Part 12 | Home

Anu ini lho 😌
_______________

“Ajakin jalan kek, apa kek gitu, penting dia enyah dari sini.” ujar Taeyong memohon pada sang sepupu supaya mau membawa pergi Hendery. “Kakak bayar deh,”

Tira menatap Taeyong menebak-nebak, apakah kakak sepupunya sedang bercanda atau serius dia mau membayarnya.

“Duitnya mana dulu?” ujarnya turun tangan minta bayaran secara dimuka.

Giliran Taeyong keluarin dompet, Tira asal menyerobot dompet Taeyong dan mengambil satu kartu debitnya.

“Jangan kartu itu juga dong!” protesnya hendak merebut tapi Tira duluan mengamankan kartu debit Taeyong di saku jaketnya. “Gak bakalan boros kok, suer” dua jari tanda peace ia perlihatkan sambil meringis dan dalam hati bersuara, “tapi gak janji hehehe”

Taeyong mendengus singkat. Demi keenyahan Hendery tak apalah. “Buruan gih seret dia”

“Orangnya mana dulu?”

“Noh yang tinggi kelakuan kayak bocah” ujarnya sambil menunjuk ke depan. Tira tertawa mengejek membandingkan tingkah Hendery sama Taeyong tidak ada bedanya. “Buruan ish!”

“Iya, iya, bawel amat” kakinya melangkah cepat mendekat ke mereka yang sejak tadi ribut.

Hendery meloncat kaget ketika Tira dari arah belakang menarik lengan dan menjauhkannya dari Jisoo.

“Dih, lo siapa main asal serobot” ujar Hendery menarik-narik tangannya berusaha membebaskan namun Tira tak setolol itu asal melepaskan Hendery. “Singkirin tangan lo!”

“Lo mending ikut gue aja daripada dapat hujatan”

“Mana bisa begitu”

“Bisa aja kalau gue yang maksa!” dengusnya sambil menatap galak Hendery yang sama sekali tak takut dengannya.

Hendery tetap bersikukuh melepaskan rangkulan Tira begitupun Tira pantang menyerah melepaskan Hendery. Dia susah payah menyeret pria jangkung ini terlebih perbedaan tinggi mereka yang kontras membuat Hendery dengan mudah mengelabuhinya. Dia hampir berhasil kabur tetapi dengan cekatan Tira menarik kaos belakang Hendery kemudian memaksanya masuk ke mobil, dan sebelum Hendery sempat kabur Tira mengunci mobil secara otomatis.

Tawa Jisoo tak bisa berhenti kala menyaksikan penyiksaan Hendery yang dilakukan oleh Tira, adik sepupu Taeyong. Jisoo baru mengenal perempuan itu hari ini setelah Taeyong mengenalkan mereka.

“Sepupu kamu galak”

“Bukannya kamu juga?” balas Taeyong.

“Mana pernah saya galak” suka lupa diri perempuan satu ini. Dia tidak ingat betapa tersiksanya Taeyong ketika bagian vitalnya kena tendangan mautnya.

Taeyong merinding mengingat peristiwa lampau tersebut. Jangan sampai kejadian itu keulang lagi, cukup sekali saja. “Kamu lupa?” tubuhnya menghadap Jisoo, lalu tak lama Jisoo ikut menyamping membalas tatapannya.

“Pertemuan pertama kamu berperilaku seperti perempuan barbar”

“Itu tugas” dalihnya membela diri. “By the way, apakabar si Jennie?”

Taeyong tak menjawab, dia mengalihkan. “Kedua, kamu juga berperilaku barbar. Menendang saya ditempat umu—”

“Gak bisa gitu dong. Kamu juga udah ngejebak saya disana sama Jennie!” protesnya menatap sebal Taeyong. “Lagian kamu ngapain belain Jennie. Gak usah dijawab!” selanya membentak sebelum Taeyong membuka mulut.

Sepertinya Taeyong salah bicara. Niat dia barusan ingin mengajak Jisoo flashback, iya sedikit flashback saat mereka bertemu sebagai boss dan asisstant. Bukannya flashback lancar malah emosi Jisoo terpancing.

Ini yang katanya gak pernah galak?

“Kim, maksud saya—”

“Jangan buka mulut!” perintahnya mengacungkan jari telunjuk tepat didepan bibir Taeyong membungkam mulut si pria Lee. “Mulut kamu itu masalah.” katanya memukul-mukul mulut Taeyong dengan jari telunjuknya sambil mendelik tajam.

“Diam, yong, diam!” omelnya menghentak-hentakkan kaki ditanah saat Taeyong hendak membuka mulut berbicara. “Gak boleh ngomong sampai aku nyuruh kamu ngomong.”

Oh, sudah aku.

Taeyong dengan gerakan ala pantonim mengunci mulut lalu menyimpan kunci digenggaman Jisoo setelahnya dia mengacungkan jempol sambil menggulum senyum lebar.

Jisoo tersenyum manis dengan sikap Taeyong. Dia pun tak mau kalah lantas mengikuti gerakan ala pantonim menyimpan kunci itu disakunya kemudian mengacungkan jempol sambil tersenyum lebar.

...

“Hei”

Teguran Seunghoon barusan membuat mereka kompak mendongakan kepala sambil mengernyit ketika Seunghoon dengan gerakan ‘im watching you’ ditunjukan untuk Jisoo dan Taeyong.

Seulgi melihat hal itu segera menyeret Seunghoon keluar. Seunghoon terlalu jahil menggodai Jisoo dan Taeyong apalagi hari ini Taeyong lebih banyak diam membuat Seunghoon terus menerus mengatainya ‘bucin’.

