9] Masalah Selesai
Untuk beberapa saat aku hanya bisa diam mematung. Aku terkejut dengan ucapannya tersebut. Apa benar Lando menyukaiku? Tapi kenapa aku masih merasa tak yakin jika akulah yang dia cintai?
"Gue ... gue," ucapku kebingungan. Sekarang rasanya pikiranku benar-benar kosong. Ternyata seperti ini rasanya ditembak 'teman' sendiri. Rasanya sangat aneh ternyata.
"Lando, gue ... gu—""Hahaha ...." tawa Lando memotong kalimatku. Segera aku terdiam dan memandangnya bingung.
"Apa?" tanyaku kepadanya.
"Wajah lo beneran lucu," ucap Lando disela tawanya.
Aku memandangnya masih dengan wajah kebingungan. Aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang Lando perbuat saat ini—bilang suka dan tiba-tiba ngakak. Lando enggak mendadak gila, kan?
"Oke, sorry," ucapnya seraya mencoba berhenti tertawa.
Aku memandangnya kesal. Lando masih saja menertawakan sesuatu yang aku tidak tahu itu apa. Perasaan enggak ada yang lucu, deh. Lantas mengapa Lando tertawa?
"Lando!" panggilku yang membuatnya memusatkan perhatiannya kepadaku dan mulai berhenti tertawa. Dan ya, dia sekarang benar-benar berhenti tertawa. Lando menarik napas dalam dan menghembuskannya.
"Gue bercanda," ucapnya sambil terkekeh.
"Bercanda?" tanyaku bingung.
"Bukan lo kok yang gue suka. Astaga, kayaknya lo percaya banget ya, sama apa yang gue ucapin tadi," ucapnya santai sambil terkekeh. "Pia ... Pia," gumamnya.
"Bercandaan lo gak lucu!" kataku kesal sambil memukulinya. Lando pasrah menerima pukulanku seraya tertawa.
Apa'an sih, bercanda kayak begitu? Bikin jantung hampir meledak saja nih, gara-gara kaget! Dasar Lando ngeselin. Beneran minta di buang ke jurang ini cowok satu! Eh ngomong-ngomong, ngapain Lando ke sini?
"Eh, ngapain lo ke sini?" tanyaku memandangnya curiga.
"Mau minta maaf," ucapnya singkat dengan wajah yang cukup datar.
"Minta maaf?" tanyaku bingung.
"Yap. Gara-gara gue, lo jadi bertengkar sama cowok lo. Gue beneran minta maaf. Gak seharusnya juga gue bentak lo kemarin. Maaf, Pi."
Lando minta maaf? Cowok lempeng tanpa ekspresi ini minta maaf? Kenapa aku kaget beserta terharu seperti ini. Serius gak nyangka banget kalau Lando bakalan minta maaf sama aku. Ya meskipun minta maafnya dengan wajah datar seperti ini, tapi cukup mengharukan juga. Tapi, enggak adil juga sih, kalau dia aja yang minta maaf. Bagaimanapun juga sebenarnya yang salah itu aku. Aku benar-benar merasa seperti orang gila jika memikirkan apa yang telah kulakukan kepada Lando kemarin-kemarin.
"Gue juga minta maaf, Do. Gak seharusnya juga gue marah-marah sama lo. Gue beneran berasa jahat banget udah ngelabrak lo kayak kemarin," ucapku dengan menahan malu.
Lando menyukaiku? Astaga, aku dapat teori gila itu dari mana? Ish! Ini gara-gara Virgo, nih! Malu kan sekarang.
"It's okay. Ehm ... gue juga minta maaf karena udah manfaatin lo," ucapnya terlihat serba salah.
"Manfaatin?" tanyaku bingung.
"Gue deketin lo sebenernya cuman buat dapetin cewek yang gue suka."
"Maksudnya?" tanyaku tambah bingung.
Kalau masalah itu kan sejak awal aku sudah tahu. Dari awal juga dia sudah bilang minta bantuanku untuk mendapatkan cewek yang dia sukai. Terus maksudnya 'minta maaf karena sudah manfaatin aku' itu apa? Kenapa Lando jadi orang ngebingungin, sih?
"Gimana ya, jelasinnya," ucapnya terlihat bingung. Dan kita berdua akhirnya jadi dua manusia bingung yang saling berhadap-hadapan. Lucu ya?
But wait, kalau bukan aku yang Lando sukai, lantas siapa?
