Crosscover II : Monster Dimensi

[ Author POV ]

Regu trainer telah berhasil mengalahkan bos lantai 19 Serigala Akar Hijau yang mana menyelesaikan quest yang dikerjakan oleh Iksan dan lain. Kini mereka berkumpul bersama dua orang baru yang diketahui membantu dalam mengatasi serangan monster slime yang tak diketahui.

"Hm. Mereka datang.." beritahu Jeane.

Dari arah dalam hutan Iksan bisa melihat Maya bersama seorang gadis berambut ungu panjang, bukan mereka saja karena ada beberapa laki-laki yang mengikuti dalam bentuk melingkar.

""Banyak.."" pikir Edwars dan Iksan kompak.

"Maya.."

"Hei Jeane.." sapa Maya kelelahan(?).

"Ternyata kalian disini... Ryuuki..Shiro." cetus Izuya.

"Kami sangat beruntung dapat bertemu dengan kalian secepat ini.." balas Ryuuki--pemuda berambut hitam pengguna kekuatan kegelapan. Sementara pemuda berambut seputih salju--Shiro hanya mengangguk diam.

"Ada yang bisa menjelaskan situasinya?" sela Brost bertanya.

"Maaf kami juga tidak tahu.." jawab pemuda rambut pirang dengan kemeja putih--Mitsuki.

"Maksudnya??"

"Biar aku jawab. Waktu itu kami tengah jalan-jalan di hutan, tepatnya berburu. Lalu muncul retakan kaca dan wosh.! Kami sudah ada disini.." cerita Kaoru dengan riang. Ia adalah kembarannya Syo dengan pita disebelah kiri mengenakan jaket merah muda.

"Dan beberapa monster slime muncul. Kami mengalahkan mereka semua sebelum bertemu dengan nona cantik ini.." sambung Syo.

"Hmm.." Yuliana memasang ekspresi berpikir.

"Apa ini sama seperti kejadian waktu itu??" pikir Iksan.

"Ini akibat retakan dimensi, Iksan.!" seru Jeane tiba-tiba. "Maya,"

Maya berjalan agak ke tengah dari mereka semua. "Biarkan aku mengucapkan perkataan maaf untuk kalian semua... Karena semua ini adalah kecerobohan yang aku buat."

""........."" yang lainnya nampak diam.

"Akan kuceritakan. Beberapa jam lalu keluargaku mendapat pesan dari seseorang jika mereka memiliki informasi keberadaan sepupuku..Orphan. Namun yang kami dapat adalah jebakan. Dan orang-orang ini berhasil melumpuhkanku. Aku dibawa ke suatu lingkaran pemanggilan."

"Apa mereka melakukan Sihir Pemanggilan? Apa yang ingin mereka panggil??" tanya Edwars.

"Monster Dimensi, Alhack.."

""Alhack???""

"Monster unik yang tinggal di dunia hampa dimana tidak ada waktu yang menjerat tempat itu. Makhluk itu memiliki kekuatan untuk mengendalikan semua waktu yang ada di dunia ini andai dia bisa keluar.."

"Mungkin penyebab kalian semua yang ada disini karena pemanggilan Alhack.." jelaskan Maya.

"J-jadi, a-apa kita mesti m-mengalahkan Alhack agar b-bisa kembali?" tanya gadis rambut ungu, namanya adalah Hanami.

"Cuma itu cara yang bisa kalian coba tapi Alhack sangatlah kuat dan hampir tidak dapat dikalahkan.."

"Senior bilang 'hampir'.? Itu artinya dia juga bisa kalah?" sela Iksan. "Itu benar sekali. Setiap Alhack keluar dari dimensinya bakal terbuka ruang dimensi lain yang menghubungkan dengan tempat Alhack. Makhluk itu dapat menyembuhkan diri dengan cara masuk ke dalam sana. Kita dapat mengalahkan Alhack dengan menghancurkan ruang dimensi itu. Tapi untuk menghancurkan ruang dimensinya diperlukan kekuatan dimensi yang sama atau tingkatan sihir yang ada di level 'High'.."

Smirk.!

""Itu adalah hal mudah!!"" seru(Edwars, Hiro, Iksan, Izuya, Ryuuki dan Syo) mereka kompak.

Maya tersenyum. "Kalau begitu mari kita cari Alhack sebelum mereka.."

.A.S.T.R.E.A.

Kelompok dibagi jadi 5 kelompok pertama ada Iksan, Hanami, Izuya dan Seiryuu.

"Darimana kau datang?" tanya Iksan penasaran melihat pria berambut biru yang mengenakan jaket biru yang mereknya sama dengan Iksan.

"Seiryuu adalah roh pelindung Hanami. Sebenarnya dia adalah seekor naga.." jawab Izuya.

"Kenapa kau bisa tahu?" syok Iksan. "Jika dia dilindungi berarti gadis ini lemah!"

Argh!

Hanami menerima tusukan anak panah imajiner setelah Iksan berkata seperti itu.

"Hei jaga katamu. Hanami cuma belum bisa menggunakan Kekuatan dan sebenarnya dia itu kuat.." tegur Izuya agak kesal.

