F10 : Keegoisan

"Hei Keist, aku dengar ada spot indah di lantai 83. Apakah kau mau pergi ke sana? "

"Tidak tertarik.. " balasku cepat. Saat ini aku tidak ingin istirahat yang pendek dan jarang ini terganggu. Aku lelah karena terus bekerja setelah Lo Knight kembali dibentuk.

Disini aku duduk menghadap pohon sakura yang ada di pekarangan baru milik kami di lantai 10 sedangkan si pengganggu... Hanoka memasang wajah cemburut tepat dikananku.

Kau bukan adik ataupun kakakku, Hanoka.?

"Iih! Keist pelit. "

"Aku tidak pelit.. "

"Mou.! "

Aku diamkan saja dia. Hembusan hari ini benar-benar sejuk walau ada seorang penggangu ini.

"Hei Hanoka, aku mau asalkan kau mau diam untuk satu hari ini saj---"

".......... "

"--....... "















Seharusnya aku tahu kalau ini terlalu bagus untuk sebuah mimpi.

Benar sekali. Mereka semua telah tiada, bukan dalam artian meninggal tapi pergi jauh dan kemungkinan kecil aku dapat bertemu kembali dengan mereka. Walaupun bisa mungkin... Aku melupakannya.

Lingkaran Akhir. Fenomena sihir yang aku ketahui sebagai tiket kami keluar dari dunia ini tapi sebagai gantinya aku harus kehilangan ingatan yang ada disini, itu yang Fren katakan kepadaku.

Bicara soal orang itu, ia sedang apa? Apa ia merasa bersalah karena telah menipu kami? Aku berani bertaruh kalau Ina akan menghajarnya bila melihat Fren saat ini.

Dari kejadian itu hanya aku dan Fren yang tidak termasuk ke Lingkaran Akhir. Aku menceritakan kejadiannya kepada komandan Greg dan beruntung ia percaya kepadaku. Aku bakal mengira komandan akan memukuliku sampai tak bisa bergerak lagi tapi faktanya tidak.

Sekarang aku jadi anggota The Warrior.

"Guild Master Keist..! " panggil seseorang. Aku menghadap ke belakang dimana ada seorang gadis berkacamata.

"? "

"Ada yang ingin bertemu dengan anda.. "

"Siapa? " tanyaku... Ya, aku jadi Guild Master The Warrior.

"Dari Perkumpulan Meja Penyintas.. "

"PMP, ya.? "

"Katakan mereka untuk tunggu. Aku ingin berpakaian saat ini.. "

"M-maafkan saya.. " ia menutup pintu geser itu karena saat ruangan kamarku terhubung langsung dengan halaman.

Aku kenakan jubah hitam bergaris hijau kebanggaan guild-ku lalu pergi ke ruang tamu dimana ada dua perwakilan dari PMP.

"Tuan Raiga.. " sapaku sopan ke mantan pemimpin Lo Knight. Ia memiliki aura yang besar tapi sayangnya tidak dapat bertarung lama karena penyakit.

"Senang melihatmu sehat, Kei---uhuk?! Kau sudah mirip seperti pemimpin sekar---uhuk! "

"".......... ""

Kalian akan terbiasa jika sudah mengenalnya. Tuan Raiga selalu batuk setiap di kalimat akhir. Penyakit yang lucu.

"Duduklah ada yang ingin aku perkenalkan kepadamu... "

Aku sempat melirik gadis kecil... Ia memang kecil tapi memiliki bagian yang besar disana. Desain macam apa ini??

Ia menatapku saat aku duduk.

"Dia Merona anggota baru dari PMP dan aku ingin kau bekerjasama dengannya untu---uhuk! Membantu kami.."

"...... Saya benar-benar minta maaf, tuan Raiga. " aku meletakkan kepalaku ke lantai. "Saya tidak bisa meninggalkan The Warrior! "
"? "

"Aku mengerti dengan kondisi kalian saat ini tapi aku mohon juga padamu, Kei---uhuk! K-kami memerlukan kekuatanmu untuk melawan merek---uhuk?! "

"Maafkan saya.. "

"......... "

"Keis--uhuk."

Aku bangkit dari tempat duduk. Aku tidak masalah dipanggil beberapa kali ke sini tapi aku tidak suka untuk terus menolak tuan Raiga yang membantuku selama di Lo Knight. Saat berdiri aku menatap Merona.

"Aku tahu ada satu organisasi yang ingin menguasai St. Floor sepenuhnya untuk mereka saja dan beberapa telah jadi wilayah kekuasaan mereka, serta sekarang aku mendapat rumor jika mereka berada di lantai 1 tempat guild-ku berada. Ada kemungkinan besar saat ini mereka menyerang disana dan mungkin saja saat ini mereka menyerang. Mereka membutuhkan seseorang untuk memimpin, seseorang yang dapat dipercaya.. "

"Keputusan yang bodoh. Dengan ikut kami maka akan lebih banyak nyawa yang dapat kau selamatkan, tuan Keist.. "

"Maaf, Merona... Aku benar-benar tidak bisa! "

"Berhenti keras kepala!? Saya bisa saja meminta PMP untuk menghentikan bantuan terhadap guild anda sekarang. Saya mohon mengertilah, saat ini banyak orang yang memerlukan bantuan dan yang bukan hanya orang-orangmu saja..! Tuan Keist!? "

Aku berbalik keluar dari ruang tamu, dan kembali ke lantai 1 untuk membantu teman-temanku.






















