9 - Duet Romantis
Acara sudah dimulai, pendahuluan, sambutan dan tetek bengek tampilan pembuka juga sudah ditampilkan. kini, sudah saatnya Ify naik ke atas panggung namun ketidakhadiran sosok yang ditunggunya sejak tadi membuat moodnya seketika turun, dengan malas Ia menapaki tangga kecil yang menghubungkan tempatnya sekarang pada panggung utama. Dibarisan depan penonton tampak Agni, Shilla, Sivia dan Cakka bertepuk tangan serentak dengan penonton lainnya.
Sungguh, Ify sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka, semangat dari Shilla dan Agni ditambah keyakinan Cakka jika Rio pasti akan datang membuatnya meyakinkan diri untuk naik keatas panggung.
Kini, Ify sudah duduk di depan grand piano putih yang ada ditengah panggung, Ia menghela nafas dalam guna menenangkan perasaannya, banyaknya penonton dan tamu undangan yang datang membuatnya sedikit gugup, namun Ia berusaha profesional demi sekolah tercinta. Detik berikutnya, denting piano terdengar, jemari lentiknya mulai bergerak indah menciptakan nada-nada selaras menyihir setiap tamu yang datang
Cinta adalah misteri dalam hidupku
Yang tak pernah ku tahu akhirnya
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam sisa hidupku
Kuingin selamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Kuingin selamanya ada disampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku
Petikan Nada mulai menaik seiring bergantinya tempo bagian Reff. memasuki bait kedua, Ify kembali memainkan nada awal, setiap mata kembali mengarah padanya, senyumnya merekah cerah menikmati permainannya malam ini. Ify menghintung mundur dalam hati, menepatkan waktu untuk masuk ke bait kedua saat suara lain justru terdengar lebih dulu.
Ku berharap abadi dalam hidupku
Mencintaimu bahagia untukku
Karena kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya kan tetap milikmu
Suara itu membungkamnya, Ify dibuat takjub, terharu sekaligus terkejut melihat siluet gagah itu melangkah mendekati tengah panggung. Wangi summer yang di carinya seperti orang gila, lekaki yang ditunggunya seperti anak patah hati, kembali menampakkan dirinya dengan cara tidak biasa, bohong jika hatinya baik - baik saja melihatnya datang seperti pangeran dalam negeri dongeng. tak terhitung berapa kali jantungnya bergemuruh malam ini.
Ia bersorak dalam hati, baru saja Ia hendak mengajukan protes besar atas tingkah ajaibnya sepanjang hari ini, namun belum apa-apa lelaki itu sudah lebih dulu mengunci gerakannya dengan tatapan dalam, memintanya menunggu agar tidak mengacaukan suasana.
Cakka bersiul keras dari bawah panggung sambil sesekali memotret mereka berdua, sepertinya tidak hanya dia, melainkan banyak pasang mata disana melakukan hal yang sama, bertepuk tangan, bersorak dan mengabadikan momen mengejutkan itu.
Di relung sukmaku
Kulabuhkan seluruh cintaku
Di hembus nafasku
Ku abadikan seluruh kasih dan sayangku
Suara sopran Rio kembali mengintrupsi dari atas panggung, berdiri di samping Ify yang tengah memainkan piano dengan lincah, obsidian keduanya seakan berbicara dari lubuk hati terdalam, menyamankan rasa sebelum menyelesaikan bait terakhir lagunya.
Kuingin selamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Kuingin selamanya ada disampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku...
Prokkk...
Prokkk...
Prokkk...
Sukses, tepuk tangan meriah dihadiahkan banyak pasang mata yang menyaksikan penampilan mereka ditemani senyum cerah dari keduanya. antara senang, lega juga tidak percaya penampilan tadi mendapat sambutan sebegitu meriah.
"Terima kasih" tutup keduanya seraya menundukkan setengah badannya dari atas panggung sebagai ucapan terima kasih kemudian berlalu meninggalkan panggung dengan tangan saling bertatut, tepuk tangan dan berbagai apresiasi dari siswa-siswi, wali murid dan tamu undangan yang hadir menyertai langkah mereka sampai ke podium ujung kanan, tempat para pengisi acara berkumpul.
---
"Wooaah... sumpah ya, melting gue" komentar salah satu panitia yang bertugas mengordinir pengisi acara, sebagian besar pengisi acara ikut bersorak senang begitu keduanya tiba di balakang panggung.
"Iyanih, gue sampe nggak kedip tahu ngeliatnya!"