"Itu sama saja tidak berguna. Kuharap dia tidak menyusahkan.." balas Iksan santai.

"Anda tenang saja saya sendiri yang bertarung untuk puteri Hanami. Jika mau saya bisa juga melindungi anda.?." sela Seiryuu.

"Tidak usah aku bisa melindungi diriku sendiri.!" kata Iksan agak menguat.

Kelompok mereka pergi ke barat lantai 19.

.AS.T.R.E.A.

Kelompok dua dipimpin oleh Maya langsung bersama Brost, ada kembarannya Kaoru yaitu Syo serta Akiyama Mitsuki.

"Naafw nona Maya, apa tidak apa membiarkan bocah berambut hitam itu sendirian bersama teman-teman kami?" tanya Syo.

"Maksudmu Iksan? Aku sedikit khawatir bila dia tidak bisa akrab, ditambah dengan orang asing.."

"Lalu kenapa??" heran Mitsuki.

"Tidak ada alasan khusus. Walau Iksan nampak seperti seorang bocah tapi ia adalah orang yang sangat dapat diandalkan dari kami semua.."

"Benarkah?" Syo.

"Kita dalam pekerjaan, teman-teman. Aku bakal senang andai kita lebih fokus.." potong Brost berjalan paling depan. Maya terkekeh. "Dia orang memang seperti itu,"

"Haa..padahal beberapa saat lalu ia nampak ramah. Tapi kemudian saat menyangkut soal tugas atau pekerjaan, apa dia selalu berubah jadi orang kompeten.?" gumam Syo. "Semua orang mempunyai cara mereka sendiri, Syo. Begitu juga dengan kita." cetus Mitsuki.

"Haaah..aku kurang beruntung satu kelompok denganmu."

"Syo..."

"Maaf~~"

.A.S.T.R.E.A.

Edwars, In, Kaoru dan Akiyama Miyuki berada di kelompok 3. Tugas mereka adalah memeriksa bagian utara lantai 19.

"Hei, apa aku membuatnya marah akan sesuatu?" tanya Miyuki dengan cara berbisik ke Kaoru. "Mana aku tahu. Mungkin salahmu langsung menghampirinya dan sok ramah." sahut Kaoru.

"Ugh?! Aku tidak mau mendengar itu darimu.." pemuda berambut merah itu memasang tampang susah ke temannya sendiri.

Sementara itu In. "A-a-apa yang h-harus a-aku lakukan??! Saking gugupnya aku tidak berani menatap mata mereka! Senior Maya, kenapa senior memberiku posisi seperti ini.!"

Disaat bersamaan Maya bersin.

"H-hahaha. Lebih baik aku diamkan saja.." batin Edwars.

Sedangkan kelompok terakhir hampir sampai di tujuan mereka di ujung timur Hutan Kehijauan di lantai 19. Di kelompok itu ada Hiro, Jeane, Ryuuki, Shiro dan Yuliana.

"Hee~~! Jadi Jeane bisa membaca pikiran ya? Hebat.!"

"Ya. Dan itu bukan manusia saja tapi seluruh makhluk hidup yang ada di jangkauanku dapat aku dengar. Kecuali orang bernama Shiro itu yang diam terus sedari tadi.." rujuk Jeane ke pemuda berambut seputih salju yang mengenakan kemeja dan sweater merah.

"Haha, Shiro itu suka tempat yang sepi dan tak banyak orang.." tawa Hiro.

"Kau menyebalkan.!" seru Shiro tiba-tiba.

"Shiro marah padamu, Hiro.." beritahu Jeane sembari tersenyum jahil.

"Eeehh? Memangnya aku salah apa??"

Bla, bla..

"Hhmm?" Jeane melihat Yuliana yang berbicara santai dengan Ryuuki. "Si Yuliana itu..jangan bilang dia?!"

"Hmm. Jadi begitu cara kerjanya. Terimakasih banyak.." kata Ryuuki.

"Tidak masalah. Aku juga tidak suka seseorang membaca pikiranku.." balasnya.

"Sudah kuduga! Yuliana pasti memberitahu cara agar dapat 'menghalangi' kekuatanku. Pantas saja aku tidak mendengar apapun dari keduanya.!" jerit Jeane sebal.

Lalu saat mata keduanya bertemu Yuliana hanya tersenyum dan Jeane jadi sebal.

"Hmm!?"

"".......""

"A-ada apa??" tanya Hiro melihat semuanya tiba-tiba berhenti berjalan.

"Jeane.."

"Ada yang datang dan itu cepat! Aku tidak bisa mendengarnya jela--?!"

Di atas!!

Seruan hati Jeane membuat semua orang yang ada disana sontak saja melompat mundur dari tengah, disaat bersamaan langit pecah seperti kaca dan sosok hitam abu-abu jatuh dari retakan dimensi. Besarnya sekisaran 5 meter dengan kulit bagian dalam berwarna hitam gelap dan luar abu-abu membentuk zirah pelindung.

Kbatsbra!

"Alhack!" bisik Jeane.

"J-jadi i-ini monster dimensi itu.?" Hiro.

