Tiga

"Hidup itu sebuah tantangan, maka jalani lah tantanganmu untuk terus hidup."

Sesampainya jauh dari daerah kampus, aku turun dari mobil setelah memeluk erat ayah, dengan sebuah semangat yang ayah ucapkan.

"Ingat ya dek, anggap ini semua lagi bersenang-senang jangan dibawa hati nanti kamu enggak akan kuat, kamu bukan Milea." Ayah selalu bisa membuatku tersenyum.

Aku berlari menuju barisan yang menjadi kelompok ku. Aku mencari angka 15 yang menjadi teman kelompok ku untuk saat ini. Aku berdiri di barisan ke 5. Aku hanya diam, tidak ada yang mengajakku berbicara, dari arah depan yang asik dengan teman depannya juga disamping kirinya asik dengan yang berada didepannya, dan yang berada dibelakangku asik dengan disampingnya juga. Apa hanya aku yang tidak memiliki teman baru disini. Apa hanya aku yang menyendiri dari banyaknya manusia hingga beribu-ribu yang berada dilapangan ini.

"Hey, siapa namamu?" Tanya seseorang yang berada disamping kananku.

Aku tersenyum manis, akhirnya manusia manis sepertiku dilirik juga. "Maura, dari kesehatan masyarakat."

Aku menyambut tangan yang sejak tadi terulur kearahku, "Wow, anak kesehatan ternyata. Aku Kenzo Julian panggil aku Jian, dari Hukum."

"Wow aku tidak menyangka jika kau adalah anak hukum."

"Kenapa?" tanyanya dengan wajah yang bingung. Aku tersenyum geli melihat wajahnya yang seperti itu, sangat menggemaskan.

Aku menggerakkan tanganku didepan wajah bersamaan dengan kalimat, "Wajahmu tidak terlihat seperti anak yang gemar dengan politik." Aku menjawab dengan nada bercanda takut-takut jika Jian adalah pria baperan. Aku tidak ingin menanggung akibat karena pria yang gampang sekali tersindir.

Tanpa aku ketahui jika Jian tertawa mendengar penuturanku. Aku tersenyum ternyata Jian bukanlah salah satu spesies baperan seperti Dava kakakku. "Aku sudah menyangka pertanyaan itu pasti akan muncul suatu saat nanti, dan aku bahagia bahwa pertanyaan itu muncul dari bibir kecilmu ini."

Saat Jian mengatakan 'bibir kecilmu' tanganya dengan nakal menyentil bibirku, seakan kelakuannya itu sangat akrab denganku yang baru saja berkenalan beberapa detik lalu.

Aku mengerucutkan bibirku yang terkena sentilan. Tidak tahu saja bagaimana rasanya tersentil. Perihnya kebangetan mana bibirku sedang terkena seriawan, makin perih kan.

"Maaf ya adik kecil, Jian enggak sengaja nyentil hehehe," Jian hanya cengegesan saat melihatku yang terus menutup bibir. "Ah iya, kamu juga enggak akan nyangka salah satu temanku yang terlihat seperti anak teknik tapi dia sama sepertiku mengambil hukum."

Aku tertawa mendengarnya dan aku penasaran seperti apa bentukan teman Jian itu. Dan tak lama suara dari pengurus BEM menggelegar menyuruh mereka untuk segera masuk kedalam gedung aula. Tanpa basa-basi lagi per-kelompok maju satu persatu dengan suara korlap yang sangat menggelegar apalagi berteriak tepat disebelah telingaku.

Aduh jantung Taylor Swift rasanya mau pecah.

"JANGAN INJAK KERTAS YANG NEMPEL," Salah satu pengurus BEM berteriak kembali, aku melihat nama yang tertera dibaju kebanggaan mereka. Jamaluddin

Sayang ganteng-ganteng tapi galak. Aku hanya bisa menggerutu dalam hati.

"Siap!!" ucap kami semua serempak.

Setelah pembukaan dari sie acara dan korlap. Kami dikenalkan dengan penanggung jawab dari panitia akademik. Sungguh sangat membosankan dari para dosen yang sudah berumur dan dosen yang sedang memberi kami semangat.

Belum lagi kita semua harus melakukan gladi sidang senat terbuka pengukuhan mahasiswa baru. Selama 75 menit tapi bisa lebih dari 2 jam berdiri duduk lagi sampai rasanya aku berubah jadi im Yoona kalau capek kaya gini tuh.

Kami hanya istirahat 15 menit dipotong makan dan sholat. Bisa-bisa sholat jadi express udah mirip paket. Makan bisa-bisa tidak sampai perut hanya bersarang di tenggorokan saja.

