Jeff The Killer : The Last Word III

Sirene mobil polisi menyelimuti tenangnya malam di Hospital Davenport, sekumpulan petugas masuk ke dalam dan memeriksa setiap sudut dan ruangan. Seorang polisi berkepala plontos mendekati Hummels, Doc. Brand dan Victor.

"Kau Hummels?" tanya Mr. Frost.

"Benar Pak!" jawab Hummels.

"Bisa kau ikut saya sebentar.." pinta Mr. Frost, Mr. Frost mengajak Hummels masuk ke dalam mobil bersamanya.

"Hummels.." geram Victor melihat Hummels.

"Aaaarrgh!!!!" teriak Doc. Brand merasakan genggaman Victor yang kuat.

"Hahahaha......sorry!"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suara ejekan sesama laki - laki terdengar jelas di ruang utama. Marshall dan Chris berada di ruang utama sedang bermain video game semantara Lisa berdiri di dapur.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku bocah.." seru Marshall.

"Jangan terlalu senang, Pak Tua.." balas Chris tidak mau kalah. Suara mereka berdua sangat keras, menggangu Lisa yang tengah membuat kopi.

"Mereka ribut sekali.." gerutu Lisa kesal.

Chris dan Marshall masih bermain. Suara dering hp di dalam saku Marshall membuat Chris berhasil memasukkan bola ke gawang.

"YEEEEE!!!!" teriak Chris.

"Kau cuma beruntung, Chris.." gumam Marshall kemudian mengambil hp. "Siapa? Menganggu saja!!"

Number Unknow

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang pria berdiri di balik gelapnya malam, pria itu memiliki tubuh yang tinggi dan sebauh syal yang panjang. Pria itu mengambil hp yang ada disakunya dan memanggil seseorang.

"Halo Marshall.." seru pria itu.

Siapa ini?

"Lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu?" tanya pria itu.

Siapa kau?

"Kau tidak perlu tau... Aku disini untuk memberikan informasi kepadamu!!"

Apa maksudmu?

"Jeff... Sekarang dia ada di Port Davenport!!"

Darimana kau tau?

".............."

Kenapa aku harus mempercayaimu?

"Karena aku adalah temanmu.." pria itu mematikan hp setelah mengatakan itu.

Sebuah mobil putih perah berhenti di depan pria itu, seorang wanita membukakan pintu.

"Sudah waktunya, Mr. Liu!!!!"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kurasa aku kenal suaranya, tapi siapa ya??" gumam Marshall setelah panggilan itu ditutup. Lisa mendekat sambil membawa 3 cangkir kopi hangat.

"Dari siapa?" tanya Lisa seraya menyodorkan secangkir kopi kepada Chris dan Marshall.

"Thanks.." seru Chris meminum kopinya.

"Aku tidak tau.." lanjut Marshall.

"Oh.."

Marshall meminum kopinya kemudian meletakkan di meja yang ada di ruang utama.

"Sudah selesai??!!!" ujar Lisa melihat itu.

"Lisa. Kita harus per----" perkataan Marshall terpotong setelah sebuah benda masuk memecahkan jendela, Lisa yang melihat itu langsung mengeluarkan pistol dengan kopi masih ditangannya.

"Apa itu?" tanya Chris. Marshall mendekat ke jendela untuk melihat benda apa itu tapi sesuatu terbang dari luar dan mengenai kepala Marshall dan membuatnya terjatuh. Marshall mencoba memperhatikan benda apa itu, setelah mengetahui benda apa itu, Marshall langsung ingin muntah berbeda dengan Lisa, dia mengganggapnya itu adalah hal biasa.

"Cepat berdiri!!!" teriak Lisa.

"Kau pikir enak dilempar menggunakan kepala orang lain..." benda yang terbang itu adalah kepala petugas yang ada di luar.

"Apakah Jeff yang melakukan ini?" seru Chris.

"Tidak.." balas Marshall cepat.

"Kenapa kau begitu yakin, Marshall?" tanya Lisa.

