Part 8 | Bill&Dakota
Sebelum kalian membaca aku mau memberitahu, cerita ini dengan sangat amat terpaksa aku potong banyak yang mulanya harus ada 32 part lalu kemarin aku bilang cerita ini gak akan sampai 23 part dan kemungkinan besar cerita ini gak akan sampai 20 part.
Thanks ❤
______________________________________
“Lo kayaknya benci banget sama Myungsoo,” ujar Jisoo dengan maksud baik. Dua hari ini Ari terlihat tidak bersahabat. Temannya satu ini lebih sering terlihat uring-uringan. Jisoo sendiri menebak kalau mood Ari berubah total pasti karena Myungsoo. Meski dari luar Ari seperti ular berbisa tetapi sebenarnya gadis ini lemah, dia hanya pura-pura berbisa supaya tidak ada orang yang berani mengusik hidupnya.
“Ar?”
Ari mengabaikan Jisoo. Dia sedang tidak mau membicarakan apapun yang berhubungan sama Myungsoo.
“Lo seriusan gak mau dekat, sama siapapun gitu?”
“Udah deh, Jis, gak usah bahas gitu lagi. Lo ngerti sendiri teman lo ini gimana?”
Jisoo tersenyum masam. Sudah bukan rahasia diantara mereka bertiga kalau Ari terlalu takut memiliki hubungan bersama pria manapun. Sikap menel ala ular berbisanya hanya sebagai tembok untuk menutupi kelemahannya.
“Iya sayang, iya, udah dong, jangan cemberut terus.” titah Jisoo sambil memeluk Ari penuh sayang. “Butuh hiburan gak lo?”
“....kalau lo mau dandan ala suzanna sih, gue butuh-butuh aja”
“Sialan lo!” serunya mencebikkan bibir kesal. “Emang muka gue ini suzanna super kw?”
Ari menoleh menatap wajah cantik Jisoo lalu berkata dengan santai. “Sedikit poles dijamin mbak bulan kalah”
“anjir”
“Hahaha” dia tertawa cukup terhibur hanya dengan melihat ekspresi kesal Jisoo. “Lo sendiri yang nawarin hiburan. Ngapain marah ke gue?”
“Hiburan lo ngaco”
“Jisoo” suaranya begitu dalam sambil membalas rangkulan sang gadis Kim. “Gue juga mau ngehibur lo, kayak lo emang udah jatuh hati sama mantan boss lo itu deh,”
Ekspresi Jisoo seketika hening.
“...berdasarkan penglihatan gue”
“Sok tahu” serunya mengelak semua tuduhan Ari tentangnya. “Gak mungkin lah, gue jatuh hati sama boss Lee. Lo gak lihat Madam galaknya kayak beruang kutub utara?” lalu gelak tawa memenuhi sepasang indra pendengarnya. Ari tertawa terbahak-bahak setelah Jisoo menyamakan Madam Young dengan beruang putih kutub utara.
“Gue gak ada apa-apa dibandingin sepuluh perempuan calonnya boss Lee”
“Oh ya, masa sih?” balas Ari mengamati kegundahan sang teman. “Lo cantik kok. Malah nih, ya, kata cantik gak sanggup deskripsiin lo. Lo tuh, gimana ya, hmmm.....”
“Cantik itu pernyataan subjektif Ar,” ujar Jisoo menambahi. “Modelan cantik doang, semua orang juga bisa.”
Ari setuju sama omongan Jisoo kali ini. “Terus kenapa lo nyangkal perasaan lo sendiri?”
“Lo gitu juga ‘kan,” sindir Jisoo yang hanya dibalas ketidakpedulian oleh Ari. “Dia tuh kaya, gue miskin.”
Ari membuang karbondioksidanya sambil menyandarkan kepalanya diatas bahu Jisoo. Dia ikut termenung begitupun Jisoo larut dalam renungannya.