"Cewek itu siapa?" tanyaku. Dan kembali Lando terlihat salah tingkah. Lucu juga kalau dia salah tingkah seperti ini.
"Hai," sapanya dengan senyum sangat lebar yang terlihat sangat aneh di wajahnya. Pandangannya kini mengarah ke arah belakangku.
"Ngapain lo di sini?" terdengar suara Irla dari arah belakangku. Sontak aku menoleh ke belakang dan kudapati Irla tengah memegang hapenya dan memandang garang ke arah Lando.
"Main," jawab Lando cuek masih dengan senyum anehnya. Lando benar-benar tidak pantas memasang senyum seperti itu. Menjijikan.
"Senyum lo menjijikan," ucap Irla memandang Lando dengan tampang jijik. Kontan Lando langsung memasang wajah cuek dan datarnya kembali. Nah, lebih cocok begini sepertinya.
Kupandangi Lando dan Irla bergantian. Rasanya ada yang aneh dengan mereka berdua. Eh tunggu, dari mana mereka bisa saling mengenal? Lando dan Irla kan, beda sekolah. Beda angkatan juga. Tapi kenapa bisa kenal?
"Lo kenal dia?" tanyaku pada Irla sambil menunjuk Lando.
Irla mengangguk dan berkata, " Dia anak karate di sebelah tempat gue les. Ngeselin anaknya. Temen lo, Kak?"
Setuju, Lando emang ngeselin.
"Ah, iya temen sekolah gue."
"Usir gih, males gue lihat wajah sok datar, sok senyum-senyum gaje. Kayak orang gila," kata Irla sebal sendiri.
Kutatap Lando yang kini tengah tersenyum tengil ke arah Irla. Bentar deh, kok rasanya ada yang aneh? Apa jangan-jangan cewek yang disukai Lando itu Irla, adikku?No way!
"Apa ce ... cewek itu?" tanyaku tergagap yang dijawabinya dengan anggukan kepala dan wajah datarnya.
Kini kupasang wajah terkejut yang paling terkejut. Mulutku menganga, mataku melotot seakan ingin keluar dari tempatnya. Demi apa, selama ini yang dicintai Lando itu Irla? Dan kenapa enggak dari dulu dia ngomong ke aku kalau dia suka sama adikku?
"Kenapa lo gak ngomong dari awal kalau cewek itu dia?" tanyaku sebal sendiri.
Gara-gara masalah sepele begini aku jadi berantem kan, sama Pio. Kalau sejak awal Lando ngomong sama aku, gak mungkin kan, akan ada masalah gak jelas antara aku, Pio dan Lando.
"Kalau gue ngomong dari awal emang lo bakalan bantuin gue?"
"Ya paling enggak kan ...," ucapku menggantung.
"Paling enggak kan dengan begini lo tau, kalau gue cowok baik-baik. Dan gue yakin, lo bakalan dukung gue buat dapetin dia. Iya kan?" Lando tersenyum menyebalkan ke arahku.
"Pede banget lo kalau ngomong!" semprotku kesal sendiri.
Lando memang menyebalkan! Masak deketin aku biar bisa deketin Irla. Taktik macam apa itu?
"Gue tau, lo bakalan ngerestuin gue kok. Dari lubuk hati lo yang paling dalam, gue yakin kalau lo bakalan setuju gue sama dia jadian. Banyak tau, cowok brengsek yang ngincer dia. Dan lo tau gue kan, gue cowok baik-baik yang gak suka mainin cewek. Jadi, gue rasa, gue calon yang paling tepat buat dia."
"Ya seharusnya lo ngomong kek sama gue, siapa cewek itu!"
"Kalau gue ngomong, emang lo bakalan nolongin gue?" tanyanya dengan wajah tengil menyebalkan.
Ya pasti enggaklah! Mana mungkin, aku ngebiarin cowok songong, nyebelin, wajah datar gak jelas kayak Lando deketin Irla! Tapi dibalik segala macam hal menyebalkan soal Lando, aslinya dia baik juga. Selama ini, Lando juga gak pernah gimana-gimana jadi orang. Lumayan perhatian juga, sih. Tuh, baik sebenarnya.
"Lo berdua ngomongin apa, sih? Berisik banget!" semprot Irla dari arah belakangku. Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum canggung. Gak tahu apa, kita lagi ngomongin dia.
