The Puppeteer
Melisa adalah remaja perempuan yang berkuliah di Davenport, dia memiliki sebuah boneka berambut pirang berhidung emas. Boneka itu diletakkannya di atas meja belajar, tepat menatap Melisa pada saat tidur.
Melisa pergi kuliah untuk membantu kondisi ekonomi keluarganya di masa tua nanti, Melisa tidak memiliki banyak teman sementara teman sekamarnya sering keluar. Pada suatu malam Melisa pulang terlambat, pada saat Melisa di depan pintu dia mendengar suara di dalam kamar, Melisa pikir itu adalah teman sekamarnya. Tapi panggilan seorang perempuan di belakang Melisa membuatnya pucat, seorang perempuan yang memanggil Melisa adalah Jina, teman sekamarnya Melisa.
Melisa membuka pintu kamarnya akan tetapi tidak ada apa - apa. Keesokan malamnya Melisa kembali mendengar sesuatu di dalam kamarnya pada saat pulang terlambat malam - malam, Melisa buka pintu kamar dan sekali lagi tidak ada siapa - siapa di dalam, cuma boneka Melisa yang sedang duduk menatap cermin.
Pada tengah malam Melisa dibangunkan dengan suara berisik disamping meja belajar, malam itu Jina tidak ada dikamar, dia menginap dirumah pacar laki - lakinya. Melisa bangun dari ranjangnya dan menuju ke arah meja, Melisa tidak mendengar apa pun tapi bonekanya menghilang. Melisa mencari - cari tapi tidak ketemu sampai Melisa mendengar suara langkah kaki dibelakangnya, Melisa berbalik ke belakang, Melisa terkejut melihat bonekanya bergerak sendiri tapo bukan itu yang membuat Melisa terkejut melainkan sebuah benang kuning melilit di sekujur badan bonekanya. Benang itu berasal di belakang bonekanya, pada saat bersamaan keluar seorang laki - laki berambut hitm, mulut dan matanya berwarna kuning sama seperti benang, benang itu berasal dari jarinya atau dari dalam dirinya.
"Kau tidak sendirian, bukan!"
Tiba - tiba benang itu melilit seluruh tubuh Melisa, Melisa mencoba berteriak tapi ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa bergerak. Laki - laki itu menggerakan jarinya bersamaan dengan itu tangan kiri dan kaki kanan Melisa patah tapi anehnya Melisa tidak merasakan apa pun, dia seperti sebuah boneka tali yang sedang dimainkan.
EPILOG
Keesokan harinya Melisa ditemukan tidak bernyawa, bukan Melisa saja tapi semua penghuni asrama telah mati dibunuh. Polisi masih mencari pembunuh asrama di Davenport yang diketahui bernama ****.
Jauh ditengah kota terlihat seorang laki - laki berjaket biru, jaketnya berlumuran penuh cairan merah.
"Berhenti disana!" seru petugas polisi kepada laki - laki bertopeng putih yang ingin masuk ke dalam gang.
"Letakkan tangan diatas kepala!" perintah petugas itu tapi laki - laki bertopeng malah melawan dan melempar pisaunya ke arah petugas, namun pisaunya melesat.
Pada saat petugas itu mau menembak tiba - tiba dia berhenti, bersamaan dengan itu tangan dan kaki petugas itu patah seketika

"You're alone here....aren't you?" pada waktu bersamaan laki - laki berjaket hitam turun dari atas.
"Siapa kau?" tanya laki - laki bertopeng putih itu.
"Aku biasanya dipanggil, The Puppeteer..." seru laki - laki bermata dan mulut kuning itu. "Kau??"
"Helen Otis.."
"Kau 'kan yang membunuh mereka semua..." tersenyum Puppeteer.
"Apa pedulimu??" Tanya Otis dengan tatapan membunuh.
"Tenang sobat. Aku datang bukan untuk mencari masalah, melainkan mencari teman..." seru Puppeteer.
"Terakhir kali aku memiliki teman, dia berbohong kepadaku..."
"Tapi aku tidak akan pernah berbohong kepadamu, Otis!"
"Bagaimana aku tau??"
"Karena kita sama!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top