Part 3 | Laugh of loud
om gantengnya bukan om jeyepi tapi om han huhuhu rindu OT15 :")
___________________________________
“Tinggal aktifin ponsel kasih dia kabar, apa susahnya?” susah jika dia yang melakukan. Ada banyak pertimbangan yang perlu dia pikirkan secara baik-baik. Jika dia bertekad mengaktifkan ponselnya maka tak tanggung-tanggung keberadaannya akan dengan mudah ditemukan oleh pesuruh Madam. Mamanya itu memiliki begitu banyak koneksi yang siap 24jam mencarinya, terlebih ponsel benda tercanggih yang mudah untuk dilacak.
Selama ini Taeyong bertukar kabar dengan Myungsoo lewat email. Itupun tidak setiap hari. Mereka mencari aman guna menghindari spy web orang-orang handal sang mama.
Dan percayalah, Myungsoo pun tidak tahu menahu dimana Taeyong tinggal saat ini. Dia diberitahupun pasti tidak aman, dikarenakan mama mereka selalu ingintahu.
Ribet emang kek drama saja. Huft!
Seulgi duduk disofa sebrang mentertawakan ekspresi hopeless Taeyong. Terhitung seminggu terlewatkan pria itu masih belum berani menyapa orang yang dia rindukan. Lucu memang. Dia ketakutkan setengah frustasi jika bertekad menyapa, maka imbasnya keberadaannya terdeteksi.
Sebenarnya dia mampu menahan rindu jika pasangan yang baru menikah ini tidak melihatkan kemesraan didepannya. Damn! sebuah kesalahan dia mengajak mereka tinggal satu atap.
“Banyak perempuan berparas cantik disini.” kata Seunghoon, bersikap baik menasehati tapi bagi Taeyong omong kosong. “Pilih satu daripada merindu gak jelas,”
“Biarin dia gitu. Sekali-kali biar dia ngerasain rindu bertepuk sebelah tangan, hahaha” tawa merdu Seulgi bagaikan tamparan untuk Taeyong.
Seulgi benar. Rindunya itu bertepuk sebelah tangan. Disini dia rindu, disana dia tidak tahu apakah merasakan hal sama atau tidak.
“Lagian salah kamu juga, hilang dadakan gak ngasih tau dia” kata Seunghoon.
Seunghoon salah. Dia sempat akan memberitahu kepergiannya—terlepas dari surat yang dia tulis—jujur sewaktu malam terakhir mereka bersama, Taeyong berkeinginan memberitahu keputusan dia meninggalkan drama hidupnya, bahkan pikiran gilanya ingin mengajak Jisoo namun dia terlalu penakut. Toh, disisi lain dia belum ada keberanian mengungkapkan perasaannya.
Malam itupula, Taeyong ada keinginan mengaku tapi malah berakhir dengan pengakuan super jayus. Sialannya si gadis Kim sama sekali tidak peka. Itu yang membuatnya tertawa getir sepanjang perjalanan pulang sampai di rumah pun dia tetap memikirkan kejayusannya.
“Biarian dia merenung, ish!” omel Seulgi menahan Seunghoon yang ingin menceramahi Taeyong. Kadang dia merasa kasihan sama Taeyong. Mau hidup bahagia saja perlu lari dari kenyataan. Terlepas dia anak orang kaya tidak selamanya kehidupan mewah bergelimang harta bisa membahagiakannya. Sebab itupula, dia suka mencari masalah dengan mamanya.
Jika Myungsoo tipikal anak baik, penurut dan mengikuti perkataan orangtua maka Taeyong kebalikan dari Myungsoo. Tetapi Myungsoo lebih menurut jika itu perintah papanya sedang Taeyong dari kecil selalu dimanjakan oleh mamanya, dia selalu disebut sebagai anak mama. Oleh Sebab itu, urusan Taeyong selalu ada campur tangan Madam Young.
Ribet kayak drama.
“Seribet dongeng barbie” seru perempuan bersurai panjang tersebut. Dia bertamu dengan gaun pendek diatas lutut warna kuning cerah secerah senyumannya.
“Tuh bener kata Tira!” ujar Seunghoon mengacungkan jempol pada perempuan yang dipanggil Tira.
Ha-ha-ha-ha
Seulgi ikut tertawa, Taeyong masih merenggut bete ditempatnya.
“Kamu ngapain kesini?” ujar Taeyong terlihat tidak suka akan kehadirannya disini.
Tira menoleh. “Emang gak boleh bertamu?” tanyanya.
Taeyong memutar bola matanya keatas sambil mendengus bete.
