Jeff The Killer : The Last Word Final
Hujan turun dengan sangat deras malam ini menutupi setiap jalan dengan genangan air.
Jeff keluar dari rumah lamanya bergabung dengan teman - temannya untuk menghapus semua luka yang ada di tubuhnya. Jeff terus berjalan tanpa mengangkat mukanya ke pusat cahaya berada (New Davenport).
Jeff berdiri ditengah jalanan, tidak ada satu orang pun yang ada di sana kecuali air hujan yang menemani Jeff. Jeff mengangkat kepalanya ke atas, jaket putihnya menutupi mukanya, seseorang yang melihat Jeff pasti bingung. Itu air hujan atau airmata yang jatuh di atas Jeff.
"Apa kau baik - baik saja?" kata seseorang yang ada di depan Jeff, dia adalah seorang perempuan yang mengenakan jas hutan serta sebuah payung.
Jeff menurunkan kepalanya, pada saat Jeff memperlihatkan wajahnya, perempuan itu terlihat ketakutan. Perempuan itu menjatuhkan payungnya dan mulai berjalan mundur.
Jeffry, kau sungguh menyedihkan!!!
Jeff tersenyum membuat perempuan itu semakin ketakutan dan berteriak tapi tidak ada orang yang dapat mendengar teriakannya ditengah derasnya hujan malam, Jeff berjalan mendekat seraya mengeluarkan senjata andalannya.
"JEFF THE KILLER!!!!"
Perempuan itu berteriak memanggil nama Jeff, cuma satu yang bisa Jeff lakukan yaitu membunuhnya. Jeff membunuh perempuan itu tanpa mengucapkannya sepatah kata pun, darah mengalir dijalanan, air membawanya pergi.
Aku tidak sepertimu, Jeffry!!!!
Jeff menggeretakkan giginya, Jeff terlihat senang atau marah, seseorang pasti bingung melihatnya itu karena senyuman lebar Jeff menghalangi ekpresi Jeff.
Jeff berteriak sangat keras sampai membuat beberapa orang membuka pintu rumah mereka walaupun saat itu masih hujan. Orang - orang yang melihat Jeff menutup pintunya kembali, takut melihat darah yang di pisau dan kaki Jeff, mereka berlari menuju ruang tamu dan memanggil polisi.
¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥
Kenapa kau melakukan ini kepada kami Jeff? Kenapa?
JEFF!!!!!!
Aku tidak ingin melihatnya lagi!
Kau sangat menyedihkan, Jeff!
Jeff, Jeff, Jeff, Jeff, Jeff, Jeff, Jeff,.......
Jeff diam tidak melakukan apa - apa, air dan angin terus membasahi tubuhnya, seluruh tubuh Jeff basah semua begitu dengan jalanan. Terlihat disetiap jalan terkapar beberapa tubuh seseorang dengan warna merah yang melekat pada mereka bahkan dua mobil yang ada di depan Jeff terbakar di dalam derasnya air hujan.
Tang!
Suara dentuman besi terdengar di depan Jeff, Jeff mengangkat wajahnya dan mendapati seorang perempuan berambut hitam mengenakan jaket.hitam dengan topeng putihnya. Bagian tengah dan bawah perempuan itu penuh dengan darah orang - orang.
"Aku kira siapa, ternyata kau, Jane.." kata Jeff santai.
"Apa yang telah kau lakukan, Jeff? Kenapa kau membunuh mereka semua?" tanya Jeff seraya menatap Jeff tajam dari balik topengnya.
"Kenapa kau tanya? Sudah pasti, bukan. Ini semua telah menjadi pekerjaan kita, para pembunuh..." jawab Jeff menyeringai, dalam seringaiyannya Jeff sempat melirik ke tangan kanan Jane, dimana telah siap sebuah golok panjang yang siap digerakkan.
"Aku kecewa padamu, Jeff. Aku pikir kau sudah berubah setelah Liu meninggal tapi aku salah.."
Jeff tertawa keras setelah mendengar perkataan yang diucapkan oleh Jane.
"Apa yang lucu?" tanya Jane sambil mengangkat goloknya.
