Chapter 10 : Mendapat Pekerjaan Baru
[ Iksan POV ]
Kami berdua duduk di ruang tamu yang megah, sepertinya dibuat khusus untuk bangsawan. Yah, walaupun ini adalah apartemen sih. Luasnya hampir seperti rumahku, baru ruang tamunya saja, bagaimana dengan tempat lainnya?
Ada meja kaca sepanjang 1,5 meter ditengah ruangan, di atas langit-langit terpajang lampu besar tidak menyala penuh dekorasi emas kurasa, empat tempat duduk persegi panjang yang mengelilingi meja. Dibelakang tempat duduk bagian barat ada anak tangga yang menuju ke lantai atas, aku tidak tahu kemana anak tangga itu menuju.
"Jadi, apa yang membuatmu datang ke sini, Iksan?"
Ups. Aku hampir lupa dengan Kak Scar. Berapa kali pun aku perhatikan Kak Scar memang cantik, aku sedikit iri dengan kakak sialan itu. Kak Scar memiliki warna rambut merah cardinal gelap kehitaman, mengenakan sweater putih susu... Tanpa ada bawahan.
"B-Begini.."
"Aku harus bilang apa? Minjam uang? Tidak-tidak. Aku tidak mau menyusahkan Kak Scar, kalau kakak sialan dengan senang hati aku berhutang.."
Aku memainkan dua jari telunjukku mencari topik lain selain meminjam uang. Lalu Kak Scar memegang salah satu pundakku.
"Iksan, ada apa? Berusaha berbohong? Aku makan nih~~"
"Hiiiih!!"
Aku segera menjauh ke sudut tempat duduk, dengan ekspresi pucat penuh keringat aku menjawab.
"Sebenarnya..."
.A.S.T.R.E.A.
[ Author POV ]
"A-Apa?! Hahahaha..."
"Sudah aku duga.." -_-
Iksan sweatdrop menatap Scar yang tertawa lepas saat Iksan ingin berhutang uang. Sambil memegangi perut, Scar tertawa di atas sofa tempat duduk.
"Bagaimana ceritanya sampai ketinggalan? Hahaha..."
Iksan hanya diam malu akan sifat buruknya. Sesuatu yang kau tanam akan berbuah. Sifat pelupa Iksan akan membuat hasil yang merugikan baginya, dan mungkin untuk orang lain juga.
"Kak Scar, b-bisa kau berhenti? Ini memalukan.."
"Salahmu sendiri.." Scar menepuk-nepuk bahu Iksan sembari masih tertawa.
"Akan aku bantu.."
"Heh? Beneran??" mata berbinar Iksan seketika lenyap setelah Scar melanjutkan kalimatnya.
"Tapi tidak ada yang 'gratis'. Kerja keras akan memberi hasil, maka dari itu aku akan memberikanmu suatu pekerjaan.."
"Pekerjaan??"
Scar tersenyum tipis. "Ini akan menarik.."
Tap.. Tap...
"Nyonya Scar, saya sudah selesai mengerjakannya.." suara seseorang memanggil Scar.
Dari anak tangga turun seorang gadis bersurai hijau muda hutan, ada lambang Astrea di blazer yang dia kenakan.
"Dia juga siwsi di akademi?" batin Iksan.
Gadis itu dan Iksan saling menatap.
"Nyonya, dia siapa?" tanyanya sambil mendekat ke sofa.
"Dia adikku Iksan. Dan Iksan, dia In.."
Iksan hanya mengangguk tanda perkenalan tapi gadis itu hanya diam menatap.
"Kenapa dia terus menatapku?" pikir Iksan heran.
Pok!
Scar menepuk kedua telapak tangannya, menarik perhatian kedua pemuda-pemudi ini.
"Karena sudah datang, aku ada pekerjaan untuk kalian berdua.."
"Lagi??!" tanya In kaget, Scar hanya tersenyum.
Iksan menatap heran keakraban keduanya. "Aku merasa hal yang lebih buruk akan terjadi.."
.A.ST.R.E.A.
