Mei

Sudah sebulan (Name) tinggal bersama Kise membuat (Name) tidak ingin kembali ke apartement lamanya. Ia tahu kalau apartement itu sudah selesai di renovasi dua minggu yang lalu hanya saja ia tidak mau kembali ke sana belum lagi dengan semua perhatian Kise meski Kise sendiri lebih banyak manjanya padanya.

"(Name)cchi, apa yang sedang kau pikirkan-ssu?" tanya Kise penasaran.

Saat ini mereka berada di kamar Kise. Kise meminta bantuan (Name) untuk mengajarinya pelajaran matematika namun (Name) sendiri malah melamun di saat Kise kesulitan menjawab soal yang diberikan (Name) sebelumnya.

"Tidak ada Ryōta-kun, sekarang lanjutkan saja tugasmu," jawabnya yang kembali fokus sembari memperhatikan jawaban yang di tulis Kise dari seberang meja belajar.

"Katakan padaku, apa yang kau ...-"

"Kau salah dalam meletakkan 'x' ini, seharusnya di sebelah ini hingga ...-"

"(Name)cchi."

(Name) kembali diam. Ia tidak mau menjawab pertanyaan Kise meski begitu entah kenapa ia merasa kalau Kise tengah menatapnya dengan intens membuatnya kembali gugup.

"Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu, kan, (Name)cchi?" tanya Kise dengan kedua tangannya berada di kedua sisi wajah (Name) lalu mendongakanya agar mereka saling menatap.

"Sungguh tidak ada," jawab (Name) lirih yang tidak berani menatap ke arah Kise.

Kise sendiri kembali diam lalu melepaskan kedua tangannya dan memilih untuk naik ke kasurnya dan tidur dengan memunggungi (Name). Ia sudah tidak ada mood untuk melanjutkan pelajarannya bersama (Name).

(Name) sendiri juga merasakan hal yang sama namun ketika melihat Kise yang seperti itu membuatnya sedih. Ia pun menghampiri Kise lalu duduk di pinggiran ranjang Kise sembari mengelus kepala Kise lembut.

"Gomen, Ryōta-kun. Bukannya aku tidak ingin mengatakannya hanya saja ... aku sulit mengatakannya."

"...."

"Ryōta-kun, apa kau marah padaku?"

"...."

Melihat tidak ada satupun respon dari Kise, (Name) hanya bisa menghela napas pelan. Kise benar-benar marah padanya karena dulu mereka pernah berjanji untuk tidak akan menutupi hal apapun dan kini ia telah melanggarnya. (Name) yang kini masih dilanda kekalutan akhirnya memilih untuk berbicara jujur pada Kise daripada Kise terus marah padanya seperti ini.

"Kau tahu, tentang apartemenku itu ..., sebenarnya apartemenku itu sudah lama siap direnovasi, lebih tepatnya dua minggu yang lalu selesainya," jelas (Name) secara perlahan, "dan rencananya aku akan kembali kesana namun sampai saat ini belum juga kulakukan karena ... karena hati dan pikiranku tidak mau diajak kerjasama. Pikiranku memilih untuk kembali namun hatiku masih ingin di sini, di dekatmu sehingga aku bingung untuk mengatakannya padamu. Ditambah aku juga harus membalas kebaikanmu karena sudah mengizinkanku tinggal disini."

(Name) terus berusaha memberikan pengertian pada Kise agar Kise dapat mengerti apa yang ia katakan. Di saat ia hendak kembali berbicara lagi tiba-tiba Kise membalikkan tubuhnya lalu menarik tangan (Name) yang menyebabkan (Name) terjatuh ke dalam pelukan Kise.

"Ryōta-kun?"

"Jika masalah itu kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi-ssu?" tanya Kise lalu menunduk untuk melihat wajah (Name) yang sangat cantik di matanya, "aku tidak masalah jika kau tinggal disini lebih lama lagi, justru aku senang. Bukankah aku pernah mengatakan hal seperti itu juga dulunya?" tanya Kise lagi yang di balas anggukan pelan dari (Name) lalu gadis itu kembali menundukkan kepalanya.

"Jika kau ingin tinggal di sini maka tinggallah di sini bersamaku, (Name)cchi," ujar Kise lembut yang membuat (Name) sedikit terkejut. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Kise yang kini tersenyum hangat ke arahnya, belum lagi pelukan Kise di pinggangnya semakin erat membuat tubuh mereka semakin berdekatan dan ini tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"T-Tapi Ryōta-kun, bagaimana jika aku merepotkanmu nantinya? Aku tidak ingin merepotkanmu," jawab (Name) gugup yang dibalas dengan kekehan kecil dari Kise.

