Proxy's Hoodie And Werewolf Is'nt Human, But Vampire Is Good? 2
Cahaya lampu mobil itu melesat di jalan Davenport bagian timur, di dalam mobil ada James dan Morgan yang menempati.
"Kita seperti penjahat saja menggunakan jaket ini..." komentar James yang menatap jaket hitam dan sebuah masker.
"Kita'kan memang antagonis di cerita ini..." ingatkan Morgan yang mengenakan pakaian yang sama.
"Apa iya??!" pikir James.
"Terserah kau saja.." acuh Morgan yang kini memfokuskan matanya ke kemudi.
Mobil sedan hitam yang mereka kendarai berhenti di depan tangga sebuah taman. Pada waktu bersamaan terdengar langkah kaki di atas tangga, langkah kaki itu adalah milik seorang perempuan berambut merah panjang yang mengenakan kemeja hitam dan setelan hitam, rok merah selutut serta sepatu boot.
"Pagi James, Morgan..." sapanya ramah.
"Pagi Rina..." sahut James yang tersenyum dibalik maskernya.
"Masuklah..." perintah Morgan dingin.
"Nadamu cocok sekali dengan suasana, Morgan..."
Rina duduk di tempat duduk belakang sendirian. Morgan kembali menjalakan mobilnya.
"Jadi..." jeda Rina karena harus merenggangkan otot - otot jarinya. ".... Siapa target kita kali ini??" lanjut Rina bertanya.
"Nih! Seseorang yang memakai jaket hoody dan topeng ski hitam..." sahut James seraya memberi Rina foto Hoodie.
"Dia lumayan tinggi..." komentar Rina saat melihat sosok Hoodie.
"Dia lebih tinggi dan berbahaya darimu, Rina..." peringat Morgan dengan nada dingin.
"Aku juga tahu! Dia telah membunuh lebih dari lima teman kalian, kan?" balas Rina cemberut.
James tersenyum kecil melihat ekspresi Rina.
"Misi kita kali ini adalah memburu 'dia' setelah itu Lupus..." cetus Morgan seraya memutar kemudi ke kiri.
¥¥¥¥¥¥¥
Di lorong Davenport Highschool terdengar....
Dor...
Suara tembakan.
Terlihat ada sesosok bayangan besar yang berlari di lorong di kejar bayangan kecil dibelakangnya.
Si bayangan kecil terus menembaki si bayangan besar, sampai bayangan yang besar merusak salah pintu ruangan dan masuk ke sana. Bayangan kecil berhenti dan bersembunyi disamping pintu seraya mengisi amunisi senjatanya.
"Dia terlalu merepotkan. Kenapa Tuan Slender memberiku misi menyusahkan ini?!" gerutu Hoodie dibalik tembok.
Bermodal sisa amunisi dan keberuntungan, Hoodie melesat masuk ke dalam ruangan. Sesampainya di dalam...
Brak...
Sebuah meja kayu menyambut kedatangan Hoodie.
Refleks, Hoodie menjatuhkan badannya ke bawah dan berhasil menghindari meja kayu itu.
Dor....
"Grrr?!!"
Tembakan revolver Hoodie mengenai tangan kiri manusia serigala berbulu coklat gelap itu.
"Saatnya tidur, kawan..."" kata Hoodie kembali menembak manusia serigala itu.
Tapi manusia serigala itu mengangkat salah satu meja dan menjadikan perisai. Dia meraung dan melempar satu meja lagi ke tempat Hoodie, Hoodie melompat ke kiri menghindari lemparan meja itu. Tanpa Hoodie ketahui? Si manusia serigala melarikan diri saat Hoodie sibuk menghindar tadi.
Hoodie sendirian di ruangan tersebut, Hoodie mengangkat wajahnya dan menatap kamera yang ada di ruangan.
"Begini namanya aku yang jadi tersangka..." kata Hoodie menggaruk bagian belakangnya malas.
Hoodie mengarahkan revolvernya ke kamera tapi kembali menurunkannya.
"Buang peluru saja..."
¥¥¥¥¥¥¥
Pintu atap sebuah atap terbuka dan pelakunya adalah Hoodie. Hoodie berjalan ke ruang terbuka sembari memperhatikan revolver ditangan kirinya.
"Sial hampir habis..." gerutu Hoodie... Lagi?
Tapp....
Suara langkah kaki(??) membuat Hoodie berhenti jalan.
"Kali ini apa????"
Dengan malas Hoodie berbalik badan.
