F17 : Murasaga dan Xia

¥ Murasaga ¥

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

¥¥¥¥¥¥

Setelah menyelesaikan quest memburu Wyvern(itu kebetulan jadi mudah), kami bersama sisa party yang melawan naga terbang itu berkumpul di satu kedai makan di pasaran Nimbus.

"Aku mewakili rekan-rekanku mengucapkan banyak terimakasih. Tanpa kau ada disana tadi kami tidak akan pernah bisa selamat.." kata Murasaga, lelaki rambut ungu pekat yang menggunakan katana.

"Hm. Kami sangat terbantu.. " tambah Feng Xiang, sebenarnya nama panjangnya adalah Xia Feng Xiang. Marga Cina asli.

"Aku cuma kebetulan ada disana, dan kurasa kalian akan baik-baik saja dengan satu sayap yang terluka parah itu. Monster hanya memiliki pilihan kabur ketimbang mengerahkan seluruh tenaganya untuk membunuh kalian.."

"Mmmm..m.. "

Aku saja mendengar Merona maupun Mira meringis dalam diam, baru saja. Apa aku mengatakan hal yang salah?

"Yang lebih penting. Apa kalian tahu soal orang misterius atau hal yang lainnya? " kali ini aku yang bertanya.

"........ "

Xia melirik Murasaga. "Kalau itu Murasaga pernah jadi bagian dari semacam kelompok. Jika tidak salah Blue Masker. Ya jika tak salah.. "

"Feng Xiang!? " panggil lelaki ini gugup.

"Benarkah itu? " tanya Merona.

"Eh? M-Murasaga bukan orang jahat kok, dia sudah keluar dari kelompok itu. Percaya samaku.! "

"Kami tidak bisa mempercayai itu. Ketua..? "  sahut Mira.

Mira benar. Kita tidak bisa percaya pada hal semu seperti itu---

"...... Kenapa dia menunggu jawabanku? " tatapku ke Mira.

"Tuan Keist.. "

"K-kami dapat membayar hutang kami. Jadi aku mohon jangan penjarakan Murasaga!? " pinta Xia.

"Itu tergantung dari dia.. " aku menatap Murasaga yang kini menundukkan kepala.

"Kapan kau keluar dari Blue Masker? Jawab dengan jujur.. "

Mira sudah berdiri dari tempat duduknya, berdiri ditengah-tengah Murasaga dan Xia.

"Murasaga.. " Xia juga menunggu.

"1... Hari. Kemarin. "

"H.. Ah!? Murasaga, bukannya kau bilang 1 minggu yang lalu?? "

"Maafkan aku.. " Murasaga menunduk.

"Kita benar-benar tidak bisa mempercayainya. Ketua..? "

"Itu benar... Dan juga tidak. "

"Apa maksud anda? "

"Dia bisa berbohong dan juga tidak. Begini saja, apa Blue Masker ada disini? "

"...!? " Mira sepertinya sadar apa yang baru saja aku lakukan. Aku memanfaatkan rasa bersalah Murasaga, entah itu dia jujur atau berbohong kepadaku nanti.

"Bagaimana, Murasaga?" tungguku.

"M..mereka ada disini, dan aku bisa mengantar kalian ke markas mereka. "

""! ""

"Itu bagus. Kau ikut bersama kami.. " terimaku sambil tersenyum.

Aku lihat Xia menatap Murasaga tak percaya. Aku memerintahkan kepada Mira untuk mengawasi lelaki itu sementara aku pergi mengikuti Merona yang membawa Xia.

"A-aku tak percaya Murasaga membohongiku.. " beritahu Xia nampak sedih.

"Saya mengerti. Semua laki-laki seperti itu.. " balas Merona.

"Dan aku merasa jadi salah satunya.. " ucapku muncul dibelakang mereka.

"M-maaf kan saya, tuan.!? " gugup Merona.

"Padahal kami sudah 1 minggu bersama, hiks.. "

"Ayo kita cari tempat yang tenang.. " Merona mengajak Xia pergi dari sini.

Aku mau menyangkal perkataan Xia tadi, semua laki-laki berbohong? Perempuan juga, sering lagi aku kira. Ya, melihat ekspresi Xia seperti tadi dia pasti mempercayai Murasaga selama 1 minggu perjalanan mereka---

"1 minggu? "

¥¥¥¥¥¥¥

Murasaga membawa kami ke bawah bukit yang ada tepat dibelakang Deepedge, Mira sangat melekat ke lelaki yang kami curigai ini karena aku memerintahkan begitu sementara Xia bersama aku dan Merona berada dibelakang mereka berdua.

"Merona, aku ingin kau siap selalu.."

"Baik, tuan. Saya mahir dalam mendeteksi sihir.. "

"Xia.. "

"..... "

"Xia..? " panggilku untuk kedua kalinya.