"Liu mati, kau bilang! Hahahahaha....JANGAN BERCANDA, DIA MASIH HIDUP!!!!"
"L - Liu masih hidup!???"
Jane menurunkan goloknya setelah mendengar Liu masih hidup.
"Dia masih hidup di luar sana, dan dia bebas...TIDAK SEPERTIKU!!!!"
"Apa maksudmu, Jeff?"
"Aku selalu terkurung dalam lingkaran yang aku buat sendiri, membunuh lalu membunuh lalu membunuh lagi....aku merasa sedari tadi aku cuma mengelilingi lingkaran itu tanpa bergerak keluar dari lingkaran itu.."
"Aku tidak mengerti, apa yang sebenarnya yang ingin kau sampaikan padaku tapi aku tau satu hal.....Liu masih hidup, dan itu membuatmu senang. Apa aku salah Jeff?"
Jeff berhenti tertawa, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Jeff mengangkat wajahnya ke atas membuat air jatuh tepat di wajahnya.
"Sampai kapan kau akan terus membunuh orang - orang yang tidak bersalah, Jeff. Apa menurutmu dengan membunuh dapat membuatmu bahagia?" seru Jane.
Jeff tersenyum mendengar perkataan Jane, Jeff mengambil sesuatu di balik saku sebelah kirinya.
"Kau ingin aku bahagia..?"
"Kau cuma harus meletakkan pistol di kepalaku dan menarik pelatuknya, maka aku akan bahagia.." kata Jeff masih mencari sesuatu dibalik sakunya.
"Apa yan--"
DOR!
Jane terdiam setelah melihat Jeff menembaknya dengan magnum hitam yang ada ditangan kirinya, tembakan Jeff mengenai sisi kanan topeng Jane dan memunculkan retakan yang kecil.
"A - Apa yang kau lakukan, Jeff?"
"Sama sepertimu, My Jane. Membunuh!"
DOR!
Jane mengangkat goloknya dan berhasil menangkis tembakan Jeff, Jane tidak bisa bergerak setelah melihat Jeff telah berada di depannya. Jeff menusukkan pisaunya ke perut sebelah kiri Jane, Jane berhasil menghentikan tusukan Jeff dengan cara memunculkan sebuah pisau dari belakangnya.
Jane melompat mundur tapi dia terpeleset, Jeff yang melihat itu langsung menendang perut Jane lalu memukul wajah Jane membuat retakan di sisi kanan Jane membesar. Jane terpental ke belakang, darah keluar dari dalam topengnya.
"Apa kau ingin mati, Jeff??" kata Jane menatap Jeff benci.
"Itu adalah keinginanku dari awal tapi tubuhku bergerak dengan sendirinya, My Jane.." balas Jeff.
"Jangan bercanda denganku Jeff..."
Jane berlari ke arah Jeff seraya mengayunkam goloknya, Jeff menahan ayunan Jane dengan pisaunya tapi pisau Jeff malah terpental jauh dan tangan kanannya patah. Jane memukul keras wajah Jeff dengan tangan kirinya dan merebut pistol yang ada ditangan kiri Jeff.
"Hentikan sekarang juga atau aku akan benar - benar membunuhmu.." ancam Jane seraya menodongkan magnum ke arah Jeff, Jeff yang melihat itu cuma tersenyum malah senyuman Jeff semakin membesar dan....
Jane menurunkan magnumnya, dia terkejut apa yang dia lihat. Air hujan telah berhenti tapi kenapa air yang ada di wajah Jeff terus mengalir.
"Jane.." panggil Jeff membuat Jane berhenti dari lamunanya dan kembali menatap Jeff.
Benar, apa yang dilihat oleh Jane? Jeff sedang menangis.
"Jane....bunuh aku!"
Jane tersentak kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Jeff.
"A - Apa yan---" perkataan Jane dipotong cepat oleh Jeff.
"Aku tidak kuat untuk tersenyum lagi, jadi ku mohon padamu, bunuh aku Jane..."
