Part 11 | Hendery

Anu gaes 🙊
_________________________

“Oh dia Dery, Hendery lengkapnya”

Hendery tanpa basa-basi langsung menyambar tangan Taeyong. Sambil tersenyum tak kalah tampan dari si pemilik nama Lee, dia mengenalkan diri. “Pacarnya Jisoo” ujarnya dengan tampang tak berdosa.

Itu mulut lancar amat nyebar hoax.

Taeyong sempat shock dong. Semalam Jisoo bilang dia datang sama bocah, iya bocah ngakunya begitu. Lalu si bocah yang dimaksud Jisoo malah mengaku sebagai pacar.

Seriusan?

Kepalanya menoleh menatap ingintahu si gadis Kim yang masih setia ada di dekatnya, bahkan tanpa dia sadari tangannya masih melingkari pinggang Taeyong.

Lemes amat tuh mulut” dengus Jisoo menatap sebal Hendery yang sekarang tertawa gila.

Lemes; sebangsa sama cerewet tapi lebih kecerewetan yang menyebalkan.

“Bukan, dia bukan pacar. Dia anaknya teman—”

“Calon suaminya” potong Hendery masih dengan ekspresi menyebalkan.

Ish!” Jisoo berdecak sebal. Dia siap menendang pantat Hendery untuk kesekian kali, sayangnya Taeyong tak mau membiarkan Jisoo lepas darinya. Barulah Jisoo sadar kalau sejak tadi dia menempel sama mantan boss.

Melihat reaksi Taeyong terhadap Jisoo membuat Hendery sedikit lega tapi dia tetap melihatkan ekspresi menyebalkan, dan sekarang dia bermain-main dengan alisnya menjahili Jisoo.

Jisoo menggeram kesal sementara Taeyong tetap tenang lalu tak lama dia berdehem dan menerima jabatan tangan Hendery.

“Sa—”

“Boss Lee kan? Gue tahu,” potong Hendery dengan nada sombong. “Boss Lee yang terhormat, lain kali jangan buat anak gadis orang gundah merana. Gara-gara lo pergi, dia jadi sinting.”

“Mulutnya...” Jisoo menggeram dan sebelum Hendery banyak omong dia lebih dulu mengunyel-unyel mulut Hendery.

...

Kedatangan Jisoo bersama Hendery disambut baik oleh Seulgi dan Seunghoon. Jisoo pertama bertemu Seulgi sempat memiliki pikiran aneh namun setelah bertemu Seunghoon ekspresi skeptisnya berubah jadi lega.

Hendery mengejeknya ketika dia memergoki perubahaan mood Jisoo. Dari masam saat bertemu Seulgi lalu ceria bertemu Seunghoon. “Cih, dasar perempuan!” lalu berakhir dengan injakan kaki oleh Jisoo.

“Kamu dekat sekali sama Hendery” ucap Taeyong sambil menyodorkan handuk padanya. Jisoo berniat mandi sekaligus memanjakan tubuh lelah dengan air hangat.

“Gitu deh” jawabnya sengaja memancing mood sang mantan boss. “Saya pamit mandi dulu bo—”

“Saya bukan boss kamu lagi” sahut Taeyong menatapnya masam.

Jisoo hanya tersenyum tipis lantas masuk kamar mandi sengaja mengabaikan Taeyong. Sadar atau tidak, yang pasti Taeyong menunggunya berdiri setia didepan pintu kamar mandi.

Berhubung Jisoo ingin memanjakan tubuh lelahnya dengan air hangat, setengah jam kemudian dia baru keluar dan bingung ketika pintu terbuka mendapati Taeyong berjongkok didepan menungguinya.

“Ya ampun,” gumamnya ikut berjongkok menyamakan posisi mereka. “Kenapa harus jongkok?”

“Saya lelah, Kim” balasnya mengangkat kepala menatap dalam mata Jisoo.

Jisoo menggelengkan kepala berdecak heran. “Lagian siapa suruh nungguin? Creepy tau gak?”

“At least, kamu gak teriak ketakutan melihat saya berjongkok disini” ujarnya, ada benarnya juga.

“Tetap aja, ngagetin.”

“Kamu bahkan gak terkejut,” sindir Taeyong dan Jisoo tak bisa mengelak hal itu. “Ya-a, terserahlah pokoknya!” balasnya mengaku kalah. Taeyong tersenyum manis sambil mengacak rambut setengah basah milik Jisoo dengan gemas.

“EI EI, MENTANG-MENTANG KETEMU GAK BOLEH MESRA-MESRAAN!” Hendery tahu-tahu muncul menganggu mereka. Baik Jisoo maupun Taeyong mereka sama-sama membuang muka sebal ketika Hendery datang menganggu. “Berdua saja itu gak baik. Ketiganya pasti setan”

“IYA, ELO SETANNYA!” Timpal Jisoo diam-diam Taeyong menyetujuinya.

