Part 7 | Email
sup 🤘
________
Ingat baik-baik... Ingat baik-baik....
Jisoo menggeledah isi lemari, laci di meja, tas kerja, dan semua tempat yang dia yakinin sebagai tempat ia meletakkan barang-barang kerjanya. Tidak hanya satu tempat dia mencari seluruh tempat berisikan meja dengan laci dia geledah sampai meja luar dekat tv pun dia geledah.
Semakin lama dia mencari, semakin membuat dia bingung. Jisoo membuang seluruh karbondioksida akibat lelah. Lantas dia duduk menenangkan diri sambil mengingat dimana dia menaruh map berisikan surat Taeyong.
“Astaga” ujarnya menepuk dahi setelah teringat kapan terakhir dia melihat map tersebut. Di kantor. Dia lupa membawa map pulang. Jisoo meninggalkannya di kantor setelah dia mengajukan surat pengunduran kerja pada Myungsoo.
Jisoo tahu ada tiga surat dari Taeyong untuknya. Surat terakhir dia belum sempat membacanya, tetapi Jisoo ingat surat terakhir hanya secarik kertas bertulisan tangan lalu dibawahnya ada map lagi dan dia belum sempat membukanya karena terlanjur menemui Myungsoo.
Andai boss Lee tidak mengingatkannya mungkin dia sudah melupakannya.
Dan sekarang yang perlu dia lakukan ialah menanyakan map pada Myungsoo, apakah masih ada atau sudah dibuang.
Ah, sayang sekali jika mapnya terbuang.
...
Myungsoo tertawa geli melihat ekspresi hopeless Jisoo, saat dia bercanda kalau dia telah membuang map Taeyong. Lalu setelah dia menyodorkan map yang dia sembunyikan dipunggungnya, gadis Kim itu tanpa ampun langsung menyikut pinggangnya karena dibuat kesal.
Sikutan Jisoo menyentuh tulang bagian pinggangnya, rasanya begitu ngilu berkepanjangan. Jisoo bersikap tak acuh dengan Myungsoo yang kesakitan akibat sikutannya. Dia terlalu antusias membuka map.
“Buka nanti saja kalau kamu sudah paham” kata Myungsoo menahan keantusiasannya.
“Maksudnya?” tanya sang gadis Kim bingung.
Masih dengan ekspresi menahan sakit di pinggang, Myungsoo menjelaskan. “Perasaan kamu”
Alis Jisoo terangkat sebelah. Meski dia bingung dan bertanya-tanya, rasa ingintahu surat terakhir Taeyong memaksanya untuk cepat-cepat membuka map.
“Gak jadi deh,” ucapnya tiba-tiba meletakkan map di atas meja. Dia mendadak ragu.
Myungsoo menggulum senyum lega. “Simpan mapnya, buka nanti kalau kamu mulai paham.” katanya menasehati Jisoo yang kini menganggukan kepala kemudian pamit sejenak meninggalkan Myungsoo untuk dia menyimpan map di kamar.
Tak lama dia kembali, Myungsoo masih terlihat kesakitan dan kini Jisoo merasa bersalah telah menyikut keras bagian pinggangnya.
“Hehehe maaf ya, Pak.” ringisnya duduk ditempat sama dengan ekspresi merasa bersalah.
Myungsoo tersenyum tipis menanggapi permintaan maaf Jisoo sambil menggedarkan matanya ke seluruh ruang tempat tinggal mantan sekretaris adiknya.
“Kamu sendirian?” dia bertanya masih dengan mata melihat-lihat. Jisoo pun ikutan melihat apa yang dilihat oleh Myungsoo, kemudian dia menanggapi. “Yuta di New York..”
“Teman kamu Soojin?”
“Huh?”
“Yoon Soojin teman kamu ‘kan?”
“Oh, Ari iya, dia kerja.” kepalanya mengangguk cepat. Tapi dia penasaran, “Pak Myungsoo tahu darimana nama Ari?”
Ari jarang mengenalkan namanya Soojin pada siapapun, apalagi orang yang baru kenal. Dia lebih suka orang memanggilnya Ari ketimbang Soojin.
“Kenapa teman kamu selalu berekspresi cuek sama saya?” lalu cepat-cepat Myungsoo meralatnya, “maksud saya, dia selalu terlihat cuek sama orang—”
“Oh, kalau sama laki-laki dia emang cuek, kecuali Yuta” jawabnya memahami maksud pertanyaan Myungsoo. “Ari emang gitu sama laki-laki yang sok akrab sama dia.”
“Kenapa begitu?”
