- 22 -

- Alasan keduapuluh dua -

***

[name] menghentakkan kakinya berirama. Irisnya berkali-kali mencuri pandang pada jam taman di sudut perempatan. Pukul satu lebih duapuluh menit, artinya dia telah menunggu pacarnya di taman selama setengah jam lebih. Apa enaknya menunggu orang di taman kala matahari sedang panas-panasnya bersinar? Nyebelin tahu.

Sebenarnya [name] tahu kalau ia harus menunggu lama kedatangan Daiki, sehingga memutuskan datang telat 15 menit dari jam janjian mereka. Dan kalian tahu apa? Keadaan berbalik. Bukannya Daiki yang menunggu [name] tapi justru [name] yang harus menunggu si hitam menepati janjinya. Apa katanya mai menghabiskan waktu berdua lebih lama, buktinya janjian aja telat begini. Bullshit emang.

[name] memantapkan sesuatu dalam hatinya, kalau Daiki tidak datang lima menit lagi, batal sudah kencan mereka. [name] enggak mau terus-terusan begini, emangnya enak jadi korban php mulu? Entah karepa apa, Daiki selalu saja punya alasan untuk jadi alibinya saat ditanya mengapa telat. Dari alasan jujur, sampai alasan bodoh seperti membantu sekawanan bebek untuk menyebrang. Cukup, [name] tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dirinya muak akan ucapan manis serta rayuan Daiki yang dilancarkannya guna meredam amarahnya ketika ngambek.

Baru saja [name] akan berbalik badan dan pergi, ekor matanya berhasil tangkap sosok familiar dari kerumunan makhluk hidup yang berlalu lalang di taman. Aomine Daiki, dengan kaos dan setelan kemeja kotak-kotak serta celana jeans biru berlari mendekatinya. [name] terpikat, seperti tidak bisa melepaskan pandangan darinya-keringat yang membanjiri kening pria itu menambah daya tarik tersendiri.

"[name]! Maaf aku terlambat, tadi aku ada one on one dengan Kise mendadak."

[name] tetap terpaku, belom sadar keberadaan sang pujaan hati di hadapannya.

"Oi?"

Payah. Aomine sampai-sampai perlu melambaikan tamgannya di depan wajah bodoh [name] demi buatnya kembali ke dunia nyata. [name] mengerjap, kaget tiba-tiba ada tangan hitam di depan mukanya-sontak tangan reflek menepis jauh-jauh dengan agak kasar.

"Aduh, kenapa sih?" yang tidak terima ditepis langsung protes.

"Da-Daiki kapan sampaimya?"

[name] tulung, bodoh sih boleh, tapi setidaknya gunakan otakmu.

"Kau daritadi ngapain sih? Terpesona kegantenganku, ha?"

"Enggak kok, cuman ya, eum, kamu keren aja."

Demi apa [name]? Kena pelet apa kamu bisa nyeplos seenaknya gitu?

"Makasih, kuanggap perkataanmu barusan alasan keduapuluh dua." Aomine meringis sok cool, walau di pipinya ada semburat merah jambu menghiasi.

Yawla, meringisnya ganteng, bro. [name] kena heart attack. Duh, udah kepanasan masih ketambahan yang manis-manis eksotis, yang tabah ya, [name].

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top