"Ketemu..." kata Morgan menatap datar Hoodie.
"Hmm?? Siapa??" sahut Hoodie yang bertanya.
Morgan mengangkat AK47 ke tempat Hoodie dan mulai menembakinya.
Drrr... Drr.....
Tembakan awal Morgan meleset dan itu membuatnya....
Dor...
Tertembak oleh revolver Hoodie.
Morgan tersungkur ke belakang sambil memegangi bahu kanannya.
"Ini bukan peluru perak tapi kenapa sakit sekali???" kata Morgan bingung.
Di ujung atap ada James yang baru datang dalam bentuk hewannya, James mengeluarkan air liur.
"Anjing?"
"Siapa... Yang kau panggil 'Anjing'??!"
James berlari sangat cepat ke tempat Hoodie, Hoodie menembak James tapi James menggunakan kedua lengannya sebagai perisai. Hoodie menyimpan revolvernya dan mengambil tongkat besi yang bertengger di punggungnya.
Dalam sekali gerakkan, tongkat besi Hoodie terayun kuat dan menghantam keras wajah James yang ingin mencakar Hoodie. Hoodie menendang selangkangan James di saat dia kesakitan 'muka', Hoodie tidak sampai disana... Hoodie mengayunkan tongkat besinya dengan dua tangan dan mementalkan James ke belakang.
Saat James masih terjatuh, Hoodie berlari ke depan James dan ingin memukulnya lagi sampai suara tembakan terlepas. Sebuah peluru menembus daging lengan kanan Hoodie dan membuat pegangan Hoodie pada tongkatnya terlepas. Tidak jauh dari tempat Hoodie, tepatnya di atas pintu ada Rina yang berdiri disana sembari memegang sebuah sniper.
Terdengar Hoodie mendengus. Hoodie mengeluarkan revolvernya dan di arahkannnya ke Rina, Rina tidak tinggal diam... Dia juga mengarahkan snipernya ke Hoodie.
Dor....
¥¥¥¥¥¥
Manusia serigala berbulu coklat berlari masuk ke bawah jembatan dan bersembunyi di dalam kegelapan. Dia adalah Lupus.
Lupus mengambil paksa peluru Hoodie yang tertancap di lengannya, peluru itu berwarna hitam pekat.
"Batu Urban ya?!"
¥¥¥¥¥¥
Sniper yang Rina pegang terlepas dari tangannya, Rina memekik pelan seraya memegangi pundak kirinya yang tergores peluru Hoodie. Hoodie menyimpan revolvernya dan mengambil tongkat besi yang terjatuh dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya baru saja tertembak.
"Hari ini cukup sampai pagi ini saja..." kata Hoodie berjalan pergi.
"T - Tunggu..." pinta Morgan yang bermaksud mengejar tapi luka yang dia terim, terasa sangat sakit.
"Sial..."
¥¥¥¥¥¥¥¥¥
North Davenport, Moice. 07.13
Disebuah apartemen, sebuah mobil sedan hitam terparkir dengan sembarangan. Di dekat mobil tersebut bisa dilihat ada noda biru dan merah.... Serta abu.
Beralih ke dalam apartemen, ada James yang duduk di sofa sembari memegangi es di wajahnya, dikamar mandi ada Morgan yang mandi darah dan Rina yang menjahit luka pundaknya sendiri.
"Haaah... Kita kalah telak dari orang asing itu!" hela kesal James.
"Dia sangat kuat..." tambah Rina yang sudah selesai menjahit. Di tusukan terakhir Rina sempat memekik.
Tidak berselang lama Morgan keluar dari kamar mandi berbaukan amisnya darah.
"Kita harus menyusun rencana baru untuk mengalahkannya..." cetus Morgan yang tidak mengenakan sehelai handuk pun.
"Sebelum itu kenakan 'pelindung' di badanmu yang terlalu 'panas' itu..." seru Rina yang melihat lewat cermin.
"Kau tidak suka?" tanya Morgan dengan nada meremehkan.
"Aku lebih suka James..." jawab Rina terangan.
"Kalian memanggilku?" tanya James yang memekik setiap kali es menjadi air dingin.
"Tidak ada, mungkin kau salah dengar..." balas Morgan sembari memasang facepoker-nya.
Morgan mendekat ke Rina.
"Jangan terlalu menggodaku Morgan atau kau akan menerima hukuman..." ancam Rina.
"Hoo~~Menakutkan~~~"
"Morgan?!!"
"Kalian berdua berisik!!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top