Chapter 28 : Pembukaan Turnamen
[ Iksan POV ]
Kelas B berjalan seperti biasanya, kami ngobrol setelah wali kelas selesai memberitahukan event besok yang mana... Besok Turnamen Astrea yang aku tunggu-tunggu bakal dibuka.
Ya!
Senior Ambush bilang ini adalah acara tahunan yang sangat dinantikan oleh para siswa maupun orang-orang yang tinggal di Astrea. Tentu pemberontak juga menantikannya agar bisa menyusup diwaktu penjagaan menurun. Yuliana juga memberitahu sedikit jika anggota keluarga kerajaan yang memimpin Astrea juga bakal menghadiri dan menyaksikan langsung acara tahun ini.
Senior Maya bilang jika ada 15 kelompok beranggotakan 6 orang setiap kelompok. Mereka beragam, ada siswa dan juga para petualang yang disewa. Dan untuk hari ini pelajaran dihilangkan demi hari esok.
Aku sangat menantikan hari esok.
.A.S.T.R.E.A.
[ Author POV ]
200 prajurit Astrea berjaga diluar serta disekitar lingkungan akademi, pihak akademi membuat satu jalan masuk saja yaitu halaman depan yang dijaga oleh para elit dan tidak lupa Leader Orgnzt. Peristiwa 1 tahun yang lalu memaksa pihak Astrea menambah ketatnya penjagaan tahun ini.
Anggota kerajaan sudah berada di dalam, sayangnya hanya dapat menghadiri cuma dua yaitu Ratu dan Putri pertama Astrea sedangkan Raja dan para pangeran memiliki tugas lain yang mesti dituntaskan.
Salah satu master yang mengajar di akademi-- Coroka menggunakan sihir ruangnya untuk memperbesar lapangan yang menjaga ketiga tingkat kelas, 20x lebih besar dari sebelumnya. Kini ada lapangan kosong ditengah Akademi Astrea. Beberapa master juga memperlihatkan kekuatan sihir mereka, lapangan kosong itu dipenuhi tumbuhan serta pohon dan tidak ketinggalan bangunan kosong yang dibuat sengaja. Bangunan yang dimaksud berupa rumah dari tanah.
Coroka berjalan diluar medan itu sambil memegang benda bernama mikropon hasil ciptaan profesor jenius Neo. Coroka sedikit mengalirkan mana pada mikrofon dan suaranya pun terdengar sampai ke luar akademi.
"Selamat datang di acara tahunan Astrea. Selamat datang di Turnamen Astrea!" seru Coroka bergema di medan tengah akademi. "Pertama-tama izinkan saya yang bertugas sebagai pembawa acara pada kesempatan kali membuka acara. Saya, Coroka McCluen dengan ini menyatakan Turnamen Astrea... Dibuka!"
""HO!!"" sorak - sorai penonton terdengar keras menggetarkan medan yang isinya hanya para siswa akademi dan sedikit orang luar.
"Acara pembuka akan dipimpin oleh Ratu Astrea.."
Tap..
Entah bagaimana suara langkah kaki itu dapat di dengar oleh semua orang. Atap yang menjadi tempat biasanya Iksan dan Ambush tiduran disihir lebih luas seperti ruang VIP stadion sepakbola.
"H-hahaha. Tidak dapat dipercaya.." batin Ambush menatap pucat ke atap.
Seorang wanita cantik berambut hijau tua mengenakan gaun hijau daun nampak di ujung pagar atap yang kini ditutupi oleh kaca tembus pandang, Putri pertama Astrea mengikuti ratu dari belakang dan pengawal pribadi mereka mengekor bak seorang butler.
Alis Iksan bertaut. "K-kenapa d-dia bisa ada disana?" syoknya.
.A.S.T.R.E.A.
[ Iksan POV ]
Ratu Astrea benar-benar cantik, surai dan gaun hijaunya membuatku sangat yakin jika permata yang dicuri adalah miliknya saat itu. Putri pertama kerajaan menurutku juga lumayan--
"?!?!?"
