Day 3
Kali ini kau begitu enggan membuka mata. Masih nyaman dengan mimpimu yang lebih membahagiakan. Seperti tahu dirimu yang enggan menghadapi kenyataan, Kuro melompat naik dan langsung menaiki tubuhmu.
Merasa terganggu kau pun membuka mata dengan kesal. Mengerjap pelan sambil mengumpulkan nyawa lantas menyabar Kuro dan langsung menghujani kelinci besar itu banyak sekali ciuman. Setelah puas kau pun melepaskan Kuro yang langsung melompat turun dari kasur.
Kau pun menoleh tak mendapati sosok yang kemarin kau tunggu sampai akhirnya memilih untuk tidur. Teringat akan kejadian makan malam kemarin kau pun melipat kakimu dan memeluk kakimu. Ingin menangis tapi kau tahu itu semua hanyalah perbuatan sia-sia, karena kau tahu Hajime secara perlahan mulai tak peduli denganmu.
Kuro lagi-lagi melompat naik kali ini dengan sebuah wortel di mulutnya. Tumben sekali wortel itu tak langsung habis dilahap si hitam ini. Kau pun menatap Kuro heran sedangkan Kuro melompat mendekatimu dan menyerahkan wortel itu.
Tersentuh kau pun menerima wortel itu dan mengusap kepala Kuro, "Ya ampun so sweet banget kamu, Kuro ... makasih ya wortelnya, tapi Kuro aku kan gak bisa makan wortel mentah jadi yuk ikut ke dapur!" ajakmu. Tanpa babibu Kuro langsung melompat turun dan berlari keluar kamar. Kau hanya terkekh geli dan menyibak selimut tebalmu dan menyusul Kuro ke dapur.
Kau pun mengambil 2 lembar roti tawar dan memanggangnya di pemanggangan roti. Setelah roti selesai terpanggang kau pun mengoleskan selai stroberi lantas menumpuknya dan memakannya dengan ogah-ogahan.
"Jadi menu sarapan hari ini roti selai?" tanya sebuah suara berat tiba-tiba dari arah kamar kalian.
"Demi apapun sering sekali kau mengagetiku!" protesmu kaget. Hajime tak membalas dan langsung mengambil selembar roti tawar dan mengoleskan selai coklat diatasnya.
"Bang, sebenarnya apa alasanmu memutuskan untuk menceraikanku?" tanyamu sambil menatap langit-langit dapur. Hajime menghentikan makannya dan menoleh kepadamu namun tak lama Hajime kembali menggigit rotinya.
"Entahlah aku hanya mendadak lelah saja." jawab Hajime setengah asal.
Kau terkekeh pelan lantas bergumam, "Kalau kau tahu akan berakhir seperti ini kenapa kau menikahiku dulu, bakajime." Setelah itu keheningan menyelimuti kalian. Kau yang selesai duluan melahap sarapanmu mengambil wortel yang tadi diberikan Kuro kepadamu lantas mengembalikannya yang langsung disambut dengan gembira oleh kelinci itu.
Hajime sendiri setelah selesai langsung kembali ke kamar kalian dan merebahkan dirinya di atas kasur. Tak butuh waktu lama bagi Hajime untuk tidur karena Hajime itu tipe yang gampang tidur dan sulit bangun.
Kau yang masih merasa sedih akibat kejadian semalam memutuskan untuk bertemu Haru. Barangkali suami tercintamu itu menceritakan sesuatu pada sahabatnya.
Kau pun meraih ponselmu dan mengirim pesan pada haru bertanya apakah hari ini pemuda itu sibuk. Sepertinya keberuntungan memang mengekorimu belakangan ini. Jadwal Haru hari ini tidak terlalu padat sehingga bisa menyanggupi permintaanmu.
***
Jam 12 siang di cafe aulaid dekat studio kalian bertemu. Kau sudah datang sejak satu jam yang lalu, rasa ingin tahu membuat semangatmu membara kau bahkan lupa dengan Hajime yang sampai sekarang pasti masih tidur.
"Haru-san!" teriakmu saat melihat Haru dengan penyamarannya membuka pintu masuk dan celingukan mencarimu. Haru dengan santai berjalan menuju mejamu dan duduk di kursi yang ada di depanmu.
"Jadi ada apa sampai kau ingin menemuiku, [Name]-san?" tanya Haru memulai pembicaraan.
"Ah, apa Hajime-kun bercerita sesuatu tentangku?" tanyamu to the point.
Haru nampak berpikir sejenak lantas kembali menatapmu, "Tidak. Dia tidak memberitahuku apapun tentangmu. Itu sebabnya kemarin aku terkejut sekali saat dia datang pada jam makan malam, saat kutanya katanya kau sedang ada acara makan malam saat itu."
Kau hanya menggangguk-angguk kecewa. Jadi, kemarin Hajime juga berbohong pada Haru dan yang lainnya karena ingin menghindarimu. Dia juga tidak memberitahu siapapun jika dia akan bercerai denganmu membuatmu semakin susah menggali informasi.
Kalian pun akhirnya berbasa-basi karena kau rasa percuma saja bertanya lebih jauh karena jawabannya, sudah pasti Haru tidak tahu. Sampai akhirnya telpon dari Tsukishiro Kanade membuyarkan obrolan kalian tentang banyak hal.
Kau dengan langkah lesu melangkah memasuki rumah yang langsung disambut Kuro, si kelinci hitam berbadan besar itu. Penasaran kau pun berjalan menuju kamar kalian sedikit berharap suamimu itu mau makan malam bersama lagi. Tapi, harapanmu menguap saat tak mendapati Hajime yang tadinya sibuk di alam mimpinya kini sudah tak ada lagi di kasur.
"Lagi dan lagi kau pergi tanpa pamit. Yah, salahku juga." ucapmu bermonolog ria sambil melipat kedua tangan di depan dada. Kau pun berbalik dan berjalan menuju dapur memutuskan akan memasak spageti yang praktis dan simpel.
Walau jujur jauh di dalam lubuk hatimu kau sangat khawatir. Kapan Hajime berangkat? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah makan malam? Dan berbagai macam pertanyaan lain yang berputar disekitar kepalamu.
"Ah, terserahlah!" teriakmu frustasi. Kuro nampak tak peduli dan sibuk melompat kesana kemari. Kau pun mengakhiri hari dengan tidur di sofa sambil lagi-lagi menunggu kedatangan Hajime yang tak pasti.
TBC
Setelah hari ketiga baru sempet ngobrol sama pembaca:" maapkan aku yang anu ini. Mohon dimaapkan kesalahan2 yg ada bekaus ngerjainnya ngebut ngeng. Dan gak jarang sampe jam satu lebih:v mangkanya kadang aga anu:v
Sudah ya saya mau lanjut ngebut lagi hari keempat ngeng....
-Narteliuz
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top