#13 Because I Love You, You Love Me, I am Yours and You are Mine

#13 Because I Love You, You Love Me, I am Yours and You are Mine

-

Aku mencintai Eleanor.

Tiga kata itu menghantuiku sepanjang hari.

Bagiku, cinta adalah sebuah kata yang memiliki makna begitu besar. Aku tidak bisa mengatakannya begitu saja tanpa benar-benar merasakannya.

Aku memandang refleksiku pada cermin. Rasa takut itu terlihat dengan jelas di wajahku.

Bagaimana jika Eleanor tidak mencintaiku?

Atau, bagaimana jika Eleanor berpikir aku terlalu cepat mengatakan cinta dan berpikir bahwa aku sangat bodoh?

Dan lebih parah lagi, bagaimana jika aku sebenarnya tidak mencintai Eleanor?

Hal semacam itu bisa terjadi. Mungkin aku terlalu terbawa suasana hingga aku berpikir bahwa aku mencintai Eleanor padahal kenyataannya aku tidak.

Aku menarik napas dalam-dalam sembari menarik sebuah keputusan.

Aku tidak akan mengatakan apapun pada Eleanor. Tidak sekarang.

-

"Terima kasih, Louis," ujar Eleanor, ia mencium pipiku dan kemudian tersenyum dengan sangat lebar hingga menunjukkan deretan giginya.

Aku membalas senyumannya, merasa senang dengan kenyataan bahwa dia sangat menyukai kado yang kuberikan. Bukan sebuah kado besar, hanya sebuah kalung dan satu buagh buku sketsa, juga tidak lupa buku berisi semua foto kami selama setahun terakhir.

Aku masih tidak percaya bahwa saat ini kami duduk di atas kasur milik Eleanor, membagi kado sebagai penanda bahwa kami sudah menjalin hubungan selama setahun lamanya. Awalnya, kupikir ide perayaan ini sangatlah bodoh, tapi Eleanor memaksa dan mengatakan bahwa kita harus merayakannya atau setidaknya saling bertukar kado, pada akhirnya aku kalah dan mengiyakan rencanannya meski--sampai sekarang--aku berpikir semua ini bodoh. Namun, melihat senyum Eleanor, kini aku berpikir bahwa mungkin semua ini tidaklah sebodoh yang aku pikir.

"Ini untukmu," kata Eleanor sembari memberikan sebuah kotak kecil dengan pita di atasnya.

Aku tersenyum, mengambil kotak itu dari tangannya dan mengecup sekilas puncak hidungnya. Eleanor terkekeh--dia selalu melakukan itu saat aku mencium hidungnya--membuatku secara otomatis ikut terkekeh. Dia sangat imut.

"Bolehkah aku membukanya?"

Eleanor memutar bola matanya. "Tentu saja, Bodoh!"

Aku tertawa sebelum akhirnya membuka kotak kecil tersebut, senyum tersulam di atas wajahku begitu melihat apa yang berada di dalamnya. "Terima kasih atas jamnya," ujarku sembari mengambil jam tersebut dari kotaknya.

"Lihat di belakangnya!" Eleanor mengintruksi.

Aku melihat bagian belakang jam tersebut, menemukan rangkaian aksara yang tersusun dengan rapi. Aku membaca apa yang tertulis di sana, mataku membulat sebelum akhirnya tawa keras keluar dari mulutku. "Astaga!" ujarku di sela-sela tawa. Di sana tertulis 'this man already taken, fuck off'

"Apa kau menyukainya?"

"Sangat menyukainya," kataku dan mencubit puncak hidungnya. "Ternyata kau cukup posesif ya."

Eleanor tidak menjawab, dia hanya memutar kedua bola matanya--sesuatu yang cukup sering dia lakukan sekarang.

Aku mencium bibirnya sekilas. "Terima kasih," kataku, mencium bibirnya lagi, "terima kasih," ulangku, mencium bibirnya lagi, "dan terima kasih, kau luar biasa."

"Aku tahu," bisik Eleanor dengan kerpercayaan diri luar biasa--aku suka untuk berpikir bahwa semua itu karenaku--sebelum akhirnya tertawa kecil.

"Aku mencintaimu," kataku, tanpa berpikir banyak dan tanpa beban, soal mengatakan kalimat itu adalah hal yang sangat natural. Mata Eleanor membulat, awalnya aku tak tahu mengapa, namun setelah aku memproses lagi terhadap apa yang baru kukatakan, mataku ikut membulat.

Aku memang selalu memendam perasaanku, berpikir bahwa aku tidak benar-benar mencintai Eleanor, berpikir bahwa aku terlalu cepat mengatakannya, dan berpikir jika aku mengatakannya, akan ada masalah dalam hubungan kami. Setelah berbulan-bulan memendam, kalimat itu akhirnya keluar.

"Louis...."

"Eleanor, aku--"

"Aku juga mencintaimu!"

Aku tersenyum lebar, tidak menyangka bahwa jawaban itulah yang kudapatkan. Awalnya kupikir bahwa dia tidak akan menjawab.

Eleanor menarik wajahku dan mempertemukan bibir kami. Kami berciuman untuk beberapa lama. Ciuman ini begitu dalam dan begitu perlahan, tak ada satupun dari kami yang berusaha untuk mempercepatnya. Setelah beberapa lama, kami menjauh dan memandang satu sama lain.

"Aku mencintaimu," Eleanor berbisik, "kau milikku."

Aku tersenyum. "Aku mencintaimu."

Dan kurasa, aku semakin jatuh cinta pada Eleanor

[-][-][-]

Aku nulis chapter ini lagi T_T kayaknya rada beda dari yang pertama aku bikin, tapi ya udahlah. Setelah aku inget-inget lagi, ternyata aku lupa belum ngesave naskah chapter ini, langsung matiin laptop gara-gara udah ngantuk :")

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top