Tapi... Ada satu sosok yang sangat aku kenali yang 'menjadi' pengawal ratu dan Putri kerajaan. Rambut hitam dan tatapan kosongnya itu.
Apa ini?
Kenapa ayahku ada DISANA?!?!
"Ada masalah, Iksan?" tanya senior Maya.
"T-tidak ada.." bohongku. Senior mengabaikan itu dan aku kembali menatap ayah.
Dia tersenyum ke arahku. Dia baru saja tersenyum?!
"Aku ingin jawaban dari keterkejutan ini.."
"Senang bertemu dengan kalian semua, rakyat Astrea. Aku ratu kedua dari Astrea, Santiaca Presurear Astrea yang akan menyaksikan para perserta dari awal hinggga akhir. Aku ucapkan terimakasih banyak karena telah bersedia untuk hadir. Seperti yang kita ketahui kita berada dalam masa sulit selama 20 tahun terakhir dimana 'mereka' terus mencoba menyerang dan merebut tempat ini namun berkat kerja keras semua orang yang ada di Astrea kita dapat mempertahankan rumah kita, dan saat ini akan lahir legenda baru dari turnamen ini. Kami sudah memastikan jika pemberontak tidak akan mengacaukannya turnamen tahun ini, aku mendapatkan banyak bantuan dari banyak negara, organisasi dan lainnya.." ratu merubah sudut berdirinya membuat semua orang dapat melihat sosok ayah. "Dan pria berwibawa dibelakangku ini yang menjadi perwakilan semua bantuan itu,"
Pria berwibawa? Orang yang sering merokok dan asal buat senjata itu??
Hahahaha, dia hanya mirip dengan ayahku, tidak mungkin dia ayahku... Kan?
Smirk.!
Dia kembali TERSENYUM ke arahku?!
"Terimakasih, ratu.." ayah memberi salam hormat ke ratu.
"Aku baru saja melihat sebuah lelucon. Ayahku yang malas, bodoh dan egois itu baru saja bertutur sopan dan formal. Mungkin dunia ini sudah terbalik."
Ratu kembali melanjutkan pidatonya dan menutup acara pembukaan membuat semua peserta tambah semangat. Master Coroka kembali mengaktifkan mikrofonnya.
"Untuk babak 1 kalian akan berada di medan yang telah dibuat oleh kami para mster akademi, tepatnya melawan 15 monster unik berdasarkan rencana kelompok. Masing-masing dari kalian akan melawan monster unik yang telah dijinakkan oleh Putri Astrea. Kalian boleh membunuh atau tidak, itu adalah keputusan kelompok kalian sendiri.."
"B-bagaimana kalau kami yang terbunuh?" tanya Lily-- tubuh kecilnya dapat aku kenal.
"Kalian tidak akan mati.." jawab cepat master itu.
Drap!!
Ada tiga master baru yang ikut berpartisipasi.
"Jika ada monster unik yang hampir membunuh kalian maka aku akan membunuhnya.." kata master laki-laki berambut pirang dengan baju hijau gelap yang dilindungi chainmail dan sebuah longsword yang sarungnya terbuat dari permata.
Heildet Missionari.
"Aku bertugas sebagai pengawas pertarungan dan andai saja ada yang terluka parah, Master Gyrina yang akan menyembuhkan.." tunjuknya ke master perempuan kacamata bertopi penyihir mengenakan gaun yang memperlihatkan belahan dadanya. "Aku tidak sendiri, di turnamen nanti ada satu master lagi yang mengawasi kalian dan para monster," sambungnya memberi fokus ke pria berambut hitam panjang yang membawa dua pistol revolvver panjang di pinggangnya.
"Siapa?" penasaranku.
"Dia Master Shooter, aku pernah melihatnya bertarung melawan satu pemberontak dan menang dengan cepat.." jawab Maxwell yang tiba-tiba sudah berada dibelakang kananku.
