PROLOGUE
┃Dari salah satu One-shot berjudul "Still In 2015" milik Gyu, sekarang di buat sebuah cerita panjang dengan alur yang agak berbeda dan nama tokoh yang diubah.┃
"Huhh sekarang aku mengerti mengapa orang-orang sangat membenci hari Senin, ternyata karena semua hal indah di hari minggu akan langsung terasa hambar ketika mengingat hari Senin. Sayang sekali aku baru membencinya hanya karena aku harus bangun pagi sekali hari ini." Gerutu Nata seraya mengerucutkan bibirnya.
Hari ini adalah hari yang langka karena pertama kalinya bagi Nata, ia bangun dan berangkat sekolah pagi-pagi. Tapi jika bukan karena paksaan kakak Nata ─Bang Juna, Nata mungkin akan berangkat ke sekolah seperti biasa alias 15 menit sebelum bel berbunyi.
Ketika Nata sibuk dengan isi kepalanya, tiba-tiba terdengar suara motor di sampingnya.
Dengan reflek Nata berhenti berjalan dan menoleh kepada sumber suara. Kedua alis Nata menyatu tanda bingung, ia tak kenal dengan orang yang tengah tersenyum ke arahnya ini. Lelaki itu seperti nya remaja seumuran nya, membawa motor jenis Suzuki Smash berwarna biru dengan Open Face Helmet berwarna putih terpasang di kepalanya.
"Teh, mau berangkat bareng?" Tanya lelaki tersebut, untuk sejenak Nata terdiam melihat senyuman manis yang lelaki itu tunjukan.
"Teh?" Tanyanya sekali lagi seraya melambaikan tangannya di hadapan Nata, berusaha menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"E-eh iya?" Tanya Nata gugup begitu ia sadar apa yang ia lakukan.
Lelaki itu mengulum bibirnya menahan diri untuk tidak mengarungi gadis di hadapannya yang begitu menggemaskan, lalu ia tersenyum dan kembali mengatakan apa yang pertama kali tadi ia katakan.
"Mau berangkat bareng, gaaak?" Ulang lelaki tersebut dengan gemas. Tapi sebelum Nata membalas, lelaki itu kembali melanjutkan ucapannya.
"Eh salah, harusnya bukan gitu. Tapi.. Teh, ayo berangkat bareng!" Lanjut lelaki tersebut penuh senyum.
Nata jelas tahu bahwa itu bukanlah sebuah ajakan, malah terkesan sebuah paksaan yang tidak ingin mendengar penolakan. Dan karena Nata sendiri malas berjalan menuju sekolahnya yang lumayan masih jauh, Ia pun menerima ajakan lelaki itu untuk berangkat bersama.
"Kok ngajak bareng? Memangnya tahu dimana aku sekolah?" Tanya Nata kepada lelaki yang tengah mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, Nata juga berpegangan pada jaket levis hitam bagian pinggang lelaki tersebut.
Lelaki yang sedari tadi terus tersenyum itu menoleh ke arah kaca spion untuk melihat wajah Nata yang lagi-lagi menurutnya sangat menggemaskan.
'Cewek gemesin gini gak mungkin gue lepasin.'
"Tahu dong, aku kan kembarannya Dilan." Balasnya membuat Nata memiringkan kepalanya tak mengerti.
"Hah? Kok jadi Dilan?" Tanya Nata bingung.
"Kan sama-sama suka ngeramal, jadi tahu kalo kita satu sekolah. Mau ku ramal juga?"
Nata mendengus kesal mendengar balasan lelaki tampan yang tengah membonceng nya ini tapi setelahnya ia mengangguk kecil.
"Aku ramal dimasa depan nanti kita bakalan ketemu lagi.. Entah sebagai apa. Entah sebagai teman? Orang yang kenal karena dulunya pernah berangkat sekolah bareng? Atau.. Jodoh, mungkin?" Ramal lelaki itu.
"Ekhem omong-omong namamu siapa?" Tanya Nata mengalihkan pembicaraan ngawur lelaki didepannya ini.
"Septihan Nawangga. Nama keren dari cowok ganteng ini. Kamu sendiri?" Tanya Septihan setelah memberitahukan namanya seraya menyombongkan wajah tampannya.
"Kamu kan peramal, jadi coba tebak siapa namaku." Balas Nata seraya tersenyum jahil.
Septihan yang menyadari hal itu malah tertawa kecil dan membalas kejahilan Nata, "Emmm teh ichi?" Tanyanya seraya ikut tersenyum jahil.
"Ish, bukan!" Kesal Nata seraya memukul pelan bahu Septihan.
"Ooh bukan, kalo gitu.. Teh Ocha?!"
"Bukan jugaaa!" Rengek Nata lama-kelamaan kesal dengan tebakan Septihan yang asal-asalan.
"Yaudah kalo gitu namanya apa?" Tanya Septihan lembut.
Nata tersenyum kecil dengan pipi yang merona setelah mendengar suara Septihan yang begitu lembut,
"Namaku, Natasha Hanagita."
𖧷𖧷𖧷
Lahir tanggal 18 Oktober 2007, di Bandung. Sekarang pun masih tinggal di Bandung, besar menjadi gadis pendiam dan lebih suka menyendiri. Anak bungsu dari 2 bersaudara, kakak laki-laki nya bernama Junandra Kaviaro. Susah bergaul dan tidak pernah memiliki pertemanan yang bertahan lama. Orang-orang mengenalnya sebagai gadis yang tidak ramah karena jarang tersenyum, padahal Nata tidak dekat dengan orang-orang itu. Tetapi Nata tidak peduli dengan ucapan orang lain terhadap dirinya, karena ia memang tidak suka tersenyum pada orang yang tidak akrab dengannya. Nata kini kelas 11 di SMA 7 LOVANTARA, menjadi siswi dengan julukan Hantu karena hadirnya jarang disadari orang lain.
Lahir tanggal 13 September 2007 di Jakarta dan dari umur 11 tahun mulai besar di Bandung. Memiliki kepribadian yang sering membuat orang-orang bingung karena terkadang bisa sangat ceria dan penuh semangat, tapi terkadang juga bisa menjadi begitu dingin dan tak ingin disentuh. Anak sulung dari 3 bersaudara. Adik pertamanya 2 tahun lebih muda, bernama Segara Nalendra. Adik keduanya 13 tahun lebih muda, bernama Senandika Nayaka. Septihan adalah salah satu anak yang populer, banyak alasan mengapa ia bisa disukai dan dikenal banyak orang. Beberapa diantaranya karena ia memiliki visual yang menonjol diantara teman-temannya, keahliannya di bidang olahraga Basket, dan karena Septihan adalah keponakan Kepala Sekolah di SMA nya. Seperti Nata, Septihan juga kelas 11 di SMA 7 LOVANTARA.
─Bersambung..
Tidak aneh kan tidak aneh dengan kebiasaan Gyu ini:) Cerita untuk hari esok sama Mystery tidak akan Gyu lupakan kok, Gyu bikin cerita ini karena terinspirasi dari kisah Gyu sendiri kayak cerita Friendzone. Dan cerita ini juga untuk seseorang yang Gyu kagumi, andai-andai suatu saat nanti dia bisa tahu perasaan Gyu lewat cerita ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top