Jadi, Ini Apa?

Ditulis oleh Lynaynan
___

Satu tahun pandemi, saya enggak tahu harus menyikapinya bagaimana. Maksudnya dalam konteks apakah ini menyenangkan, membosankan, atau bikin stres. Saya sudah terbiasa dengan rutinitas, tapi di satu sisi stagnan saja. Banyak waktu me time, tapi keterusan mager. 

Di rumah saya jadi lebih sering dimarahi, tapi enaknya saya enggak stres perkara ketemu orang di sekolah.

Di rumah saya jadi rajin nulis, tapi ... pelajaran sekolah diabaikan. Mau jadi apa saya ini, hah?! Saya masih suka nontonin materi dari youtube dan aplikasi belajar, tapi entahlah ... saya tidak yakin. Mungkin pahamnya sedikit. Dan lagi, sekarang guru-guru cuma asalkan kerjain tugas, maka absen tidak alpa.

Di youtube banyak godaan. Saya suka pengen oleng nontonin MV atau vidio dari channel Inggris gitu, jadi pilihan yang tepat adalah aplikasi belajar. Namun saya belum berlangganan, banyak pembelajaran yang dikunci. Kata orang, "Ya langganan, dong!" atau, "Kursus aja, sana!" Mungkin sebentar lagi, saya mau memanfaatkan yang ada dulu. Masalahnya hanya di saya takut minta izin, orang tua saya galak dan serba nggak boleh. Ditambah kakak saya orangnya pintar luar biasa tanpa kursus, mereka mengharuskan saya juga begitu. Padahal otak kami berbeda. Mereka juga percaya meski saya kursus, saya tidak akan membuat perubahan. Buang-buang uang.

Tapi masalah lainnya: kuota boros, jarang dapat uang jajan─artinya saya nggak bisa nabung.

Jadi, yah, pandemi memang ada enak dan kurang enaknya. Sama seperti sebelum pandemi. Selalu ada tantangan, namanya juga hidup. Mari jalani saja sampai pandemi ini berakhir yang entah kapan.

Saya orangnya memang santai, ini seni bersikap bodo amat yang saya ciptakan. Saya enggak mau terlalu stres, terlalu berambisi pada masa depan dan ketika gagal atau tak sesuai harapan gila sendiri. Bukan berarti saya tak punya mimpi. Saya sekarang hanya berpikir sedikit realistik. Mimpi-mimpi besar pun, ketika sudah tercapai, rasa bangga atau kebahagiaan itu akan sirna secepatnya.

"Kukira ketika sudah menjadi Abc aku akan Abc."

Memang kuncinya terletak di rasa syukur, tapi manusia selalu menanamkan harap terlalu tinggi dan menginginkan lebih. Semua ini fana.

Tidak apa proses kita lambat. Tidak apa jika sering bingung dilanda tanpa tujuan atau hasil yang begitu terus. Semua orang punya waktunya sendiri. Hidup ini bukan balapan siapa cepat dia sukses atau bahagia. Semua orang punya bidang kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jangan memaksakan diri untuk selalu sesuai dengan kriteria kesuksesan orang-orang. Tutup telingamu, kamu-lah kendali atas hidupmu. Memang selalu ada hal-hal yang bikin stres, keinginan dan mimpi yang belum terpenuhi dan tercapai, beban di pundak yang terlalu berat. Apa pun itu, jangan menyerah! Nikmatilah senang susahnya.

Ngomongnya gampang, ya?

Hidup memang terdapat banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Kita ingin coba satu-satu, tapi lakukanlah semampu dirimu. Belum tentu usia kita sepanjang itu, jadi hiduplah untuk hari ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top