Saya Setuju Dengan Lyn

Ditulis oleh akidwithachips
——

Saya setuju dengan Lyn. Apa yang dikatakannya soal hiduplah untuk hari ini! dan Hidup bukan arena balapan siapa cepat dia sukses dan bahagia, saya sependapat dengannya. 

Seumur saya hidup, saya berjalan pada apa yang orang-orang sediakan untuk saya. Saya seringkali menerima, dan terkadang pula saya menolak. Saya hidup untuk diri saya sendiri, tetapi kadang juga untuk orang lain. Saya belum berpikir bagaimana saya akan sukses di kemudian hari, terutama pekerjaan, tidak terlalu dipikirkan. Itu salah sebenarnya, ayah dan keluarga saya orang berprinsip. Namun, untuk saya, rupanya tidak. Beliau punya kebiasaan harus merancang segala sesuatu, sementara saya lebih suka melakukan segala sesuatu yang sedang ada dalam pikiran saya. Bukan merasa berbeda, cuma saya terkesan pasrah dengan apa yang ada. Mereka—sangat—tidak suka itu. 

Mari berbicara soal hal lain. 

Suatu hari ketika berita Covid-19 memasuki liang informasi keluarga, saya diminta pulang. Ya, baiklah, segera pulang, itu saja jawaban saya. Hidup untuk hari ini, seolah segera mati besok. Itu saja prinsipnya, melakukan apa yang bisa saya segera lakukan. 

Bersamaan dengan itu, saya meninggalkan seluruh masalah dunia luar saya.

Saya adalah seekor kerang, anggap saja begitu. Dulu, saya hidup hanya di dalam cangkang, tidur bersama gelombang-gelombang lautan dan pemangsa di sekitar saya. Lalu, suatu siang, ibu saya menarik saya ke dalam karang. Katanya, harus bersembunyi karena telah muncul mesin penyedot penghuni lautan. 

Berbulan-bulan saya hidup di dalam karang, makan makanan apa yang melintas saja, melakukan itu-itu yang bisa dilakukan saja. Beberapa waktu dihantam pusaran ombak yang belum lama ini saya bentuk. Saya ingin keluar dan membereskan, tetapi ombak lain menekan saya lebih ke dalam. Pengalaman terkurung membuat saya sakit. Gurita mengatakan saya diserang gangguan kecemasan. Wah, apa-apaan ini?! Saya biasa hidup di luar dan tidak mungkin saya takut hanya karena sedang berada di luar, pikir saya waktu itu. Lalu, saya segera sadar. Ternyata saya benar-benar ketakutan dengan dunia luar. Cemas pada mesin penyedot penghuni lautan yang bahkan saya masih pertanyakan eksistensinya.

Saya keluar sedikit demi sedikit, menghadapi kekosongan yang saya sendiri timbulkan. Membentuk lingkar pertemanan sesama kerang dan ubur-ubur yang telah lama tak terbentuk. Saya kini pribadi berbeda. Begitu saja berita mesin penyedot penghuni lautan mengubah diri saya. 

——

Enggak tahu, ah. Tutup mata.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top