Kim Jong In
“Kau sudah siap, [Name]-ah?” suara Jongdae terdengar dari seberang telepon.
“Aku sudah berada di barisan paling depan. Aeri di sekitarku juga setuju untuk bekerja sama,” balas [Name] tanpa bisa menahan senyum lebarnya. “Bagaimana keadaan Jongin? Apa ia baik-baik saja?”
[Name] mengernyit saat mendengar suara ribut dari seberang. Samar tapi pasti [Name] yakin kalau suara itu milik Jongdae dan Baekhyun. Ia terkekeh pelan saat menyadari Baekhyun berhasil mengambil alih telepon dari Jongdae.
“Kai baik-baik saja, tapi kau tahu sendiri bagaimana dirinya. Ia sempat murung lalu saat Chanyeol mengajaknya bicara ia berpura-pura gembira. Entahlah, mungkin ia sedikit kecewa karena tidak bisa melihatmu di hari ulang tahunnya,” kali ini suara Baekhyun yang memenuhi indra pendengaran [Name].
“Semoga rencana kita berhasil, Baekhyun-oppa,” sahut [Name]. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa bersalah karena membohongi kekasihnya walau ia yakin kejutannya mampu mengulas senyum di wajah tampan Jongin.
“Pasti berhasil,” entah bagaimana, suara Baekhyun terdengar sangat yakin. “Kekasihmu itu memang pintar, tapi ia bisa menjadi sangat bodoh kalau sudah linglung dan murung.”
[Name] tertawa kecil. “Jangan menghinanya begitu, oppa. Biarpun bodoh, ia tetap menjadi kekasihku yang paling tampan.”
“Fakta itu tidak bisa diterima,” dengus Baekhyun. “Pendapatmu itu sangat subjektif, aku yakin masih banyak penggemar kami yang berkata aku sangat tampan.”
“Percaya diri sekali,” kekeh [Name].
“Sudah dulu ya. Manajer-hyung memanggil kami untuk bersiap-siap. Kau harus ingat rencananya. Jangan sampai Kai mengetahui keberadaanmu sebelum kami memberi sinyal,” Baekhyun sudah menutup telepon sebelum [Name] sempat mengatakan apapun.
Seperti kebanyakan kekasih, [Name] ingin memberikan kejutan untuk Jongin di hari ulang tahunnya. Sayang, kekasihnya itu tidak berada di Korea karena sibuk berkeliling dunia bersama dengan member lain untuk bertemu dengan penggemar mereka. Jadi, sangat tidak memungkinkan untuk Jongin berada di Korea bersama [Name] hanya untuk merayakan hari lahirnya. Karena itulah [Name] yang menyusulnya ke Jepang.
Ide ini tidak murni milik [Name], Junmyeon dan Chanyeol turut andil dalam rencana besar ini. Sebenarnya Chanyeol-lah yang memiliki ide agar [Name] ikut bersama mereka hanya untuk hari ini, mengingat ia sebagai penggemar nomor satu Jongin, ia tidak bisa melihat idolanya merasa murung dan sedih.
Setelah menyusun rencana dan menjalankannya dengan hati-hati, [Name] akhirnya bisa berada di barisan depan konser EXO. Beruntung para penggemar di sebelahnya sepakat untuk menyembunyikan keberadaan [Name] sampai salah satu member memberi sinyal, walau [Name] harus merelakan pipinya yang sakit karena terlalu banyak tersenyum di depan kamera.
Betapa tidak sabarnya ia melihat ekspresi Jongin saat mengetahui keberadaannya.
Sekitarnya menjadi riuh saat satu persatu member keluar. Sudut hati [Name] sedikit ngilu saat menyadari senyuman yang diberikan oleh Jongin tidak setulus yang sering dilihatnya. Kekasihnya memang tampil prima, tariannya selalu tanpa cela, namun tidak dapat dipungkiri ada sesuatu yang membuat Jongin tidak seceria biasanya.
“Seperti yang kalian semua tahu, hari ini adalah hari lahirnya salah satu maknae kita, Kai,” suara Junmyeon menggema. “Akhir-akhir ini ia tidak memperlihatkan senyumnya. Haruskah kita menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya agar ia tersenyum?”
Sorak sorai memenuhi indra pendengaran [Name], saking riuhnya ia tidak bisa mendengar suaranya sendiri.
“Saengil chukkaehamnida....”
Kompak seluruh manusia yang berada di stadion menyanyikan lagu ulang tahun untuk Jongin. Sementara Jongin hanya menunduk malu sambil sesekali menyeka matanya, mencegah ada air mata yang tumpah saat mendengar nyanyian selamat ulang tahun yang dipersembahkan untuknya.
“Ahhh, terima kasih semuanya,” ucap Jongin sambil memamerkan senyumnya. “Aku... aku hanya bisa mengucapkan terima kasih pada kalian. Sungguh. Terima kasih Aeri, aku mencintai kalian!!”
