Part 17 | Peek a boo
cieeeeeee ending btw anu ( ͡°❥ ͡°)
_____________________________
“Biar lebih seru game, dong!” seru Ten paling semangat ngajakin kelompok kecil-kecilan mereka main game.
Masih ingat eighteen-eighteen plus?
Sehari setelah menikah Jisoo sama Taeyong langsung terbang ke New York. Bukan bulan madu tapi permintaan Jisoo untuk merayakan pesta kecil-kecilan sama Yuta. Kemarin dia gak bisa datang, Yuta cuma bisa menyimak pernikahan Jisoo via skype dengan bantuan Ari.
“...ya kan, kapan lagi bisa ngelihat pasutri cipok-cipok depan kita-kita para jom—”
“Kita?” potong Scoups mencibir Johnny lalu dengan sombong dia merangkul perempuan cantik sebelahnya. “Sorry, I have a girlfriend”
Bona tersipu malu sambil menyikut pinggang Scoups. “Apaan sih!”
“Kalian kapan married?” tanya Ren tiba-tiba.
“Hooh. Naena mulu tapi gak married-married.” celetuk Ten ngasal.
“JADI MAIN GAAAK?!” Teriak Scoups sengaja mengalihkan obrolan mereka. Jangan ditanya dia kapan nikahin Bona kalau si perempuan masih belum mau diajak nikah.
“Jadilah!” jawab Ten paling semangat menarik kursi dan menduduki. “Untuk pasangan suami istri,” kekehnya mempersilahkan Taeyong dan Jisoo duduk sebelahan.
“Satu kursi aja” kata Yuta menarik kursi tempat Jisoo lalu diberikan ke Minhyun.
Jadi begitulah.....
Minhyun masih asyik main ponsel ngajakin ngomong Ari via skype.
“SIALAN YA, KALIAN SENENG-SENENG GUE ALONE DISINI?!” maki-maki Ari kesepian di flatmate sendirian. Padahal Jisoo sudah menawarkan liburan gratis tapi dia nolak dengan alasan besok ada acara penting yang tak bisa ditinggalkan.
“Taruh situ aja ponselnya” kata Yuta menyuruh Minhyun melewatkan ponsel diatas meja supaya Ari bisa melihat keseruan mereka bermain.
“Seriusan gak ada kursi lagi?!” Jisoo melihat sekeliling. Giliran ada kosong langsung ditumpangi kaki Ten sambil nyengir dia menarik kursi dikuasai.
Jisoo mendengus singkat.
“Duduk sini saja, Kim” seru Taeyong segera menarik Jisoo duduk dipangkuannya.
“NAAH, GITU DONG!”
“Daritadi kek” reaksi Ten sama Johnny.
“Licik kalian.” balas Jisoo sambil mencari posisi ternyaman duduk dipangkuan Taeyong. Ia duduk menyamping, melingkarkan satu tangannya dipundak Taeyong sedang kedua tangan sang suami melingkari pinggangnya.
Berhubung Ren sendiri tak ada pasangan akhirnya dia bertugas memutar botol dan memberi instruksi.
“Nah gini dong” seru Ten bersemangat ketika botol berhenti didepan Taeyong sama Jisoo. “Siapa tadi yang menang?”
“Kita, woi!” teriak Johnny. Senyumnya menggulum lebar. Sudah dipastikan isi kepala kedua pria ini terpenuhi kotoran. “Hisap....hisap apa yang enak?” Johnny sengaja menaik turunkan kedua alisnya dengan ekspresi jahil.
Jisoo melotot. “Gak usah aneh-aneh!” matanya mendelik mengancam mereka berdua.
“Ei, ei, terserah kita” Ten ikut-ikutan menaik turunkan alis dengan ekspresi super menyebalkan.
“Anu aja.. Anu..” teriak Ari via skype mengalihkan perhatian Ten dan Johnny. “I love you Ari” balas Johnny.
Yuta tertawa begitupun lainnya ikut tertawa dan ekspresi Jisoo tampak mengenaskan.
“Itu a—” sebelum Johnny menyelesaikan ucapannya Taeyong dengan cepat menghisap bibir Jisoo membuat ketujuh orang disana bersorak ‘wooooooa’.
“ALAAAH KURANG LAMA” Yuta dengan keras berceletuk. Jisoo tanpa ampun langsung memukul kepalanya.
“Sakit goblok!” Yuta meringis kemudian merajuk manja pada Minhyun minta dielus-elus kepala.
“Manja, najis!” ledek Jisoo dibalas cibiran Yuta.
“Dasar manjaaaaa” teriak Ari ikut-ikutan.
“APA LO ULAR?!”
Ari melotot galak dikatai Yuta ular. Mentang-mentang mereka jauh, huft, awas saja kalau ketemu Ari siap membotaki kepala Yuta.
...
Sepulang dari pesta kecil-kecilan berakhir game gila, akhirnya mereka sampai juga di apartement. Masih dengan apartement sama tapi kali ini mereka tinggal didalam satu kamar.
( ͡°з ͡°)
Kedua kaki Jisoo melingkari pinggang Taeyong, ia duduk diatas meja dengan kedua tangan melepaskan satu persatu kancing kemeja Taeyong.