Jane tidak tau harus menjawab apa tapi dia mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Jeff, Itu sama seperti pada saat Jane membunuh ibunya sendiri. Itu juga berlaku pada Jeff, dia tidak mungkin bisa membunuh kedua orang tua yang sangat menyayanginya sampai sekarang bahkan Liu yang dia coba bunuh. Liu terus mencari Jeff untuk membawa Jeff kembali seperti semula tapi Liu tidak memiliki kekuatan itu melakukannya.
"Cepatlah Jane. Aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi.." kata Jeff membuat Jane berhenti melamun lagi.
"Aku pasti baik - baik saja. Percayalah!"
"PEMBOHONG!!!" teriak Jane.
"TENTU SAJA AKU TIDAK BAIK - BAIK SAJA, jadi.."
"..ku mohon padamu, Jane.....bunuh aku!!!"
Jane menggertakkan giginya, dia bimbang harus memilih apa. Memang benar, tujuan Jane hidup untuk membunuh Jeff, disatu sisi lain, dia tidak ingin membunuh Jeff tanpa perlawanan.
"Ah! Kenapa aku menangis???" kata Jane bingung melihat airmatanya keluar.
"Jane, cepatlah. Aku tidak tahan lagi.." seru Jeff.
Jane kembali mengangkat magnumnya.
"Titipkan salamku pada Liu jika kau bertemu dengannya. Katakan padanya 'Maafkan diriku yang sekrang ini, karena tidak bisa menjadi kakak yang baik'..." bersamaan dengan itu Jane menarik pelatuknya.
DOR!
Jeff jatuh di atas jalanan, darah keluar di dada kanannya, Jane mendekat dan berhenti di atas Jeff.
"K - Kenapa kau menembak h - hatiku?" tanya Jeff susah.
"Itu adalah jawabanku untuk pertanyaanmu pada waktu kita masih disekolah.." jawab Jane.
"...jantungmu cuma untuk sebilah pisau, Jeff.."
Jeff tersenyum, kali ini senyuman yang berasal dari lubuh hatinya. Jeff menutup matanya, airmata terus keluar dari matanya.
"Haaaah....sekarang aku sudah sangat bahagia.." kata Jeff membuka matanya kembali, Jeff menggerakkan matanya dan menatap Jane.
"Thank You.....Kate!!!!"
¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥
"Berita terbaru, sekarang New Davenport dihebohkan dengan matinya seorang psipokat yang selalu meneror Kota Davenport, dia yang lain bukan adalah Jeff The Killer. Jeff sempat melawan dan berhasil membunuh 8 anggota polisi dan 6 keluarga, sampai saat ini korban Jeff mencapai lebih dari 100. Kematian Jeff disambut hangat oleh seluruh penduduk kota Davenport, mereka memberikan hormat kepada semua orang yang telah berusaha menghentikan Jeff. Rencananya walikota Kota Davenport akan membuat perayaan kematian Jeff sebagai hari jadi Kota Davenport. Untuk saat ini mayat Jeff telah dibawa ke Hospital Davenport dengan penjagaan ketat...."
Pria berambut hitam itu mematikan channel tv dan berjalan ke arah dinding, dimana foto Jeff berada. Pria itu mengambil spidol merah dan membuat tanda silang pada foto Jeff.
"Jeff telah mati, tersisa 6 lagi.." gumam pria itu.
"Lapor Tuan Mc.." kata seorang wanita berambut merah pendek yang membuka pintu yang ada dibelakang pria berambut hitam yang mengenakan topeng pikachu itu.
"Ada apa, Berry?" tanya pria itu.
"Smile Dog telah mati.." jawab Berry.
"Hmm???"
Pria itu terlihat bingung sampai Berry membawa masuk kepala anjing yang tidak memilik tubuh lagi, melihat itu pria berambut hitam itu tersenyum kemudian membuat tanda silang ke gambar anjing berbulu merah.
"Kerjamu bagus, Berry. Kau boleh pergi sekarang!!" bersamaan dengan itu Berry keluar.
Pria berambut hitam itu duduk di dekat dinding yang terdapat foto Jeff dan lainnya.
"Sekarang giliranmu.." kata pria itu seraya melempar sebuah pisau ke foto seorang pria berbadan tinggi yang mengenakan setelan hitam.
"Waktumu telah tiba, Bocah Slender.."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top