BB1 Drowned : Character Choose

Suara ketikan keyboard terdengar jelas menguasai kamar seorang remaja, tatapan kesal penuh dengan amarah itu ia tunjukan ke pemberitahuan yang ada di dalam layar.

Network is error.

"Sial!" makinya menekan kata 'delete'. "Cih. Aku tidak mau lagi mendownload game yang tidak ada sejarahnya..." lanjutnya menggerutu.

File yang berisi permainan Zelda Online tengah dalam proses 'penghapusan'. Pada persenan ke 99% tiba - tiba terjadi error kembali dan membuat layar komputer milik Ben(Oper) mati dengan sendirinya.

"Game sialan..!" kesal Ben(Oper). Ia menghentakkan kedua kakinya ke papan keyboard karena sangat kesalnya.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu?!"

"....??!"

Dari layar komputer muncul garis - garis hijau mirip data CPU, dan dari sana muncul wajah seorang bocah berambut pirang jabrik yang mengenakan topi daun hijau.

"Wuaah??!" sontak saja Ben(Oper) terkejut dan jatuh dari tempat duduknya.

Ben(Drowned) menyentuh layar hitam dari bagian 'dalam', dari sana melompat keluar jarum hijau yang menusuk mata kiri Ben(Oper). Matanya mengeluarkan banyak darah, Ben(Oper) menjerit nyaring tapi sayangnya keluarganya kini tengah berjalan - jalan. Sementara itu Ben(Drowned) telah menghilang dari layar.

"Mataku! Mataku sakit?!!" jerit Ben(Oper) berguling - guling.

"Hehe.. Sepertinya berhasil," bisik seseorang.

"Siapa? Siapa itu??" tanya Ben(Oper) dengan cara berteriak, sebelah tangannya memenangi mata kiri yang terluka.

"Hehe.. Ini aku... Ben. Kita akan menjadi rekan mulai dari sekarang!"

Ben(Oper) segera berlari ke kamar mandi, ia berteriak saat melihat sebelah wajahnya menjadi sedikit memucat, bukan itu saja tapi manik sebelah kirinya berubah menjadi merah.

"A - Apa yang terjadi padaku?" tanya Ben(Oper) berbisik.

Di dalam otak ada Ben(Drowned) yang menyeringai menyeramkan, keadaan disana sangatlah gelap dan mencengkam tapi cahaya merah menerangi.

"Aku butuh bantuanmu, Oper..." seru Ben(Drowned) langsung ke topik.

"Bantuan apa? Keluar dari otakku!" teriak Oper mengacak - acak rambutnya.

"Jika kau tidak mau aku akan membunuhmu, lalu adikmu yang kini bersama bibimu.." ancam Ben.

"B - Bagaimana kau--"

"Aku ada di dalam otakmu, Oper. Tentu aku juga bisa melihat semua ingatan tentang dirimu..." jelas Ben yang menyeringai kejam.

"Kau--- sialan..!" geram Oper menatap benci cerminan dirinya.

"Jadi bagaimana?" tanya Ben menunggu.

Duak! Trek...

Oper meninju cermin kamar mandi, membuatnya retak dan sedikit mengeluarkan cairan merah.

"Aku akan membunuhmu jika kau melukai adikku, walaupun itu cuma sedikit..." kali ini gantian Oper yang mengancam.

Ben tersenyum senang. "Aku anggap itu 'ya'!"

#######

Sekarang Oper duduk di kursinya, layar komputer kembali menyala dan menampilkan cover game Zelda Online, yaitu sebuah perisai dengan pedang besi yang tersimpan dibelakangnya.

"Lakukan sesuai perintahku!"

Oper mulai menggerakkan mouse, mengklik tanda 'mulai', mulai membuat karakter yang mana karakternya mirip Ben Drowned.

"Itu aku..." beritahu Ben ke sosok 2D pemuda berambut pirang dan berpakaian hijau daun.

"Pedang dan Perisai?"

"Jangan remehkan diriku..." ucap Ben kesal, Oper hanya mendengus geli.

Zelda Online pun dimulai.

"Kenapa kau memilihku?" tanya Oper meringankan suasana.

"Karena aku ingin. Dan juga Zelda Online hanya untuk para hacker, jadi menurutku tidak ada yang akan mengangguku..."

"Kenapa kau seyakin itu?"

"Karena aku kuat..!" cetus Ben.

"Huh. Sombong sekali!" sindir Oper.

Oper kembali fokus ke permainan, dimana dia berhasil mengalahkan beberapa monster dan naik level dengan mudahnya. Sampai malam pun datang, dan Oper berhasil sampai ditengah cerita berkat cheat yang diberikan oleh Ben.

"Aku lelah..." kata Oper.

"Untuk hari ini cukup sampai disini..!" titah Ben.

Oper log out dari permainan dan mulai membuat makan malam. Oper tinggal sendirian di apartemen sejak menjadi seorang hacker, statusnya juga aman tanpa ada yang curiga disekolah. Dan akhirnya Oper tidur untuk sekolah besok, di mimpi dia bertemu dengan Ben.

"Halo Ben Christian Oper, maaf atas perbuatanku di awal pertemuan. Kuharap kita bisa menjadi rekan kerja..." sapa Ben dengan senyuman.

"......"

"Ada apa? Kenapa kau diam??"

"Jujur. Kau lebih pendek daripada yang aku bayangkan!"

Ben memekik kecil kemudian meraung penuh amarah.

########

Ditempat lainnya, disebuah kamar yang sangat gelap dan hanya diterangi oleh cahaya layar komputer. Seorang lelaki dengan wajah kusut berjongkok sambil memainkan joystick yang terhubung langsung ke CPU, kedua tangannya bergerak dengan sangat mahir dan berhasil menyelesaikan permainan.

"Haah... Membosankan~~" keluhnya membuang joystick. "Apa tidak ada yang lebih menantang apa?" lanjutnya masih mengeluh.

Ting!

Tiba - tiba sebuah pesan muncul di sudut kiri bagian bawah.

"Zelda Online?" gumamnya melihat isi pesan yang merupakan file sebuah game.

Sementara itu seseorang menyeringai lebar memperhatikan orang tersebut, rambut putih panjangnya tertiup oleh angin kemudian menghilang ditelan kegelapan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top