Kim mode agresif ( ͡°❥ ͡°)
Taeyong pun tak mau melewatkan moment seperti ini. Ia menarik pinggang Jisoo menempelkan tubuh mereka kemudian dalam hitungan detik bibirnya melumat bibir sang istri. Jisoo pun berhenti bermain-main dengan kemeja suami. Satu tangannya bergerak keatas meraba setiap lekukan wajah Taeyong penuh gerakan sensual.
Ciuman Taeyong mulai turun mencumbui rahang Jisoo, turun lagi kebawah mencumbui leher menghisap kulitnya pelan-pelan dan meninggalkan bekas kemerahan. Kedua tangannya dipinggang mulai bergerak keatas melewati blouse kuning cerah yang membungkus tubuh cantik sang istri.
Naik pelan-pelan keatas hingga bertemu dengan si kembar.
“FAAAAAAK!”
Baik Jisoo maupun Taeyong segera menjauhkan diri dan kompak menoleh kesumber suara barusan.
Taeyong mendelik kesal begitupun Jisoo.
Baik Yohan maupun Hendery mereka sama-sama saling menutupkan mata dengan tangan masing-masing.
“Yohan. Hendery.” geram Jisoo hidungnya kempas kempis menahan marah.
Mereka lagi di New York dan sejak kapan dua bocah itu ada disini?!!!!
Yohan melirik dibalik tangan Hendery sambil nyengir. “Hai, kak” sapanya dengan tampang tak berdosanya. Lalu kemudian Hendery menyusul dengan cengirian idiot ciri khasnya.
“Kalian sejak kapan disini?” tanya Taeyong walau marah dia tetap bersikap tenang.
Hendery senyum lebar mencoba menjelaskan tapi keburu Yohan bicara. “Sejak sore tadi.”
“Masuk dari mana?” mata Jisoo masih menatap galak ke mereka.
Yohan ikutan nyengir seperti Hendery dan pertanyaan sang kakak dijawab oleh Hendery.
“Berhubung apartement terkunci jadi Yohan beli apartementnya.”
“DEMIIIIIII?!!!!”
“Hehehehehe” balas sang adik nyengir polos. Apalagi Taeyong melongok saking terheran-heran.
“...kita lelah butuh tempat istirahat yaudah lari kesini.”
“GAK DISINI JUGA DOOONG?! Ish!” decak Jisoo marah-marah. Untung ya, dia sama Taeyong belum bertelanjang.
“Terlanjur kak” balas Yohan masih dengan ekspresi tak berdosa. “Iya kan, kak Taeyong?” Taeyong hanya angguk-angguk kepala saja.
Jisoo mendelik. Ini suami bukannya dukung omel-omel adiknya malah ngeiyain.
“Terus mau apalagi?!”
“Mau pulang” jawab Hendery.
Jisoo tak sanggup membalas apa-apa. Entahlah, adiknya sama Hendery bener-benar minta di sleding sampai antartika.
“GUNANYA KESINI APA BAMBAAAAANK?!” udah ganggu, gak penting pula kedatangannya.
“Gak apa-apa cuma mau ngambil barang aja” Yohan meminta Hendery menyusul mereka lebih tepatnya meminta ponsel Jisoo lalu sibuk mengotak-atik ponsel Jisoo dan mengambil satu chip yang selama ini tersimpan di ponsel si gadis Kim.
Jisoo bertanya-tanya benda kecil ditangan Hendery begitupun Taeyong.
“Oh, itu, punya papa. Alat komunikasi papa buat ngawasi kakak”
“.........?”
Yohan melanjutkan. “Telinga dan mata-mata papa ehehe. Berhubung kakak udah nikah papa minta ini diambil. Papa gak mau menganggu apalagi melihat adegan senonoh anaknya.”
“Yohan!”
Yohan nyengir. “Sudah aman” ucapnya setelah Hendery berdiri disampingnya. “Silahkan dilanjutkan proses reproduksi kita mau pamit pulang ehehehe”
Karena kesal Jisoo melempar flatshoesnya dan hampir mengenai kepala sang adik sebelum tangan Hendery menepisnya.
“PULANG KALIAN. PULAAAAAANG!” usirnya teriak-teriak marah.
“Iya kak, iya, lagian helinya udah nunggu.”
“TERSERAH. GUE GAK PEDULI. PULANG KALIAN!”
“Galak euy, galak” Hendery segera mendorong punggung Yohan buat pergi. Dan sebelum mereka pergi, mereka masih sempat berceletuk.
“Titip kak Jisoo kak,” teriak Yohan untuk Taeyong sedang Hendery. “Nice kiss by the way” sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.
“ENYAAAAAH KALIAN BERDUA!” teriak Jisoo melempar satu flatshoesnya.
TERIMAKASIH UNTUK KALIAN SEMUAAAAAA YANG SUDAH MERAMAIKAN KEDUA LAPAK INI UGLY KIM DAN HELLO LEE 😘😘😘
TUNGGU CERITA KIM DAN LEE LAINNTA KALAU ADA WAKTU EHEHEHE 💞
btw kalau aku buat lapak yohan gimana 🙊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top