"Y-ya!? "

"Kau tidak konsentrasi. Jika begini terus kau akan jadi beban untuk kami, lebih baik kau kembali ke Nimbus saja.. "

"M-maafkan saya..?! "

"Dia benar. Xia, lebih baik kau kembali saja.. "

"...... "

Xia jadi diam saat Murasaga bersuara, lelaki itu memperlihatkan kesedihan karena Xia tidak membalas kata-kata darinya. Aku bisa mengatakan jika kepercayaan Xia pada Murasaga sudah memudar, dia telah dibohongi oleh seseorang yang sangat ia percaya.

Kata-kataku tidak ada hubungannya dengan kepercayaan mereka, kami tidak dapat mempercayai Murasaga dengan mudah... Karena nyawa taruhannya.

"Setelah melewati belakang Deepedge kita akan turun ke bawah bukit, disana ada gua rahasia markas Blue Masker.. " ingatkan Murasaga, tentu kami menjaga jarak darinya kecuali Mira.

Aku menyerahkan Murasaga kepadanya karena aku percaya terhadap insting ksatria yang di punya gadis berambut pirang ini. Jika pertandingan normal tanpa sihir waktu mungkin aku bakal kalah melawan insting serta ketetapan yang dia miliki.

Bagian bawah Deepedge tidak baik untuk seseorang yang mengenakan pakaian seperti Merona, jadi aku menggendongnya.

"Maaf, tuan Keist.. "

"Kau juga tidak berat.. "

"Hmm~" aku dapat merasakan nafas Merona di leherku, kurasa dia sedang bersandar saat ini.

"Kalian nampak sangat akrab. Apa jangan-jangan kalian sepasang kekasih!?! "

Blush..

"Kenapa dia ceria membahas hal tak penting..? " batinku tak habis pikir.

"Itu tidak penting, Xia---"

"--H-hubungan saya dengan t-tuan Keist tidak seperti itu, belum saya rasa. "

"Merona?? " pekikku kebingungan.

"Ketua, kita sudah sampai.! " seru Mira memberitahu.

Murasaga terlebih dulu melompat turun dan Mira menyusulnya tanpa aku perintah. Aku membawa Merona turun juga dan menyambut Xia yang takut ketinggian katanya.

"Kau berat juga.. " ucapku ke Xia dan dia diam entah kenapa.

Aku segera masuk ke dalam gua meniggalkan Xia dan Merona yang ada di luar.

"Gua kosong. Jam segini biasanya mereka tengah berpatroli disekitar. Kita harus keluar dan menunggu.. " usul Murasaga.

"Katakan padaku, Murasaga, apa tujuan Blue Masker di pantai 17 ini..? "

"Aku juga tidak tahu.. "

"Walau kau adalah anggotanya? "

"Dia pasti berbohong, ketua.. " deru Mira menatap tajam Murasaga.

"...... "

"Tenangkan dirimu, Mira. Murasaga, ini mungkin tidak ada kaitannya denganku tapi kenapa kau keluar dari Blue Masker? "

"Ketua!?? "

"....... "

"Kau tidak mau memberitahukannya? "

"Sebenarnya aku merasa bersalah dengan Feng Xiang.. "

"..? "

"Dia mungkin tidak mengenalku tapi aku ada disana, bersama mantan sesama anggota Blue Masker kami membantai anggota grup pemanah Feng Xiang. Itu sudah 5 tahun yang lalu dan aku bertemu dengan dia disini. Aku..aku... Aku merasa tak bisa memaafkan dirimu setelah melihat airmatanya karena aku memiliki adik perempuan yang seumuran dengannya. "

"Mira, tetap awasi.. "

"Baik.. "

Aku memutuskan untuk keluar dari gua ke tempat Merona dan Xia berada. Jika yang dikatakan Murasaga ada anggota yang berpatroli maka mereka berdua harus bersembunyi. Bisa dikatakan aku percaya dengan apa yang dikatakan oleh Murasaga, anggap saja aku naif karena aku memiliki 'rasa bersalah' yang sama. Aku tidak dapat mempertahankan The Warrior yang dipercaya oleh orang yang aku sayangi, aku mencoba membantu masalah Merona dan PMP, aku mencoba untuk mencari pengganti Hanoka maupun Ina tapi itu pasti tidak mungkin ada. Tidak ada yang seperti mereka berdua, tapi Merona berbeda.

".......... "



































Kyaaaaa!?!

"! "

Itu suaranya Xia... Dash, tanpa aku sadari Murasaga sudah melewatiku.

"Ketua, Murasaga pergi..! "

"Mira, kau fokus periksa yang ada di dalam sana. Biar aku yang mengatasinya..!"

Aku berlari sambil menggunakan sihir penguatan. Di luar ada empat orang bertopeng biru yang menggunakan empat senjata berbeda, berarti mereka satu party?