Aku kembali memandang Lando yang kini tengah memandangi Irla dengan senyum menjijikan. Eww, Lando kenapa jadi agak sedeng begini, sih? Aneh banget. Raja datar berubah menjadi raja gaje.
"Hei," panggilku yang membuat Lando menoleh ke arahku. "Lo beneran suka sama dia?" tanyaku kepadanya.
Lando mengangguk yakin dan berkata, "Seratus persen cinta."
Kenapa ucapannya tersebut terdengar lebih menjijikan dari senyumannya? Haduh, apa yang harus aku lakukan coba? Haruskah aku merestui dan membantunya untuk mendapatkan Irla?
Baiklah.
"Ini keputusan yang sangat berat yang pernah gue ambil," ucapku yakin ke arah Lando. "Gue kasih lo 'yes' buat dapetin dia."
"Sudah gue duga," katanya songong.
"Tapi awas aja, berani lo nyakitin dia. Gue bunuh lo!"
"Minggir dong. Ngalangin jalan tau. Gue mau lewat!" semprot Irla sebal yang membuatku langsung bergeser ke kanan agar dia bisa lewat.
"Lo juga minggir," semprotnya lagi ke arah Lando. Lando berdecak sebal yang membuatku terkikik geli. Irla dan Lando lucu juga. Aku yakin, kalau mereka jadian, Lando bakalan bonyok sama Irla. Irla kan galak banget jadi cewek. Astaga.
"Adik lo ngeselin ya?" ucap Lando kepadaku yang kujawabi dengan anggukan kepala dan kekehan.
"Bodo." Irla ikut membalas ucapan Lando dan mendorongnya agar Irla bisa lewat.Kemudian Irla berjalan menuju jalan di depan rumah dengan pandangan fokus ke arah hapenya. Kayaknya Irla belum pernah kepentok pohon, deh. Jalan meleng gitu. Lagian, dia mau ke mana, sih?
"So, are we good now?" tanya Lando yang membuatku menoleh ke arahnya.
"Yeah, I guess so." Aku tersenyum ke arah Lando yang dibalasnya dengan senyum kecil.
"Hubungan lo sama cowok lo gimana?"
Seketika rasa sedih itu kembali muncul. Aku kangen sama Pio. Aku pengen ketemu sama dia. Aku ingin hubunganku dan dia kembali baik-baik saja. Pioku.
"Gue masih belum ketemu sama dia," jawabku lesu.
Kulihat Lando menampakan wajah tidak enaknya. Dia mengusap tengkuknya seperti tidak nyaman. Sepertinya Lando masih merasa bersalah karena menjadi alasan hubunganku dan Pio menjadi berantakan. Mungkin kemarin, aku akan tetap menyalahkannya. Tapi sekarang, aku sudah tidak lagi mempermasalahkan siapa yang menjadi penyebab ini semua. Karena bagaimanapun, ini masalahku dan Pio. Dan siapa pun yang salah, tetap akulah yang harus bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah ini.
"Sudahlah, gak usah ngerasa bersalah lagi." Aku menepuk pelan lengan Lando dan tersenyum kecil.
"Kalau lo butuh bantuan gue buat jelasin ke cowok lo, gue siap."
Masalahnya, Pio sampai sekarang masih belum diketemukan. Pio ada di mana? Masak dia benar-benar menghilang? Pulang rumah aja enggak. Terus dia ke mana?
"Do, ini tanggal berapa?" tanyaku cepat seraya mencengkram lengannya.
"Tanggal 23, kenapa?" tanyanya terlihat bingung.
Akhirnya aku tahu di mana Pio berada!
"Thanks, gue duluan," ucapku seraya pergi dari hadapannya. "Tolong jagain rumah gue," ucapku lagi berbalik memandang Lando yang masih terlihat bingung.
"Lo mau ke mana?" tanyanya bingung. Aku hanya melambaikan tangan dan langsung pergi ke arah jalan raya berada.
Pio, aku datang untukmu, sayang. Please, jangan ke mana-mana. Tetap di sana, aku datang!
==============+++++++++============
Hahahaaaaahaaa ketauan kan yeeee, yang disukai Lando siapa. Aku kira bakalan tamat di sini, ternyata gak bisa *plak. Tamatnya insyaallah di part depan yeeee *nyengir
Oyaaaa, jadi kepikiran buat ceritanya Lando nih. Hahaha tapi gatau deh. wkwkwk
dan Selamat menjalankan ibadah puasa buat yang menjalankan!
Thanks for coming! See ya! <3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top