"Kau tidak akan pernah merepotkanku-ssu yo. Justru dengan adanya dirimu di sini membuatku sangat senang, aku bahkan mengkhayal kalau kita adalah sepasang suami istri muda yang tinggal bersama namun tidak tidur di ranjang yang sama dan itu membuatku sedih dan juga kedinginan karena tidak mendapatkan kehangatan dari tubuhmu."

Blush

Kata-kata Kise memberi dampak hebat bagi (Name) yang kini wajahnya sudah semerah kepiting rebus. Kenapa Kise tiba-tiba berubah menjadi mesum? Efek temannya kah?

"J-jangan mengatakan hal yang seperti itu, Ryōta-kun. Kau membuatku malu," lirih (Name) yang kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kise sedangkan Kise hanya bisa menahan senyum geli melihat tingkah imut dari gadis yang ada di pelukannya saat ini. Tapi apa yang dikatakannya memang benar adanya, semenjak (Name) tinggal di sini Kise ingin sekali tidur bersama dengan (Name), tetapi buka artian yang buruk melainkan tidur bersama saja. Ia hanya butuh pelukan hangat (Name) dan sisanya tunggu mereka sah saja lagi baru setelah itu ia akan melakukan hal lebih.

"Jadi (Name)cchi, sekarang apa jawabanmu-ssu? Kau akan tinggal di sini saja kan?" tanya Kise harap dan dibalas dengan anggukan kepala (Name).

"J-jika kau memaksa ... aku akan tinggal di sini bersamamu," jawabnya malu-malu, "aku akan memberitahu pemilik apartemen itu bahwa aku akan tetap di sini bersamamu, Ryōta-kun."

Jawaban (Name) membuat Kise senang, ia pun kembali mengapit dagu (Name) dan mendongakkannya sehingga ia dapat mengecup bibir (Name) yang selembut kapas dan semanis cherry. (Name) sendiri juga tidak dapat melawannya dan memilih untuk menikmati ciuman Kise. Tangan (Name) ikut membalas pelukan Kise yang kini malah merambat ke rambut kuning Kise dan meremasnya lembut. Kedua matanya terpejam erat kala ciuman Kise semakin intens. 'Sejak kapan Ryōta-kun ahli dalam berciuman seperti ini?' batinnya kagum, sedangkan Kise sendiri hanya tersenyum di sela-sela ciumannya ketika ia melihat (Name) tampak menikmatinya.

Di saat mereka mulai kekurangan oksigen, Kise pun melepaskan tautan bibir mereka. Tampak bibir (Name) sedikit bengkak akibat ciuman mereka sebelumnya dan itu malah membuat Kise semakin ingin mencium (Name) lagi dan lagi.

"Ryōta-kun, kau benar-benar mesum. Sejak kapan kau ahli seperti itu?" tanya (Name) dengan wajahnya yang masih memerah setelah ia mengatur pernapasannya. Berbeda dengan Kise yang malah tampak senang namun kembali berubah menjadi cemberut. "Aku tidak mesum-ssu yo."

"Tapi ... entahlah, aku sendiri juga tidak tahu. Tetapi yang pasti kau menyukainya, kan (Name)cchi? Jangan bohong-ssu," jawab Kise tersenyum jahil membuat (Name) tak bisa menjawab.

"Melihat kau yang tidak bisa menjawabnya maka aku yang menang-ssu! Jadi (Name)cchi, selamat datang di rumah Kise Ryōta!" serunya riang membuat (Name) ikut tersenyum manis.

"Arigatou Ryōta-kun."

"Oh ya (Name)cchi, untuk malam ini kita tidur bersama, ya. Aku kedinginan tanpa pelukanmu-ssu yo," pinta Kise dengan tatapan puppy eyes membuat (Name) tidak dapat menolak.

"U-un, baiklah. Untuk kali ini saja kita akan tidur bersama," jawabnya membuat Kise tersenyum senang lalu kembali memeluk (Name) erat dan menciumi puncak kepala (Name) berkali-kali membuat detak jantung (Name) berdetak kencang karena sikap Kise yang sangat manis seperti ini.

"Arigatou (Name)cchi. Aishiteru yo."

"Aishiteru yo, Ryōta-kun."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top