona.

Keila hanya bisa melongo, begitu pula dengan Juna bahkan Inge dan April juga sama bingungnya. Keila sadar kalau Fiona memiliki pemikiran yang jauh lebih random daripada dia sendiri.

Terpaksa Keila harus merelakan pulang bareng gebetan ganteng hari ini.

***
Character unlocked

Aceville Orlando
(Mark Lee)

Fiona Natasya
(Kim Sohyun)

April Evansky
(Kang Mina)

Inge Fajar Pradipta
(Kwon Chaewon)

Love

Fiby Rinanda🐝
4 Januari 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top