Chapter 4 : Ambush Adalah Orang Yang Licik?

[ Iksan POV ]

Pagi itu aku duduk sambil merenungkan pertandinganku kemarin, dimana aku berhasil menang. Sebenarnya aku tidak dapat mengingat apapun, apa yang telah terjadi setelah diriku terkena serangan.

Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?

Aku lirik Yuliana ia tengah asik berbincang dengan teman sekelas kami. Dia tertawa dan tersenyum. Sungguh akting yang hebat(?). Beneran, aku terkesan.

Apa dia tidak merasa bersalah gitu?

"Haaaah..!"

"Pagi-pagi udah galau aja kau. Ada apa?" Senior Ambush yang kebetulan datang menghampiriku saat aku selesai mendesah.

"Senior.."

"Hmm?"

"Apa perlu aku bertanya soal pertandingan semalam ya? Mungkin saja Senior Ambush dapat menjawabnya..?"

Dan juga kenapa aku harus memanggilnya 'senior'?! Kita'kan satu kelas??!

"AMBUSH!!"

"!!"

Teriakan yang super nyaring melesat dari luar ruangan dan masuk, menggetarkan kelas kami.

Seorang wanita-- heh? Kenapa telinganya panjang?? Jangan-jangan dia dari ras elf..?

"Bukankah itu tidak penting.." -_-

Kenapa dia meneriaki nama senior?

Seorang wanita elf berseragam rapi memasuki ruangan kelas kami, aura mengancam keluar dari badannya yang tinggi itu dan matanya menatap tajam ke tempat kami.

"Ambush.."

Tidak, dia menatap senior.

"M - Master Annesa, a - ada urusan apa anda datang ke sini?" kata Senior Ambush patah-patah.

"Aku datang untuk membunuhmu..!"

Heh?

"Tunggu-tunggu Master Annesa, anda tidak bisa melakuk--"

"--Orang licik sepertimu pantas untuk mendapat hukuman!"

"Licik?" perlahan aku melirik Senior Ambush. Ekspresinya yang canggung dan takut ini..?

Mustahil~~~

"Kau'kan yang menyarankan kepada Luka untuk melakukan Tantangan!?"

"B - Benar sih. T - Tapi Master Annesa, temanku menang, tidak ada hal yang mencurigakan dari itu... Kan?"

"Pembohong! Kau sudah membuat jebakan di arena saat keduanya belum bertarung. Kau pikir aku tidak menyadarinya? Kau menyebarkan serbuk hitam kemerahan milikmu saat pertandingan dimulai.."

"Heh? Jadi, benda itu bukan tanda dimulainya pertarungan? Dan Senior yang membantuku untuk... Menang?"

Entah kenapa aku tidak bisa menerima ini. Aku dibantu... Dalam bertarung?

"A - Anda terlalu salah paham, master. Mana mungkin saya melakukan hal licik seperti itu.."

"Kau bisa. Itu karena kau adalah orang yang LICIK!"

Urgh? Entah kenapa aku kasihan dengan senior. Di tuduh tanpa bisa melawan. Pikirkan saja, jika kau melawan guru, apa yang terjadi?

Senior Ambush terdiam. Aku tebak dia ingin membalas semua perkataan itu tapi dia tidak bisa.

"Apa segitunya anda membenci saya, Master Annesa?"

".........."

".........."





Terjadi jeda beberapa detik. Master Annesa mendesah kasar, suasana menjadi canggung, banyak murid sekelasku menatap ke tempat kami termasuk Yuliana yang berada dalam mode aslinya.

"Tantangan!!"

"...?!"

"Aku ingin mengajukan Tantangan kepadamu Ambush Draclard, dan jika kau menolaknya aku akan menggunakan kekuasaanku untuk menghukummu.." tantang Master Annesa sekaligus mengancam.

Aku tidak percaya di sekolah ini juga terdapat 'ketidakadilan'. Guru macam apa dia itu!?

"Taruhannya adalah... Jika kau kalah, Ambush... Kau akan dikeluarkan dari akademi!"

""AAAAPPAAA???!!!"" semuanya menjerit kompak.

"Seorang Master menantang seorang murid?"

"Ini bakalan menarik untuk di tonton.."

"Ya...!"

Aku merasa benar - benar kasihan dengan Senior Ambush, sekarang aku tahu kenapa aku memanggilnya' senior'.

"Aku... Menerimanya!"

""Wooaah"" para murid bersorak heboh dari dalam maupun luar kelar yang tidak sengaja lewat.

Senior tidak bisa menolaknya, hukumannya juga belum diketahui mungkin saja dia dihukum keluar akademi. Bukankah itu sama saja?

Yang menjadi pertanyaannya adalah.... Siapa pengawas pertandingan?

.A.S.T.R.E.A.

Berpindah dari kelas ke arena pertarungan, aku duduk di tempat duduk penonton. Aku harus melihat pertandingan ini, aku tidak tahu bagaimana yang lainnya melihat hal ini tapi aku hanya kasihan dengan Senior Ambush.

"Dia bodoh. Menerima Tantangan dari seorang Master..!" disampingku duduk Yuliana bersama 'topeng' aslinya.

"Menolak atau menerima? Bagi Senior Ambush keduanya sama saja. Sama-sama merugikan, makanya senior tidak punya pilihan selain menerima Tantangan dari Master Annesa.."