“Lo kapan sadar, lo itu orang kaya” gumam Ari pelan sambil menengok Jisoo yang masih larut dalam renungannya. “Susulin si boss Lee sonoh, keburu dia di gondol bule cantik”
Jisoo masih diam menatap hamparan kosong dinding lalu detik kemudian dia tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.
“Apa lo masih ngarepin laki-laki kayak bill skarsgard? Haha, halu bener lo Jis.”
“Bodo amat. Halu gratis kok, wleeek” lidahnya menjulur keluar meledek Ari yang langsung bereaksi kesal sambil mengambil kuda-kuda siap menubruk tubuh Jisoo saat ini juga. “Lo tuh kayaknya benci banget sama Bill Skarsgard”
“Psikopat gila”
“Itu peran dodol! Bill aslinya mah.....” tahan dulu, tahan. Jisoo tiba-tiba teringat sama omongan seseorang.
“Teman kamu”
“Dakota Fanning”
“Dia udah punya pacar mirip Bill Skarsgard”
Jisoo mendadak merinding mengingat obrolan lampau mereka.
“Kapan kamu menikah? Sama siapa?”
“Bill skarsgard”
“Saya mau menikah sama orang lain”
“Sama siapa?”
“Dakota fanning”
“Im your skarsgard”
“Saya dan Bill terlihat sama”
“YA TUHAN!” Pekiknya berdiri ketakutan sendiri. Ari pun ikut ketakutan melihat reaksi Jisoo akibat terlalu banyak merenung. “Jadi, selama ini gue yang bego gitu?” monolognya.
“Lo kenapa Jis?”
Satu tangannya berlari di atas kepala sedang satunya berlari ke pinggangnya. Jisoo sedang berpikir serius, mencocokkan semua obrolan lampau mereka.
“Jis?” karena bingung, Ari pun ikut berdiri dan menyusul Jisoo yang tiba-tiba lari menuju kamar.
Jisoo mengacak seluruh laci mengeluarkan barang-barangnya, kemudian dengan tergesa-gesa dia membuka map terakhir dari Taeyong yang belum sempat dia baca.
“Lo kenapa?” tanya Ari ikut berjongkok disampingnya kemudian melihat isi map yang baru saja dia keluarkan.
Bukan apa-apa, hanya sebuah visa untuk perjalanan ke Liechtenstein. Jisoo bernafas lega, dia kira isi map surat menegangkan ternyata hanya visa perjalanan dan dia menebak kalau Taeyong menyiapkan semua ini andai dia mau menyusulnya. Tak lupa ada tulisan singkat di kertas yang tertempel di visa.
“Let's meet and say hello, Kim”
Senyum mengembang di bibirnya. Dia balik kepala menatap Ari yang masih kebingungan, lalu kemudian dia tertawa bahagia.
“Should I—”
Baru kemudian Ari mengerti. Dia berdiri dengan ekspresi manyun. “Pergi semua saja gue ditinggal. Satu di New York sekarang lo mau ke Lies—halah susah amat tuh nama disebut!” gerutunya. Tatapan Ari sendu namun dia tak bisa juga memaksa Jisoo untuk tetap tinggal.
“Sebentar doang kok,” kata Jisoo memeluk Ari sambil menyandarkan kepalanya. “Lo kalau ik—”
“Ogah jadi obat nyamuk!” potongnya mendelik horor.
“Gue suruh Yohan kesini, gimana?”
“Gak, gak perlu.”
“Pak Myungsoo?” matanya semakin mendelik ke dalam menyeramkan. Jisoo tergelak oleh tawanya disusul cubitan pinggang Ari yang membuatnya langsung menjerit kesakitan.
banyak yg jawab lies—gitulah pokoknya susah 🙊
gini lho ya, alasanku kenapa ceritanya kupotong. Aku lagi dititik malas update daripada lapak ini dapat imbasnya yaudah lebih baik kuperpendek, begitu 👍
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top