Seharusnya begitu.



¥¥¥¥¥




"U-rgh!? "

"Kau sudah bangun? "

Saat aku membuka mata aku mendengar suara Merona disamping. Aku terbaring di sebuah ranjang.

"Kau..? "

Merona hanya menatap datar lalu menyerahkan emblem The Warrior. "...... " sesaat itu juga aku sadar bahwa semua yang aku alami bukanlah sekedar mimpi.

Aku... Aku..tidak tahu yang mana yang asli dan mimpi. Apa yang sebenarnya terjadi padaku??!

"Bisa kau tinggalkan aku sendirian?"

"Ada yang harus kita bicarakan, tuan Keist.. "

"Aku mohon pergilah atau aku yang pergi.. " paksaku.

Aku mendengar jentikan dari tempat Merona duduk, tidak lama kemudian dua pria besar masuk ke dalam kamar... Bersenjata.

"Anda kuat tapi dengan kondisi saat ini saya tidak yakin anda bisa mengalahkan kedua orang yang berjaga disana.. "

"..... "

"Kita harus bicara! "

"........ "

"Saya mengerti. Tapi biarkan saya yang mengatakan ini, mereka semua mati karena keegoisan yang anda buat..! "

"! "

"DIAM!? "

"...... "

"Anda dengan sombongnya memutuskan kerjasama The Warrior dan PMP, akibatnya guild anda mengalami masalah dan itu didengar oleh 'mereka' membuat kenapa The Warrior di serang."

"Anda yang telah membunuh mereka! "

"...... Diamlah. Aku tidak mau mendengarnya. "

"Saya kecewa pada anda, tuan Keist. Saya akan pergi dan tidak akan kembali lagi.. " Merona beranjak dari sampingku(aku tidak perduli).

Semuanya sudah hilang. Satu-satunya tempatku dapat mengenang mereka. Ina, Hanoka, Akari... Aku minta maaf.

Tap?!

Sebelum benar-benar keluar Merona berhenti tepat di depan pintu untuk dibukakan oleh salah satu penjaganya.

"Saat ini lantai 1 telah di kuasai oleh mereka. PMP bekerjasama dengan guild yang lain untuk merebut tempat itu karena lantai 1 adalah titik yang sangat penting bagi kita semua. Saya akan menunggu anda jika anda mau membantu kami.. "

"Saya masih kecewa dengan anda tapi saya mengagumi bakat yang anda miliki. Hanyalah seseorang yang dapat memilih jalan sendiri dan bukan orang lain, walaupun begitu seseorang tetap membutuhkan cahaya untuk meneranginya di jalan yang gelap.. "

"Sampai jumpa, tuan Keist..! "

Merona sekarang benar-benar keluar.

Aku terdiam disini memikirkan kesalahan besar yang telah kuperbuat.

Apa yang telah kulakukan? Tapi Akari pasti berpikir sama, ia tidak akan meninggalkan teman-temannya. Ina juga dia pasti---

Keist bodoh! Hahahahaha...

"!? "

Suara tawa Ina tiba-tiba dapat aku ingat lalu ingatanku bersama Fren.

Apa wajahku menunjukkan seperti itu!? Kau pasti bercanda.!

Aku mohon, Keist. Setidaknya percayalah pada temanmu sendiri, ya?

".......... "
























"Aku... Benar-benar menyedihkan dan tak berguna! "

Aku terkekeh karena menghina diri sendiri? Kalian bisa menyebutku pecundang saat ini. Orang bodoh mana yang tidak percaya pada temannya sendiri.

Aku yang dulu mungkin akan berpikir seperti itu tapi Hanoka, Ina dan semuanya telah merubah jalan pikiranku yang egois itu. Aku akan menerima apapun hukumannya termasuk dibenci oleh mereka tapi sekarang...

"...... " aku beranjak dari ranjang, sekujur ku seketika merasakan sakit. Aku paksakan untuk mengambil pakaian dan sebuah pedang yang ditinggalkan oleh Merona, dengan sengaja tentunya.

"Ada emblem-nya.. " ada gambar motif naga berkepala tiga di seragam hitam pekat itu.

"Merona tidak ikut guild apapun, bukan? Lalu ini punya siapa, Merona?? "

Masa bodoh saja. Aku kenalan seragam dan jubah dalaman merah itu.

"Merasa bersalahnya nanti saja. Ada kelompok yang harus aku bantai saat ini... "

Aku berjalan ke arah pintu kamar lalu menariknya dan keluar.



























+-++++++-

¥ Merona Kleiner Edelstein ¥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top