"........."

"Hmm? Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak, hanya saja... Kenapa kau memanggilnya 'senior'? Kita'kan satu kelas?" entah kenapa berkat pertanyaan Yuliana aku merasa deja vu.

"I - Itu bukan urusanmu.." balasku segara mengalihkan mata.

Di arena kedua petarung sudah berdiri disana, saling menatap satu sama lain. Dengan niat yang sama, yaitu menang.

.AS.T.R.E.A.

[ Author POV ]

"M - Master Annesa, kumohon hentikan semua ini. Anda cuma salah paham.."

".........."

"Master Annesa.."

"Apa hanya itu yang ingin kau katakan, Siswa Ambush?"

"Percuma saja ya..?"

"Master Annesa, saya tidak ingin bertarung dengan pengajar. Saya mohon.."

"Kalau begitu matilah!"

"Heh?"

Annesa melesat cepat ke depan, tinju kanannya dikelilingi pusaran angin yang tajam.

Tap.. Jruak!

Sesuatu yang hitam kemerahan tiba-tiba mencuat keluar dari dalam tanah, Annesa menendang angin dan melompat jauh ke belakang.

"Sudah kuduga, kau pasti memasang jebakan di sana.." senyum Annesa, dan Ambush hanya berdecih kecil.

Lingkaran sihir tercipta di samping kiri dan kanan Annesa, Annesa memasukkan tangannya ke dalam sana dan mengambil dua buah grimore. Kedua buku itu terbuka secara bersamaan dan mengeluarkan kekuatan yang sangat besar.

Magic Trance : Steel Bodyimperial

Magic : Dragon Air

Pusaran angin berputar pesat mengelilingi Annesa dan badannya diselimuti cahaya kunang-kunang yang indah. Annesa menyimpan satu buku sihirnya dan mulai membuka lembaran halaman di buku sihir yang ditinggal.

Air Magic : Storm Bullet

Wush!!

Sebuah peluru angin berdiameter kurang dari 1,5 meter melesat cepat ke tempat Ambush. Ambush melompat ke samping tapi ledakan anginnya mementalkan badannya.

Air Magic : Hurricane Death Prison

Angin menghantam cepat ke tempat Ambush, sayatan angin menyayat kulit Ambush terus dan terus.

"Aaaarggh..!!"

"A - Apa ini?"

"Aku tidak mau melihatnya.."

"Ada apa dengan Si Ambush itu, kenapa dia tidak membalas serangan??!"

Para murid mulai heboh saat melihat Ambush di siksa.

Air Magic : Typon Hammer

Dhuar..!!

Ambush terpental dari dalam penjara pusaran angin tadi. Badannya menghantam dinding pembatas.

"Uhuk, uhuk.."

"Ada apa, Ambush? Apa jebakanmu tidak aktif karena aku tidak mendekat??" tanya Annesa remeh.

"Master, sudah hentikan saja.." salah satu murid memberanikan dirinya untuk bersuara tapi ia mendapat balasan berupa marahan dari Annesa.

"Kau-- Kalian diam saja. Bocah ini pantas menerima hukuman dan kalian juga akan aku hukum karena telah berani mencoba melawan seorang Master.."

"T - Tidak mungkin.."

"Hei, 'mencoba'? Ini cuma 'mencoba', tidak perlu dihukum juga..!"

"Tenangkan dirimu, Iki.." tegur Yuliana yang menyadari aura kuat dari Iksan.

"Meng...hukum?"

"Hm?"

"Menghukum anda bilang? Ini?"

"Apa yang lucu, bocah brengsek?"

"Aku tidak percaya kata itu keluar dari Annesa Si Elf Suci.." kekeh Ambush, menyeringai(?).

"Aaargh.  Sudah cukup, aku sudah kehilangan respect -ku terhadap anda... Master Annesa."

"Baguslah. Aku juga tidak sudi mengakuimu sebagai salah satu murid yang ada disini.."

Ambush menghapus noda darah dan meludah ke tanah. "Sudah cukup.." batin Ambush menatap dingin Annesa.

Ambush mengangkat pelan tangan kanannya ke depan.

"Ooh~~akhirnya kau membalas seranganku juga. Majulah jika berani..!" Annesa membuat kubah dari angin yang memiliki banyak lapisan.

Red Bold : Death Spear

Traaas...??!

"........."

"........."

"Orang yang tidak tahu arti 'kompeten' tidak pantas untuk mendapat respect..!"

"A - A - Aaaaarghhh..!!!"

.A.S.T.R.E.A.

[ Iksan POV ]

Pertandingan sudah berakhir dan Senior Ambush yang menjadi pemenangnya.

Serangan tadi? Aku dapat merasakan niat membunuh dari sana. Apa itu? Amarah? Kekecewaan? Atau Penyesalan??

Yang penting senior menang. Ya, dia menang dengan telak.

Master Annesa?

Lupakan dia. Dia tidak pantas dibicarakan. Membiarkan emosi menguasai dan menyalahkan tanggungjawabnya. Dia sudah berakhir.

Tapi ada satu hal yang aku setujui dari Master Annesa. Itu adalah Senior.

Ambush Draclard adalah orang yang licik.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top