Aku menginterupsi anggota Blue Masker yang menggunakan pedang yang ingin menyerang Merona, aku mementalkan pedangnya ke atas kemudian memutar badan menebas cepat ke perut. Satu sudah tumbang.

Thrust!?

Sebuah tombak hampir saja melubangi wajahku andai Slow Motion tidak aktif.

"Keist, dia hanya bisa menggunakan tiga kali tusukan panjang. Perhatikan saja kuda-kuda nya..! "

"Murasaga, kau!? "

"Terimakasih infonya~"

Aku meladeni tusukan orang bertombak dengan tangkisan kecil ke samping, saat kedua kakinya menekan ke bawah..kurasa itu tandanya.

Lo Sword Style : Vertical Lineata

Dia dan aku saling melompat ke depan tapi aku sedikit ke samping karena teknik ini menebas dengan sedikit menjatuhkan diri ke samping. Hasilnya cuma seranganku yang kena.

Anggota Blue Masker yang lain ada yang menggunakan buku sihir dan kapak lengkap dengan pelindungnya. Aku memotong satu peluru listrik yang mengarah ke Xia menggunakan aura sihir yang aku bungkus ke mata pedang.

"Yang satu itu memiliki tiga elemen, petir, air dan api. Tapi dia lebih sering menggunakan yang petir. Kalahkan dia sebelum dia memunculkan monster yang ada di dalam buku..! "

"Kau yang akan aku kalahkan duluan, Murasaga!? " serangnya ke Murasaga, naga listrik kecil menyambar dari dalam buku. Xia melepaskan satu anak panahnya membuat konsentrasi musuh terganggu.

"Sial--? "

Mana String

Merona menyebarkan mana sihir membuat benang sihir yang kuat melilit anggota satu itu.

"Murasaga, Xia, aku serahkan yang satu itu pada kalian.! "

"...? "

".... "

"" Baik?! ""

Aku berlari cepat menumbangkan pengguna buku sihir ini dengan tebasan memotong buku, aku membuatnya pingsan dengan bagian tumpul mata pedang.

Party Murasaga dan Xia terlihat memimpin, saat Murasaga memberikan sedikit info tentang lawan mereka, sang lawan melempar kapak dari tangannya sendiri yang mana kapak tersebut terbang kembali. Xia sengaja yang jadi umpan, saat kapak hampir menebas bagian belakang Xia menundukkan kepala membuat kapak hanya lewat. Gadis dengan busur itu menembakkan anak panah ke depan walau harus jatuh di saat yang sama, anak panah menancap kuat ke bahu sang lawan bersamaan dengan itu kapak datang dan menghantam nya. Di akhir Murasaga menyelinap ke mendekat dan menumbangkan musuh terakhir kami.

"Ketua, aku menemukan sesuatu..! " seru Mira keluar.

"Kebetulan sekali. Mira, bantu aku mengikat anggota Blue Masker ini.. "

¥¥¥¥¥¥¥

Empat anggota Blue Masker kami bawa langsung ke Stone Teleport untuk diserahkan ke PMP yang ada di lantai 50. Aku sempat mendengar jika Xia mencoba untuk mempercayai Murasaga sekali lagi. Pihak PMP mengetahui identitas lelaki itu membuatnya tidak mudah bebas saat ini. Dan bagian terburuknya aku harus mengawasi dia karena Xia memohon tepat di hadapan tuan Raiga.

Sialnya aku.

"Keist.. "

Aku berkumpul bersama Mira dan juga tuan Raiga.

"Aku mendapatkan tugas baru untukmu. Jika berdasarkan info yang Mira dapatkan maka lantai 8 akan jadi medan perang untuk kita... "

Aku melihat Mira. "Di dalam gua saat itu saya mendapatkan peta tentang Monster Arena yang ada di lantai 8.."

"Itu saja? " tanyaku, dan Mira mengiyakan.

"Monster Area adalah tempat monster berkumpul, terkadang ada kejadian spawn disana dimana monster kuat selain lantai 7 akan muncul. Jika di kubu musuh memiliki tamer maka itu berbahaya, mereka dapat menggunakan monster sebagai kekuatan mereka juga.. "

"Seperti menyiapkan pasukan.. "

"Kau benar. Blue Masker membuatku khawatir.. "

Aku siap untuk mengatakan informasi yang aku dapat juga setelah tuan Raiga dan Mira memasang ekspresi tengah berpikir. Informasi ini penting. Jika cerita Murasaga benar... Blue Masker sudah ada 5 tahun yang lalu--bisa saja lebih. Dan mereka baru saja bergerak sekarang.

Apa tujuan mereka? Aku tidak tahu. Namun aku dapat merasakan hal besar sebentar lagi terjadi.

Perang.

Hanya itu yang terlintas di pikiran ini.























¥ Xia Feng Xiang ¥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top