"Karena Jeff tidak mungkin membunuh korbannya dengan cara begini, pasti orang lain.." Marshall bersembunyi dibelakang jendela.

"Mungkin dia mengganti cara membunuhnya.." cetus Lisa ikut bersembunyi dibelakang jendela sementara Chris di balik sofa.

"Apa kau sedang melucu?" tanya Marshall kepada Lisa.

"T - Tidak!"

"Kalau begitu dengarkan semua perkataanku.." seru Marshall.

Keadaan menjadi sangat hening, tidak ada lagi suara. Marshall menatap Lisa dengan tatapan bingung, begitu juga dengan Lisa.

"Lisa k---" Marshall dan Lisa langsung menunduk setelah mereka ditembaki dari luar. Marshall berdiri dan balas menembak, diluar sangat gelap, lampu jalan mati entah mengapa cuma rumah Chris saja yang menyala.

"Aku tidak bisa melihat penyerangnya.." seru Marshall kembali bersembunyi.

Keadaan kembali menjadi hening.

"Dia mempermainkan kita.." Marshall keluar dan mengarahkan pistolnya namun tidak ada apa - apa.

"Mana dia?"

"Aku tidak tau tapi mungkin dia mengincar Chris.."

"Chris---"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Chris kebingunan.

"Dibelakangmu.." seru Lisa.

"Dibelakang--" seutas tangan menutup mulut Chris, tangan putih yang pucat tapi lembut. Chris melirik ke belakang, dia terkejut bila yang menutup mulutnya adalah seorang wanita. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia mengenal wanita itu.

"Kakak..."

"Jangan bergerak!!!" teriak Marshall lalu dia menembak, peluru itu menebus rambut Chris dan hampir mengenai wanita yang ada dibelakang. Wanita itu berlari ke pintu belakang dan Marshall mengikutinya dari belakang. "Jangan berlari!!!" teriak Marshall setelah melihat wanita itu keluar dari pintu belakang, Marshall mengikutinya tapi malah terpental ke belakang.

"K - kenapa keras sekali???"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nina meletakkan balok kayu itu dibelakang kenop pintu dan membuat pintu itu tidak akan terbuka untuk sementara waktu.

"Bagaimana Chris tau bila ini adalah aku.." pikir Nina. Tiba - tiba pintu yang ada di depannya terbuka paksa dan menampakan Marshall yang sedang menodongkan pistolnya ke arah Nina.

"Sial.." seru Nina.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Suara itu.." pikir Marshall setelah mendengar wanita yang ada didepannya bersuara. "Apa itu kau Theo?" Tanya Marshall sambil sedikit menurunkan pistolnya.

Wanita itu dengan cepat memutar tubuhnya dan menendang pistol Marshall. Wanita itu melempar pisau tapi Marshall dengan mudah menghindarinya, wanita itu atau Nina berlari menuju tembok. Marshall sangat cepat dan berhasil menangkap kaki Nina, Marshall langsung menarik tangan Nina kebelakang.

"Hentikan Nina!!!" teriak Marshall.

"NINA!!!!" teriak seorang wanita berjaket hitam yang ada di depan Marshall dan Nina, wanita itu berlari dan melompat ke atas Marshall.

Marshall tersungkur ke belakang setelah terkena tendangan ganda.

"Nina, kau baik - baik saja?" tanya wanita itu kepada Nina.

"Thanks Jana..."

"Jana???"

Marshall berdiri, dia mengeluarkan pistolnya.

"Apa yang terjadi pada kalian berdua?? Theo, Jenna!!!!!!!" teriak Marshall.

"Kita ketahuan, Nina..." seru Jana.

"Sepertinya begitu!!!"

"Jawab aku. KALIAN BERDUA!!!!" teriak Marshall lagi.

"Kami memang dari dulu seperti ini, Petugas Marshall..." Jawab Nina sambil mengeluarkan pisaunya.

"Go To Sleep My Prince..." Nina berlari ke arah Marshall diikuti Jana dibelakang.

"Tcih!!!"

