10. [Odagiri] Forgive Without Punishing
AoiKitahara present
10 Ways To Love
Joker Game belongs to Koji Yanagi
Warn: Typo(s), OOC, fluff, drabble, readers!insert, etc.
.
.
.
"Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi."
Dihadapan pria itu- Tobisaki Odagiri, [name] bungkam. Mungkin pertanyaan Odagiri terlihat biasa, namun [name] sendiri merasa kekasihnya tengah mengintimidasi dirinya.
"A-aku...." Lidahnya terasa kelu, ucapannya tertahan di tenggorokan.
Pria itu masih menatap [name] dengan tatapan meminta penjelasan saat ini, tangan terlipat rapi di depan dada disertai pandangan awas yang tak lepas dari kedua maniknya.
Keberanian [name] menciut seketika kala Odagiri malah bertanya seperti biasa, ini tanda bahwa sebenarnya kekasihnya tersebut tengah menahan kekesalan.
"[Name], jawab pertanyaanku." Intonasi nadanya masih datar, kelewat datar lebih tepatnya.
[Name] meneguk ludahnya sendiri dengan susah payah. Ia harus mengatakan jawaban yang bagaimana agar tidak ada kesalahpahaman dengan Odagiri?
Odagiri masih terus terdiam, menanti sang kekasih untuk menjelaskan semua yang perlu ia ketahui. Ia menghela napas pelan dengan lelah, matanya kembali meneliti [name] sembari pada akhirnya memutuskan untuk berbalik meninggalkan kekasihnya.
"Terserah jika kau memang tak ingin mengatakannya padaku," ucap Odagiri.
Bukan keinginan Odagiri untuk bersikap seperti itu, pada dasarnya ia melakukan ini semata-mata agar [name] lebih terbuka padanya tentang apa yang terjadi.
Kalau [name] saja tidak mengatakannya, bagaimana Odagiri bisa tahu?
"Kalau memang sebegitunya kau tidak mempercayaiku, aku takkan memaksamu untuk menjelaskannya lagi, [name]."
Meskipun bibirnya berucap demikian, namun lain halnya dengan perihal hati Odagiri.
Ia tak bisa tenang saat melihat kekasihnya kembali ke rumah dengan keadaan terluka. Bahkan gadis tersebut enggan untuk menjawab pertanyaannya. Apa sebegitu rahasianya kah?
"Aku tak ingin membuatmu khawatir Odagiri," cicit [name] seraya membuang pandangan ke arah lain.
Untuk kesekian kalinya Odagiri menghela napas dalam, cukup sudah dengan sikap keras kepala [name].
"Kau saja tak mau mengatakan apapun padaku, bagaimana kau bisa berkata tak ingin membuatku cemas?" tanya Odagiri pelan.
Tangan pun terkepal erat, [name] menggigit bibir bawahnya pelan. Ia pun merogoh sesuatu dari balik tas ransel kanvasnya. Setelah beberapa saat nampak mengobrak-abrik isinya, ia lantas mengabil barang tersebut dan mengulurkannya pada Odagiri.
Beberapa bunga edelweiss disodorkan di hadapan Odagiri.
"Saat aku mengambil ini, aku terpeleset dan hampir jatuh ke jurang. Itulah alasanku mengapa aku tak ingin memberitahumu," kata [name] sembari menatap Odagiri, "apa kau marah dan akan menghukumku?"
Sesaat Odagiri terenyuh. Perasaannya bercampur aduk antara bahagia, marah, takut, dan cemas. Ia sendiri nyatanya tak sanggup untuk marah kepada [nama].
Tangan Odagiri terulur guna menempelkan plester pada dahi [name], senyumannya melembut seketika.
"I never get mad at you, [name]. Because love learn me to forgive without punishing."
-FIN-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top