"Udah kayak penyanyi internasional deh"
"Pokoknya kalian berdua keren parah..."
"Noh liat, dari anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua semuanya pada tepuk tangan"
Blaaa...
Blaaaa...
Blaaa...
... masih banyak lagi pujian, ucapan selamat dan komentar-komentar lain setibanya mereka disana.
Rio masih menggenggam jemari ify yang tampak sangat bahagia malam ini, bibirnya mengulas senyum tulus sesekali terkekeh pelan menanggapi ucapan selamat dan pujian yang dihadiahkan pada mereka. "Makasih ya kakak-kakak semua, buat kakak panitia juga makasih banget udah ngasih kesempatan aku buat tampil di acara ini, seneng deh responnya pada baik" tutupnya ceria.
Detik berikutnya, dia menarik Rio pergi dari sana, menuju tempat duduk dimana para sahabatnya berada.
"Weeess... Couple favorit kita nih, guys..." Seru Cakka heboh begitu Rio dan Ify datang.
"Jadi, bagaimana perasaan anda setelah membuat seluruh lapisan penonton di Aula ini mendadak riuh dengan aksi duet dadakan ini? Apakah anda sudah mengira hal ini akan terjadi sebelumnya, Nona Alyssa..." goda Gabriel berlagak bak reporter berita kali ini sementara Sivia mengabadikannya di ponsel Gabriel, mereka bebas tugas tepat saat acara di mulai.
"Kak Iyel, Apaan sih!" Balas Ify tersipu, kalau saja ada kaca disini dia pasti malu sendiri menatap wajahnya yang bersemu entah semerah apa itu.
"Ngomong-ngomong, batal dong Fy, mau bejek-bejek Rionya?" sahut shilla menggoda.
'sudah terlanjur malu jeburin aja sekalian' batinnya
"Iya tuh tadi katanya kalo ketemu mau di kandagin?" Sambung Agni melirik Shilla yang memasang kode padanya. Ify merengut sebal rencananya di bongkar.
"Emang bener kamu mau kandangin aku?" tanya Rio datar, matanya melirik Alvin yang masih menampakkan wajah cemas lalu menggeleng pelan, memberi kode padanya agar tidak khawatir.
"E... Eh.... I... Itu..."
Blank!
Hanya satu kata yang mampu menggambarkan keadaan Ify sekarang. Dia masih kesal karena Rio tidak memberinya penjelasan kenapa dia mengabaikan telepon, tidak membalas pesan, tidak mengirim kabar padahal Ify sudah mencarinya seperti orang gila, menanyaan keberadaannya pada setiap siswa yang dijumpainya seperti orang kesetanan.
Namun, disaat yang sama segala paket kekesalan dan kemarahan menguap hilang sejak sosok itu tiba-tiba muncul di atas panggung, membuatnya spechless sampai rasanya tidak sanggup melanjutkan penampilannya tadi. Belum hilang keterkejutannya dan kini dirinya justru diserang para sahabatnya bersamaan, membuatnya bingung harus menjawab apa. dibilang kesal, tidak juga. marah, juga tidak. Lagipula cewek mana yang tidak luluh diberi surprisse seperti itu di depan umum. Ia berani menjamin jika Papa, Mama, dan juga Deva yang dimintanya datang malam ini tidak akan puas menggodanya setelah pulang nanti.
Membayangkan itu, membuat rona-rona kemerahan yang memantul diwajahnya semakin jelas, tersirat dan terbaca oleh banyak pasang mata yang menikmati kecantikannya malam ini, terlebih kekasihnya tercinta.
"E... Eh... It... Itu..." Ify mendadak gugup, wajahnya yang sudah merah semakin padam membuat siapapun memandangnya lucu.
"Ecieee yang batal marah..." Sivia menyikut pelan pundak Ify menggoda.
"Cieeee yang luluh sama pangeran nggak peka" sambung Shilla.
"Cieee... yang batal kandangin pangerannya, Gue seneng deh liatnya"
Cakka memandang mereka semua gantian, "UDAH! BURUAN HALALIN, OM... TANTE... ANAKNYA MINTA RESTU NIH..." teriaknya keras yang seketika membuat lebih banyak pasang mata menatap mereka. Cakka gelagapan dibuatnya, dia meringis menangkup tangan di depan dada meminta maaf. Capek dengan aksi ledek-ledekan tidak jelas mereka duduk dibangku yang sudah tersedia bersama pasangan masing-masing. menyaksikan serentetan acara, sambutan, serta peragaan seni drama sampai selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top