[Name] ikut menjerit saat Jongin menyelesaikan kalimatnya. Jongdae menghampiri Jongin kemudian mengusap punggung dongsaengnya, menenangkannya agar tidak menangis. [Name] menyadari tatapan Baekhyun mengarah padanya lalu menggangguk, kemudian menyikut Chanyeol yang sepertinya ikut terharu dengan suasana.
“Jangan menangis dulu, Kai,” ujar Chanyeol sembari menepuk bahu Jongin. “Selain nyanyian selamat ulang tahun, kami juga memiliki satu hadiah kecil untukmu. Tidak bisa dibilang kecil juga karena kami harus membawanya dengan pesawat dan menjaganya dengan hati-hati atau kau akan memukul kami.”
Jongin tertawa mendengar gurauan Chanyeol, terlepas dari ucapan hyungnya yang agak membingungkan. [Name] tetap berdiri dan mengacungkan lightsticknya, sementara orang-orang di sekitarnya perlahan menurunkan lightstick mereka agar [Name] lebih terlihat dari panggung.
“Kurasa sudah waktunya kita memperlihatkan hadiahnya,” timpal Sehun. “[Name]-noona tunjukkan diri dan sambut kekasihmu.”
Lampu sorot menyinari [Name], membuat perhatian menuju ke arahnya. [Name] melambai ke arah Jongin sambil tersenyum kemudian mengacungnya ibu jari dan jari telunjuknya, membentuk ‘love’ mungil yang sudah pasti terlihat oleh Jongin.
Kejadiannya begitu cepat. [Name] melihat Jongin berlari ke pinggir panggung menuruni tangga dan yang terjadi selanjutnya, [Name] sudah berada dalam pelukan Jongin. Helaan nafas Jongin yang terengah begitu terdengar di telinga [Name], menyapu hangat sisi wajahnya. Tidak ada yang bisa [Name] lakukan selain membalas pelukannya, menyamankan diri dalam kukungan erat yang menyelimuti dirinya.
Tidak ada satupun dari mereka yang berganti posisi. Keduanya enggan melepaskan satu sama lain, tidak ingin berjauhan setelah tidak bertemu. Jongin memusatkan seluruh indranya pada [Name], begitu juga sebaliknya hingga riuhnya jeritan tidak terdengar oleh mereka.
“Aku merindukanmu, Jagi. Aku sangat merindukanmu sampai terasa sesak,” gumam Jongin. Ia menggesekkan hidungnya di sisi leher [Name], menciumi setiap jengkal leher [Name] yang bisa dijangkaunya.
[Name] memejamkan matanya, mengadukan bibirnya pada pipi Jongin. “Selamat ulang tahun untukmu Jongin. Aku berharap di umurmu yang sekarang kau semakin sukses, berhasil menggapai semua impianmu dan memenuhi semua keinginanmu.”
Jongin menjauhkan wajahnya dari leher [Name], memilih untuk menatap wajah kekasihnya secara langsung setelah berhari-hari harus puas saling bertatap melalui ponsel. Ibu jari Jongin mengusap pipi [Name] lembut, dahi mereka beradu. Jarak wajahnya begitu dekat hingga keduanya bertukar nafas.
“Kau sudah memenuhi salah satu keinginanku,” bisik Jongin pelan, tidak ingin merusak suasana yang sudah tercipta di antara keduanya.
“Begitukah?”
“Memilikimu dalam pelukanku selama hidupku adalah keinginan terbesarku, maukah kau memenuhi keinginan kecilku?” tanya Jongin. Mikrofon yang masih berada di dekat mulutnya mampu membuat semua orang mendengar ucapannya.
[Name] mengangguk.
“Astaga, aku tidak pernah berpikir kalau Kai berani melamar kekasihnya di depan umum!” seru Chanyeol. “Kami tidak bisa menyembunyikannya lagi. Aku dan yang lain tidak akan bertanggung jawab kalau media memburumu karena kejadian ini, lho.”
“Hyung,” suara merengek terdengar. “Kapan aku akan diberikan kejutan seperti itu?”
“Kalau kau sudah punya kekasihmu sendiri, Sehun,” balas Kyungsoo cepat.
Suara tawa menggema, namun sepertinya Jongin dan [Name] masih enggan untuk membiarkan orang lain memasuki dunia mereka. Keduanya sama sekali tidak menyadari ada sosok yang diam-diam mengabadikan momen mereka.
Yah, rencana berhasil, melebihi ekspektasi malah. Buktinya? Malam itu juga salah seorang member mengunggah foto saat konser tadi. Tepatnya foto Jongin dan [Name] yang tengah bertatapan dengan caption 'Wah, Kai. Daebak! Kami akan menunggu tanggalnya.'
Hasil jepretannya menggambarkan keduanya saling menatap penuh kasih sayang. Lengan Jongin masih belum lepas dari pinggang [Name], begitu juga dengan lengan [Name] yang masih mengalungi leher Jongin. Siapa yang menggunggah foto itu?
Ya, jawabannya adalah Baekhyun.
Menyusul hyung favoritnya, Saengil chukkae Kai! Semoga makin sukses ya, makin langgeng juga sama ital, makin disayang Aeri, pokoknya makin-makin deh, asal jangan makin berandal aja..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top