Jisoo menyesal membiarkan Hendery ikut. Bocah yang mengaku sebagai pria dewasa itu selalu menganggunya, bahkan ketika Jisoo bersama Taeyong sedang terlibat obrolan dan memasuki obrolan serius, Hendery datang-datang menganggu.

Entah bertingkah konyol, membatasi jarak antara mereka, memberi kultumlah, intinya dia penganggu. Kesempatan Jisoo mau nanya ke Taeyong jadi hilang gara-gara dia begitupun Taeyong kesempatan untuk melepas rindu kandas.

Semua karena Hendery.

Taeyong sudah merengek pada Seulgi dan Seunghoon supaya menahan Hendery beberapa jam. Bukannya ditahan malah Hendery semakin lepas kendali.

Karena mereka sama sekali tak ada kesempatan mengobrol, malam itu Jisoo menyelonong masuk ke dalam kamar Taeyong. Taeyong kira sepupunya malam-malam datang ke kamarnya minta tolong ternyata Jisoo.

“Kamu nekat, Kim”

“Terpaksa” gumamnya menatap horor diluar kamar memastikan tidak ada Hendery kemudian pintu dia tutup. “Saya mau tanya” ujarnya langsung to the point.

“Hm?”

“Do you like me?” bukan Jisoo namanya kalau tidak bertanya secara terang-terangan. Meksi dia baru belakangan ini memahami kodean Taeyong, Jisoo ingin memastikan saja kepada orangnya langsung.

Taeyong pun sangat percaya diri Jisoo akan menanyakan hal ini padanya tanpa basa-basi. “Seharusnya kamu bertanya, do you love me ketimbang do you like me, Kim” ujarnya.

“Just answer my question” balasnya mengabaikan koreksian Taeyong.

Taeyong melangkah mendekat berdiri sedekat-dekatnya dengan Jisoo. Menundukan kepala, menemukan sepasang mata coklat bening mereka yang saling bertubrukan.

“Ya” semakin dalam Taeyong menatap matanya, semakin dalam pula perasaannya terhadap Jisoo. “Do you love me, Kim?” dan kini pertanyaan itu terlontarkan padanya.

Jisoo larut didalam tatapan super teduh Taeyong. Terlalu larut sampai dia yakin bahwa dirinya terjebak di dalam samudra matanya.

“I don’t know” balasnya masih tak mau mengalihkan matanya dari mata Taeyong. “But, I hate you, Lee.”

“Really?”

“Yeah. I’m totally and completely...” kakinya melangkah mendekat begitupun Taeyong memperpendak jarak mereka, “....fuckin’ hate you, Lee” sebelum Taeyong sempat membalas, Jisoo menghapus jarak bibir mereka.

“Jisoo. Kim Jisoo.”

But damn it!

Suara Hendery menggema berteriak diluar mencari Jisoo. Taeyong menggeram kesal setelah mendengar kicauan Hendery.

Alis Jisoo terangkat sebelah ketika Taeyong mengunci pintu kamar. Dia tertawa menganggap lucu reaksi Taeyong yang begitu cepat melesat kearah pintu, dan tak lama gendoran pintu disusul kicauan Hendery jadi bahan ledekan mereka.

“KALIAN JANGAN KAWIN DULU!” Teriak Hendery mengedor-edor pintu.

Jisoo memutar bola mata terlampaui kesal sekaligus kasihan. Bisa dibilang niatan Hendery ikut menemaninya karena permintaan bapak Kim Dongwook. Hendery selalu mengaku begitu, dan Jisoo tidak tega juga.

“Buka saja pintunya kasihan” ujarnya menyuruh Taeyong membuka pintu.

“Saya bahkan belum membalasmu” cicit Taeyong sambil menggerucutkan bibir menggemaskan.

Jisoo tersenyum sambil menyentuh ujung bibir Taeyong dengan ibu jarinya. “Good night, Lee” bisiknya mengecup singkat ujung bibir Taeyong kemudian secepat kilat dia keluar dan menutup pintu sebelum Taeyong menahannya.

Hendery langsung berapi-api melihat Jisoo keluar dari kamar Taeyong. Sambil mengomel-omel dia menarik tangan gadis itu, menjauhkannya dari kandang singa.

Jisoo kapan sadar sih, mata dan telinga bapak Kim Dongwook ada dimana-mana. Kalau mereka ngapain-ngapain siapa yang bakalan dapat lemparan granat?

Oh, jelas bukan Taeyong yang kena melainkan Hendery.

hiya hiya soon ada plot twist 😌✊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top