Kepergian sepasang suami-istri itu menyisahkan mereka dirumah berdua. Kalian pikir mereka ngapain? Diam-diaman. Taeyong masih belum bicara, Jisoo terlalu asyik skype bersama Ari dan Yuta sampai-sampai dia mengabaikan pria disampingnya. Baik Ari maupun Yuta sempat menyapa Taeyong, dan dibalas senyuman singkat setelahnya mereka bertiga asyik dengan kerinduan mereka mengabaikan Taeyong. Karena di abaikan, akhirnya dia memilih pergi membiarkan Jisoo mengobrol bersama dua temannya.

Obrolan mereka lebih banyak membahas tentang Ari. Gadis itu rupanya keras kepala menolak tawaran Myungsoo untuk berteman meski sudah tertolak tapi Myungsoo tetap mau mengajak Ari berteman. Sementara Ari dengan keras kepalanya menolak semua usaha Myungsoo mendekatinya.

Jisoo prihatin begitupun Yuta.

“Ya ampun!” celetuk Jisoo tiba-tiba menepuk jidat teringatkan gerakan pantonim mereka. Pantes Taeyong tak bicara sejak tadi. “Gue off dulu, nanti sambung lagi.”

“Bagus. Gue mau tidur.” balas Ari belum apa-apa dia sudah mematikan sambungan. Jisoo melongok, Yuta tertawa. “Bye Jis” pamit Yuta giliran dia memutuskan sambungan barulah setelahnya Jisoo menonaktifkan akun skype kemudian menyusul Taeyong.

“Taeyong” suaranya berbisik pelan menengok ke dalam kamar yang tak terkunci. Taeyong duduk ditepi ranjang dengan rambut setengah basah. Dia baru selesai mandi. Jisoo langsung meringis tersadar obrolannya bersama teman-temannya lama. “Hehehe” kakinya melangkah masuk tak lupa pintu dia tutup.

Mulut Taeyong masih terbungkam tak bersuara. Jisoo makin bersalah. Dia tak menyangka Taeyong betah diam padahal tadi Jisoo bercanda.

Gerakan tangan Taeyong menepuk bagian kosong sampingnya memberi perintah supaya Jisoo ikut duduk didekatnya. Jisoo tidak langsung menuruti perintah Taeyong malah dia dengan berani duduk diatas pangkuan Taeyong. Lalu dengan gerakan ala pantonim dia berlagak mengambil kunci yang dia simpan disaku kemudian mengerakkan tangan membuka kunci diujung bibir Taeyong.

“Kim” desis Taeyong setelah menahan suaranya beberapa jam. “Aku hampir mati membisu!” gerutunya sambil merengkuh pinggang Jisoo.

“Lagian kamu dianggap serius.” ejeknya diikuti jemarinya bermain dengan rambut setengah basah milik Taeyong. “Ei, gak boleh protes!” omelnya menatap galak Taeyong.

Taeyong manyun dan itu terlihat menggemaskan sekali. Bibir tipisnya yang basah mencuri atensi Jisoo. Dia menatapnya lama sampai Taeyong menyindir dan berakhir Jisoo mengomelinya.

“Mulut kamu itu sumber dari masalah!” ujarnya memukul pelan mulut Taeyong.

“Sama kayak isi kepala kamu sumber dari masalah!” balas Taeyong tak mau mengalah.

Jisoo mendengus lalu dengan gerakan pantonim dia mengunci lagi mulut Taeyong sambil berkata, “gak boleh ngomong sampai aku suruh” ucapnya dibalas longosan panjang Taeyong.

“Gak ada mirip-miripnya sama Bill Skarsgard” jemarinya menyisihkan helaian rambut yang menghalangi pandangan Jisoo menatap kening Taeyong. Lalu jarinya turun menyentuh sepasang alis hitam nan lebatnya mengusap-usap pelan kemudian menuruni garis batang hidungnya sampai berhenti diujung.Sambil menyeringai dia menyentuhkan ujung hidungnya dengan ujung hidung Taeyong lantas menggesek kedua ujung hidung mereka dengan gemas.

Taeyong mengerang frutasi dan langsung dibalas tatapan galak Jisoo menyuruhnya tetap diam.

Kefrustasiannya tidak sampai disitu. Saat Jisoo dengan jahil mengusapkan ibu jarinya di bibirnya membuat Taeyong bergerak tak nyaman, lebih tak nyaman lagi ketika bibir mereka saling bersentuhan. Taeyong yang hendak menangkup bagian bawah bibir Jisoo kandas seketika ketika Jisoo menarik kepala dan tersenyum mengejek padanya.

Puas mengejek, kini Jisoo menyiksanya kembali dengan mencumbui spot-spot terbaik yang ada di wajah Taeyong. Berawal dari kening turun ke alis, hidung, pipi sampai rahang lalu perlahan naik menyentuh ujung bibir Taeyong. Jisoo tak langsung mencium bibir Taeyong. Dia masih asyik mengecup berkali-kali bibir Taeyong sengaja membuat pria ini frustasi.

Taeyong memberontak. Dia mulai take action mengangkat tubuh Jisoo, merebahkan tubuhnya diatas kasur sedang dia mengambil alih menindih Jisoo. Barulah setelahnya Jisoo membuka mulut Taeyong masih dengan gerakan pantonimnya. Detik kemudian bibir mereka menyatu.

Yang dikamar enak-enakan, yang diluar jambak-jambakan sambil dilihatin pejalan kaki saking hebohnya mereka gelud.

Siapalagi kalau bukan Hendery dan Tira.

maafkan aku gon selingkuh dulu 😭✊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top