[ Iksan POV ]
Park Shin In, siswi kelas satu sama sepertiku hanya beda kelas, berasal dari Parks. Negara dari bagian timur Slyia. In mempunyai surai hijau yang panjang, kemeja putih yang dilapis dengan jaket sweater coklat muda dan blazer hitam abu-abu, rok pendek coklat muda dengan garis cream abu-abu, stocking cokelat dan sepasang sepatu hitam-merah.
"Jadi... In, sejak kapan kau mengenal Kak Scar?" tanyaku memulai topik.
Aku tidak suka suasana yang canggung, ditambah orang yang melewati kami selalu berbisik secara terang-terangan.
"........."
Aku menatap datar In yang sepertinya tidak mendengar suaraku. Dia melamun?
"In!" panggilku dengan volume agak keras.
"Eh? Ya? Apa??" sahutnya memekik.
Menurutku saja atau aku baru saja dipasangkan oleh orang yang suka sendiri, dengan kata lain. Apa In adalah seorang penyendiri?
"Maaf, tadi anda bilang apa?"
"Jangan formal, kita satu angkatan. Biasa saja.." pintaku. Walau kau menghormati Kak Scar, belum tentu kau juga harus hormat kepadaku'kan(?). "Panggil aku dengan namaku. Oke?"
"Baiklah. I-Iksan..?"
"Bagus. Jadi, sejak kapan kau mengenal Kak Scar, In??" tanyaku lagi.
"Sebenarnya tidak terlalu lama tapi entah kenapa kami bisa akrab begitu saja dengan Nyonya Scar.."
Aku tidak terkejut jika itu adalah Kak Scar. Kak Scar adalah tipe yang optimis dan ceria. Dia selalu menyambut orang yang dia sukai. Aku bingung apa yang Kak Scar sukai dari kakakku yang sialan itu.
"Aku mengerti, tapi juga tidak.."
"Kenapa?" senyuman In redup saat aku mengeluarkan kertas yang aku terima dari Kak Scar. Mata In seolah berkata 'oh, yang itu'.
"Hei In, apa kau selalu seperti ini?" In hanya mengangguk.
Kasihan.
Di kertas itu tertulis 'Bantuan menangkap pencuri di distrik barat'.
Dari kertas dan ekspresi In saja dapat aku ketahui, dia sudah menjadi perusuh Kak Scar selama ini. Terlebih...
Kau akan aku beri bantuan uang setiap kali kau menyelesaikan permintaan. Give and Take!
Saking kesal aku hampir menghancurkan kertas ini dengan petirku. Ini sama saja dengan aku menjadi pesuruh Kak Scar.
.A.S.T.R.E.A.
Distrik Barat Astrea terkenal dengan sejarah kelamnya, tidak banyak warga yang berani tinggal disana dikarenakan sering terjadi pencurian serta penindasan disini. Itulah kenapa distrik barat menjadi markas untuk para pemberontak.
Selama pelajaran di kelas aku juga sering diberitahukan tentang kejahatan di distrik barat, kami dilarang pergi ke sana kecuali ada keperluan penting. Syaratnya kami harus mendapatkan izin dari wali yang memberi izin pergi ke sana. Dan waliku dan In adalah Kak Scar.
Uhuk! Aku terkejut saat In menceritakan jika Kak Scar salah satu Master yang mengajar di Akademi Astrea. Dia seperti hantu saja, bekerja dimana-mana. Keahlian Kak Scar adalah masakannya, itulah kenapa dia di tunjuk sebagai Master yang mengajari para murid untuk memasak. Untuk Akademi Astrea, mereka sedikit normal juga.
Makanan penting dalam bertahan hidup. Perut harus terisi sebelum pergi ke medan perang.
Aku dan In berjalan masuk melewati gerbang batas antara distrik barat dengan wilayah luarnya. Udara disana sangat dingin dan aku merasa ada tatapan mata memperhatikan dari dalam kegelapan. Sepertinya ada sihir ilusi yang dipasang disini.
"In?"
Aku lirik In, dia sepertinya gelisah. Dia takut? Tidak mungkin'kan? Dia adalah siswi Astrea. Masa... Takut??
"Ah, Ah.."
Tapi dilihat darimana pun In menahan ketakutan itu. Ada dua kemungkinan, dia memiliki trauma atau... Dia pernah datang ke sini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top