DOOR!!!!!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mr. Frost dan Hummels berkendara ditengah tenangnya malam. Malam ini sangatlah gelap seperti tertutup oleh sesuatu.

"Kita mau kemana, Mr. Frost?" tanya Hummels memecahkan keheningan.

"Port Davenport!"

"Kenapa kita pergi kesana? Bukankah ke New Davenport, dimana kemungkinan beradanya Jeff..." seru Hummels.

"Darimana kau tau Jeff telah kembali?" tanya Mr. Frost.

"Dari surat kabar..." jawab Hummels singkat, Mr. Frost cuma diam dan mengendarai mobilnya.

"Oke - oke. Aku tau Jeff kembali karena Jane juga kembali..." cetus Hummels.

"Kenapa?"

"Karena dimana ada Jane, pasti disana juga ada Jeff. Sama seperti masa sekolah mereka..." seru Hummels mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Kau sekelas dengan mereka?"

"Tidak. Tapi kelasku berada di seberang kelas mereka berdua.." balas Hummels masih memandang ke arah luar.

'bzzzz'

"Disini Mr. Frost.."

"................."

"Baik. Terima kasih!" pada saat bersamaan Mr. Frost menutup panggilan itu dan tiba - tiba mengubah arah mobil secara tiba - tiba membuat Hummels terbang dan menghantam kaca jendela.

"Maaf.."

"A - Apa yang terjadi?" tanya Hummels seraya memegangi wajahnya.

"Kita akan kembali ke New Davenport!" jAwab Mr. Frost.

"Kenapa?"

"Marshall telah menangkap pembunuh dua temanmu..." cetus Mr. Frost.

"T - temanku???"

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lisa memerintahkan anak buahnya untuk berjaga disekitar, lalu menghampiri Marshall yang sedang bersandar dipohon. Baju Marshall robek semua, darah dan peluru terlihat dimana - mana.

"Dasar bodoh.." ejek Lisa.

"Apa itu hinaan untukku??" tanya Marshall.

"Bisa dibilang begitu..... Ayo!" Lisa mendekat dan membopong Marshall.

"Argh!!" pekik Marshall kesakitan, darah keluar di perutnya akibat dari tusukan pisau Nina dan Jana.

"Mereka benar ingin membunuhku.." ujar Marshall berjalan terpincang - pincang dibantu Lisa.

Chris mendekat ke arah mereka berdua.

"Mr. Marshall....ku mohon jangan sakiti kakakku.." ujarnya.

"Tenang saja aku tidak akan menyakiti kakakmu atau temannya..." seru Marshall.

"..........karena ada yang harus kutanyakan kepada mereka..." gumam Marshall sambil melirik ke arah Nina dan Jana yang sedang terborgol di dalam mobil.

Marshall dan Lisa masuk ke dalam mobil ambulan.

"Mr. Marshall!!!" panggil Chris.

"......?"

"Terima kasih karena tidak membunuh kakakku.." seru Chris.

".......!!!" Marshall cuma tersenyum kecil kemudian masuk ke dalam mobil ambulan bersama Lisa.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ditengh reruntuhan bangunan Port Davenport. Seorang pria berjaket putih berambut hitam lebat berjalan tertatih - tatih, dia seperti sedang kesakitan.

"AAAAAAAA!!!!" teriak Jeff merasakan rasa sakit luar biasa disekujur tubuhnya.

"Dasar tengkorak brengsek. Apa yang telah dia masukan ke dalam tubuhku?" gerutu Jeff kesal.

Hahahahha.... Dasar bodoh!

"Siapa kau?" teriak Jeff sambil mengeluarkan pisaunya. "Dimana Kau? Tunjukkan dirimu, brengsek!!!"

Aku selalu disisimu, Jeff

"Keluarlah!!!!"

Kau sangat bodoh, Jeff. Terima saja rasa sakit itu dan kau akan menerima kekuatan yang luarbiasa!

"SIAPA KAU!!!!!!!!!!!!!"

"Aku adalah kau.." sebuah bayangan hitam muncul di depan Jeff dan memakannya.

AAAAAAAAAAAAAAA

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top