"Kita harus menahannya sampai dimensi-dimensi yang lain berhasil dihancurkan?" Yuliana memunculkan kodachinya.

"Tidak ada pilihan lain.." Ryuuki dan Shiro segera siaga.

"Hiro, kau yang melawan makhluk itu di ronde pertama.." kata Ryuuki.

"H-ah--baik... APA??!"

"Dia datang dengan!"

Kensgajrka!!

"Hah! Jangan remehkan kekuatan pikiranku!" batin Jeane berteriak semangat.

!!!

"Gelombang penghenti waktu, datang.!" peringat Jeane.

DUSH!!

Gelombang angin tercipta melewati mereka semua cepat.

"Kurasa aku terpaksa!" seribfair Hiro yang melompat sangat tinggi ke atas. Pemuda berambut coklat dengan jaket putih lengan panjang itu mengelilingi Alhack dengan pusaran angin yang menjebak makhluk itu di dalam.

"1,2...6!" gumam Jeane menghitung disaat bersamaan ia bisa bergerak lagi.

"6! Itu Jeda waktunya!" serunya. Yuliana yang sudah bisa bergerak langsung melesat menebas Alhack dan melukainya cepat, disusul Shiro yang menciptakan sambaran petir dan Ryuuki menghantamkan aura kegelapan yang kuat memaksa Alhack keluar dari pusaran angin.

Remind : Pause Space

Jeane menekan tombol strip pada remote emasnya, Jeane lalu mengerahkan gelombang pikiran ke Alhack membuatnya seakan berhenti bergerak.

"Berapa jeda waktunya?" tanya Ryuuki berlari disamping Yuliana. "15 detik!"

"Cukup!" Ryuuki mendadak berhenti, asap hitam berkumpul dikedua tangannya.

Shiro yang mengetahui rencana Ryuuki menciptakan rantai-rantai petir yang menusuk ke dalam tubuh Alhack.

Violet Thunder : Purple Cut

Yuliana melompat dan berpindah ke belakang Alhack dalam posisi terbalik, sayatan petir ungu menyambar Alhack membuat luka gores yang panjang.

Yuliana melempar banyak bola-bola ungunya yang mengepung Alhack.

Teknik Menebas Hacim :
Bintang Sudut

Slash, clash!

Yuliana berpindah ke semua bola-bola itu dan menyerang acak Alhack hingga terluka parah.

"Hebat!" senang Hiro. "Aku juga tidak mau kalah!"

Huuyyssshh.!

"Si Hiro itu!"

Hiro seakan mengumpulkan awan di atasnya, dimana angin alam terhisap ke sana membuat pilar angin raksasa.

"Rasakan pilar dari angin buatanku!"

Dasb......

Pilar angin itu jatuh dan meratakan tempat Alhack jadi jurang sedang. Hiro jatuh setelahnya karena kehabisan tenaga.

"Bagaimana--WHAT!?" pekik Hiro melihat kabut abu-abu menghilangkan Alhack.

"Jadi begitu cara makhluk itu kembali ke dimensinya.?" batin Jeane.

"Dia kabur.."

"Ryuuki.." panggil Yuliana.

"Tidak apa. Aku bisa menahan ini sampai Alhack kembali... Aku akan langsung menyerangnya!" kata Ryuuki.

.A.S.T.R.E.A.

"?    Puteri?" bingung Seiryuu melihat Hanami mendadak berhenti.

"A-aku merasakan sesuatu di depan sana.." tunjuk Hanami ke kumpulan pohon yang menghalangi jalan.

"Itu cuma pepoho--- apa??!" terkejut Iksan melihat sosok bayangan keluar dari retakan dimensi. Itu Alhack.

"Monster?"

"Tidak. Tingkatan monster lebih tinggi dari monster biasa.."

"Jadi dia Alhack?"

Iksan meninju telapaknya sendiri sampai menciptakan percikan petir.

"Jangan maju sendirian! Hei!" teriak Izuya.

Iksan melesat sangat cepat menyelimuti tangannya dengan petir biru tua.

Blue Thunder : Blue Strike

"Haaa.!"

Wush!!

".........??"

"".........."" Hanami, Izuya serta Seiryuu cuma diam menatap Iksan ditengah mereka dalam posisi menusuk.

"Apa ini??" bingung Iksan.

"Dia kembali ditempat semula!?" batin Izuya terkejut.

"Jadi dia juga bisa 'mengembalikan' waktu, ya?" pikir Seiryuu.

"Seiryuu!"

"Ya, puteri.." Seiryuu mengeluarkan percikan petir biru muda.

"Bantu aku, kalian berdua. Kita mesti mengalahkan makhluk ini.."

"Baik.."

"Tanpa kau bilang pun..!"

Alhack berpindah ke tempat Iksan dan kelompok 1 berada. Lukanya sembuh. Sementara itu kedua kelompok tersisa bertemu dengan Shu serta Mhei, yang menjaga dimensi Alhack.

Kapten mereka--Urutan memperhatikan semua itu dari atas pohon yang tinggi.

"Jadi ini jantung Alhack? Menakjubkan! Aku penasaran andai aku memiliki kekuatannya.? Hahaha..."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top