Mata Jisoo menyipit menatap penasaran Myungsoo yang tiba-tiba menanyakan soal Ari. “Karena dia Ari bukan Jisoo” jawabnya asal sambil menggidikan bahu tak peduli.
Myungsoo tertawa tipis. Dia sudah siap mendengarkan jawaban Jisoo, eh malah dibercandain.
“Pak Myungsoo suka Ari?” tanya Jisoo langsung to the point. Myungsoo ingin mengelak namun Jisoo langsung memberitahunya, “mending tahan dulu pak, jangan nyatain ke Ari nanti dia ngamuk. Dia pal—” omongan Jisoo menggantung setelah dia melihat Ari pulang.
Tatapan Ari terlihat galak, menyeramkan seakan-akan dia ingin memakan Myungsoo hidup-hidup. Jisoo baru akan menyapa namun Ari membuatnya takut dengan deathglare mengancam nyawanya. Dia akan berbicara tetapi Ari mengacuhkan dan memilih menaiki tangga menuju kamarnya diatas kemudian terdengar suara pintu tertutup kasar.
Jisoo mengelus dada merinding sendiri. Dia yakin Ari sedang mode ‘sekali senggol, bacok’
“Pak Myungsoo udah nyatain perasaan ke Ari, hah?!” ujarnya membelalakan mata tak percaya.
Myungsoo yang dituding segera meringis karena faktanya dia memang sudah mengutarakan perasaannya kepada Ari. Laki-laki seperti Myungsoo tidak butuh waktu lama untuk menyatakan perasaan selama dia yakin dengan perasaannya sendiri. Myungsoo tidak peduli nanti dia akan ditolak atau diterima, dia sungguh tidak peduli akan hal itu. Selagi dia memiliki waktu untuk menyatakan perasaannya, maka Myungsoo akan menyatakannya segera.
...
Taeyong terkekeh geli di depan layar laptop sambil membalas pesan via email yang barusan dia terima.
__________________________
To: [email protected]
kamu benar ada banyak bule cantik disini tapi gak ada satupun yang menyerupai dakota fanning
___________________________
Dan Jisoo dikamarnya tertawa membaca balasan Taeyong. Baru kali ini dia tertawa membaca surat balasan email.
___________________________
To: [email protected]
Boss kan kaya, duit banyak, bisalah culik satu bule terus biayain oplas biar kayak dakota fanning hahaha
____________________________
Baik Jisoo maupun Taeyong ditempat masing-masing, mereka saling tertawa. Taeyong tertawa di depan layar laptopnya sedang Jisoo di depan ponselnya sambil rebahan di atas kasur.
_____________________________
From: [email protected]
Wanna chat on skype, boss?
_____________________________
Taeyong tak bisa membendung perasaan rindunya ketika Jisoo mengajaknya obrolan via skype. Membayangkan dia melihat wajah sang mantan sekretaris membuatnya tak bisa berhenti tersenyum.
_______________________________
To: [email protected]
Already miss me, kim?
________________________________
Jisoo mendecih membaca email balasan Taeyong sambil membayangkan ekspresi menyebalkan mantan bossnya itu.Tetapi diam-diam dia juga memikirkan kabar Taeyong yang terhitung mendekati satu bulan tidak dia temui.
Ternyata selama itu mereka tidak bertemu. Dan dia pun tidak tahu mau sampai kapan Taeyong bersembunyi.
Begitupun Taeyong dia sendiri tidak tahu mau sampai kapan. Belakangan ini dia mendapatkan kabar dari Myungsoo kalau orangtua mereka sudah tidak membicarakan apapun perihal kepergiannya terutama mama mereka sudah terlihat tenang. Beliau tidak sekacau dulu sewaktu tahu anak bungsunya kabur.
Pikirannya yang sempat teralihkan oleh kondisi orangtuanya kini tersadarkan ketika balasan dari Jisoo muncul. Jari Taeyong dengan cekatan membuka balasan email namun, dia kecewa ketika membaca satu titik sebagai balasan email Jisoo. Tidak ada tulisan apapun di bagan email hanya titik itu saja.
Jarinya ingin segera membalas sebelum email masuk dari pengguna email sama mengalihkan perhatiannya. Sebuah lengkungan membentuk senyuman menghiasi wajah rupawannya. Hanya balasan singkatan namun amat berarti untuknya.
Seenggaknya dia tahu Jisoo juga merindukannya.
______________________________
From: [email protected]
Ya.
______________________________
jangan benci dery juseyoo 🙇
gitu-gitu peran dia penting nanti disini 😫 tanpa dery, jisoo gak bakalan tahu bapak kim dongwook itu sebenarnya siapa 😫
itu clue sebenarnya 🙊🚨
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top