"Huh?! Kau buat kaget saja.." pekikku pelan.
"He~~ternyata Iksan bisa kaget juga~?"
"Berhenti bercanda.."
"Kalian semua akan menerima nomor sesuai pilihan, dan nomor itu akan menentukan monster unik yang akan kalian lawan. Tidak ada peraturan khusus, babak akan terus berjalan sampai kelompok tersisa 1... Tetapi prediksiku bakal ada 3 kelompok yang gugur di babak 1 ini!" aku kembali berfokus ke kata master Coroka setelah ia kembali lanjut.
Salah satu anggota panita membawa sebuah papan yang memiliki 15 nama monster unik yang akan kami lawan.
"Silahkan kirim perwakilan kalian..!"
.A.S.T.R.E.A.
Kami setuju jika Senior Ambush yang maju sebagai perwakilan Kelompok Loyalty(nama kelompok kami).
"Kenapa aku?" tanyanya sambil memekik.
"Aku hanya ikut suara terbanyak.." jawab Jeane.
"Kau selalu menarik hal-hal yang bagus, Ambush.." alasan senior Maya.
"Karena kau sial.!" sambung Maxwell.
"A-aku ikut nona Maya.." cicit Aleo.
"Karena senior selalu menarik orang yang kuat. Aku suka yang kuat-kuat.." jawabku jujur.
"Ho! Kita sepikiran, Iksan.." teriak Maxwell.
"K-kalian pasti bercanda.." aku dapat melihat ekspresi memalukan senior, ini lumayan.
Kelompok Blueue sudah selesai, Yuliana juga dan Orphan.
"Dapatkan yang bagus, Ambush.." sorak Maxwell memberi semangat.
Senior berjalan dengan pucat ia mengambil bola nomor dan mendapatkan nomor 4.
""....... ""
""YES""
"Hah??!"
"Haaah. Ambush ternyata meman sial.." desah senior Maya pasrah, beda denganku dan Maxwell, kami senang dengan nomor itu.
"K-kita beneran bakal melawan monster unik itu.?" tatap takut Aleo ke papan nama.
"Nasi sudah jadi bubur. Kita hanya bisa pasrah saat ini.."
"Aku suka kata-katamu, Maya.."
"Nona Jeane.."
Nama monster unik nomor 4 adalah... Golem Lumpur Pelenyap yang ada di lantai 32. Bukan itu saja, siapapun yang mendapatkan nomor 1-5 akan menghadapai 10 disetiap perwakilan kelas 1,2 dan 3.
Bayangkan berapa banyak lawan yang bisa kami hadapi pada setiap kelas ditambah harus mengalahkan monster unik. Aku harap Jeane memilih kelas 2 atau 3 nanti.
"Kalian memiliki waktu sebanyak 1 jam untuk menyelesaikan babak 1.."
Dan itu DITENTUKAN selama 1 jam?! Turnamen ini benar-benar hebat!!
.A.S.T.R.E.A.
[ Ata POV ]
Santiaca dan puterinya kembali duduk di kursi yang telah disiapkan oleh Scar. Ada aura yang mengangguku sejak tadi, itu adalah aura Iksan yang 'terlalu' semangat.
"Apa itu anaknya, paman Ata.? Dia terlihat ceroboh.."
"Kalimatmu menusuk seperti biasa, tuan puteri. Dia memang ceroboh tapi dia adalah anakku. Kau tidak bisa menilainya dari pandangan pertama.."
"Huh.!"
Aku sedikit terhibur dapat mengalahkan gadis muda ini dalam keahliannya berbicara.
"Ata, aku sangat menantikan pertarungan anakmu.." cetus Santiaca.
"Haa. Jangan terlalu berharap, gaya Iksan bertarung sangat berbeda denganku ataupun Ardian tapi aku yakin kau pasti terhibur.."
"Apa maksudnya itu, paman Ata??"
"Karena dia adalah orang yang gila akan pertarungan!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top