Sungguh menderita, yang mengatakan kuliah itu enak, siapa? Hey, kuliah itu tidak seenak yang dibayangkan, mirip di wattpad yang dosen muda jatuh cinta dengan salah satu mahasiswinya, itu tidak ada, yang aku lihat disini dosen sudah pada beruban ada yang tidak juga tapi mungkin mereka sudah memiliki cucu, jika ada dosen muda pasti sudah sold out. Kan aku mau kaya di novel-novel wattpad yang memiliki kekasih seorang dosen.

Setelah selesai makan dan sholat kami kembali melaksanakan gladi sidang tertutup tanpa ada kesalahan seperti yang dilakukan sebelumnya setiap salah ulang. Salah lagi ulang lagi. Dan kali ini bersyukurlah karena hanya 30 menit saja jika tidak ada kesalahan, tapi ya namanya juga manusia pasti memiliki salah dan kami melakukan gladi hingga satu jam lamanya.

Setelah selesai gladi kami dipersilahkan pulang. Hari ini aku tidak melihat kedua mahluk yang aku kenal disini, mereka seperti sedang bersembunyi karena malu melihat adiknya yang imut ini melakukan hal memalukan saat ishoma. Tidak memalukan sih menurutku tapi mungkin menurut kedua kakakku sangat memalukan karena aku terjatuh di depan anak BEM yang sedang mencak pinggang. Mana mereka tidak membantuku berdiri, bidadari jatuh dari langit tidak ada yang membantu sakit hati rasanya.

Aku mengirim pesan kepada ayah untuk menjemputku, namun muncul notifikasi dari Dava yang menanyakan ku.

Whatsapp

Kak Dava Ganteng

Dek tadi enggak kenapa-napa kan?

Enggak mau bales ah,

Adek sakit hati

Masa princess jatuh sih.

Mana banyak orang, enggak ada yang bantuin adek bangun.

Terus tadi ada yang manggil adek malah gini manggilnya. "Itu kamu yang tadi jatuh,"

Kan mereka ingatnya yang tadi jatuh, untung aja adek jatuhnya masih mode cantik.

🤣🤣

Maafin kakak ya, tadi kakak tuh mau bantuin kamu berdiri tapi kakak terlalu jauh eh kamu keburu bangun sendiri mana ngedumel lagi 🤣🤣🤣

Ya gimana adek enggak ngedumel kalau banyak orang enggak ada yang mau bantuin berdiri.

Tadi temen kakak ada yang mau bantuin kamu udah siap-siap lari tapi kamu udah berdiri pake cara loncat segala lagi.

Temen kakak aja pada ketawa, tapi mereka enggak tau kalau itu adik kakak yang subhanallah bikin perut kakak mules hari ini 🤣🤣

Bodo amat.

Adek mau pulang!!

🤣🤣🤣

Udah dijemput ayah?

Tadi kakak udah chat ayah jemput kamu jam 3.

Ayah udah di depan kayanya dek. Soalnya sekarang udah jam setengah empat.

Aku hanya membacanya saja, punya kakak kok sukanya tertawa diatas penderitaan adiknya. Aku berjalan ke depan setelah membaca pesan dari ayah, jika ayah sudah menunggu sejak tadi. Aku segara berlari kearah mobil dan lagi-lagi aku terjatuh didekat mobil ayah yang sangat tidak berwibawa saat jatuh, pake split segala lagi, itu jalan kenapa harus licin sih. Kesel tahu.

Bahkan ayah sampai lari keluar untuk melihat putrinya yang mirip Selena Gomez yang jatuh. Aku dengan cepat memeluk ayah karena malu dan berbisik kepada ayah, jika aku sudah jatuh dua kali kali ini. Tentu saja ayah hanya bisa tertawa membayangkan aku yang setiap jatuh selalu tidak pernah terlihat baik-baik saja.

"Ayah," rengek ku kembali terdengar hingga ayah langsung membawaku kedalam mobil.

"Jalan tuh liat-liat sayang."

"Lantainya yang enggak liat-liat yah, masa adek lagi jalan malah di dorong sih."

"Ngaco kamu." Ayah kembali menertawakanku.

"Ayaaaaaahh.... "

****

*korlap = koordinasi lapangan.
*BEM = Badan Eksekutif Mahasiswa.
*Ishoma = istirahat Sholat makan.

Kenzo Julian

Maba Hukum yang sangat semangat melakukan hidup untuk memberi pasal pasal terutama untuk para mantan yang memutuskan hubungan dengan nya akan terkena pasal berlipat-lipat

Motto hidup:

Aku imut... Masalah!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top