“Udah dong akur, jangan berantem.” seru Seulgi berusaha mengakurkan dua saudara jauh tersebut.
Ha-ha-ha-ha.
“Biasalah kak, manusia iri dan dengki suka begitu. Sensi lihat aku,”
“Cih!” desis Taeyong meliriknya sinis. Bencinya dia bukan karena tidak suka melihatnya ada disini, tetapi sikap sepupunya itu terlampui menyebalkan.
Sudah halu, sok tahu, banyak omong, sok hidup di wattpad lagi.
Musnah juseyoooo
...
“HA HA HA HA”
Tawanya super keras mengisi keheningan flatmate. Jam siang seperti ini dia selalu mengisi waktu kejoblesannya dengan menonton apapun series yang mampu mengoyak isi perutnya untuk tertawa.
“HA HA HA HA”
Jisoo tertawa semakin menjadi-jadi. Sampai-sampai tangannya menepuk meja saking hebohnya tertawa.
Cara terbaik untuk mengalihkan kejoblesan.
“Yaampun” serunya sambil mengusap sisa air mata bahagianya sembari beranjak dari tempat menuju ke pintu utama setelah dia menerima pesan dari sang adik, Yohan telah menunggunya didepan pintu.
“Kok lama sih?!”
“Ah panas” pemilik tubuh jangkung itu asal menerobos masuk ke dalam, tak sengaja pula dia menyenggol tubuh Jisoo hingga punggungnya menyentuh daun pintu.
Jisoo mengumpat kemudian menatap galak ke sang adik yang tertawa getir di depannya. “LO NGAPAIN BAWA DIA SIH?!” barusan yang asal masuk si anak sultan bukan Yohan.
“Kebetulan kita jalan bareng kak,” jelasnya tersenyum polos.
“Tapi gak dibawa kesini juga?!!!!!!!” giginya menggertak kesal. “Ish!” saking kesalnya dia sampai menutup pintu secara kasar lalu menyusul si anak sultan yang dengan luarbiasa sialannya rebahan diatas sofa menikmati AC dan lebih menyebalkan lagi, dia asal meletakkan barang-barang Jisoo yang semula di sofa kini berserakan di lantai.
“Ha Ha Ha Ha” lalu dia tertawa menyebalkan sambil melihat acara sama yang berhasil membuat Jisoo tertawa-tawa.
Jisoo mendengus kesal. Dia segera menyingkirkan barang-barangnya sebelum Hendery menghancurkannya.
“Makanannya siapin aja dimeja” perintah Jisoo kepada Yohan yang langsung mengiyakan pergi menuju dapur makan.
Yohan kemari atas permintaan Jisoo untuk membawakannya makanan. Dia terlalu malas keluar, terlalu malas order makanan via ojek online pula. Selagi punya adik yang tampan dan baik, untuk apa cari orang lain?
“Heh!” ujarnya menarik-narik selimutnya yang sengaja diinjak oleh kaki Hendery.
Hendery yang mulanya rebahan di sofa kini duduk dengan kedua kaki menyentuh lantai dan Jisoo yang akan berdiri tertahan karena posisinya ada diantara kedua kaki Hendery sementera belakangnya ada meja menghalangi.
sialan dia dijebak!
Hendery terkekeh. Dia menyangga kepalanya mensejajarkan dengan posisi Jisoo yang terjebak oleh perangkapnya.
“Hmmm,” gumamnya mengamati dari jarak dekat sosok gadis Kim. Memperhatikan sedetail-detailnya setiap lekukan yang membentuk wajahnya. “Agak mirip Yohan sih,” dia masih bergumam sendiri.
“Tapi apa ya, yang mirip om Dongwook” ujarnya berpikir serius.
Jisoo tertawa sinis di depannya. Anak sultan satu ini sialan memang. 11:12 sama boss Lee ke-sialannya.
“Hah, boss Lee siapa?” serunya tiba-tiba mengagetkannya.
“Hah?” Jisoo ikut bingung. Matanya menatap aneh Hendery yang barusan menyebut nama boss Lee.
“Malah balik nanya,” decaknya. “Barusan kamu nyebut boss Lee.”
“Hah?” kapan sih, dia nyebut.
Hendery masih berdecak sambil geleng-geleng kepala namun kali ini, dia menarik kedua kaki dan tubuhnya berganti posisi memanjangkan tubuh kearah belakang lalu teriak kencang.
“Bener kata lo Han, kakak lo hasil zigot nafsu berkembang.”
WHAT THE FUCK?????????
Halo perkenalkan T2 bersaudara( ͡°з ͡°)
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top