18. #Day02 ─ Potato Chips

Hari terasa berganti begitu cepat, hari kedua uts pun tiba dan dilalui para murid dengan suasana hati yang berbeda. Ada yang begitu semangat hingga datang ke sekolah sebelum pagar dibuka, ada yang malas melakukan apapun termasuk bernafas dan berakhir datang ke sekolah setelah gerbang ditutup, dan ada juga yang biasa saja ─merasa suasana setiap hari itu sama jadi tidak ada perubahan suasana apapun. Jika harus sekolah ya sekolah, jika memang waktunya libur ya tidur seharian.

Nata termasuk golongan yang terakhir, tetapi ia tak akan berbohong bahwa ia juga pernah mengalami 2 hal lainnya. Saat awal-awal menyukai Septihan, ia begitu semangat untuk pergi dan bertemu dengan crush nya itu. Tapi begitu Septihan mulai menghilang, Nata pun jadi sangat malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari termasuk berangkat ke sekolah. Dan kini, Nata sedang mode biasa saja. Pergi ke sekolah itu harus karena sedang uts, tapi bertemu dengan crush itu bonus.

Nata yang tengah membereskan alat tulisnya tersenyum tipis melihat kedatangan Zoey ke kelasnya, ia bersyukur karena gadis itu telah kembali seperti semula meski Nata masih merasa bersalah tentang Melvin yang ternyata menaruh rasa padanya. Yang bisa Nata lakukan hanyalah menjaga jarak dengan laki-laki itu, meskipun Nata tak langsung menjauhinya tapi ia melakukannya secara perlahan agar tak terlalu kelihatan.

"Nat, mau ke rooftop lagi, gak?" tanya Zoey begitu sampai didepan Nata yang masih duduk ditempatnya.

"Emm gimana kalo kita makan dikelas aja? Soalnya cuacanya gak mendukung, lagi panas banget ini. Kamu mau jadi gosong?" tanya Nata seraya mengipasi lehernya yang sedikit berkeringat dengan tangannya sendiri.

Zoey melihat ke jendela yang menampilkan langit yang begitu cerah, tapi Zoey pun tentu tahu jika saat ini tengah musim panas. Ia menghela nafasnya, lalu kembali menatap Nata dan mengangguk semangat. Tanpa basa-basi keduanya langsung pergi ke kantin dengan langkah lebar, menyalip beberapa anak yang berada di depan mereka, berusaha untuk tidak kehabisan nasi kuning yang sudah dari semalam mereka bicarakan lewat chat. Karena rencana Zoey untuk menginap harus dibatalkan, karena orang tuanya yang kembali secara mendadak.

"Anj─" Zoey hampir saja mengumpat saat melihat kantin yang begitu penuh sampai berdesak-desakan, tapi tidak jadi saat Nata langsung memelototinya.

Keduanya sudah sepakat untuk berubah menjadi gadis yang lebih baik, langkah awalnya adalah dengan tidak mengumpat. Tidak ada hukuman jika secara tidak sengaja melakukannya, tapi saling mengingatkan saja.

Zoey sedikit ragu jika ia bisa melakukannya, sikap nya yang bar-bar itu sudah ada sejak lahir. Berbeda dengan Nata yang sempat bar-bar karena terbawakan oleh Zoey, tapi melihat Nata yang akhir-akhir ini kalem.. Membuatnya kembali merasa bersalah. Nata yang ia kenal bukan gadis pendiam seperti ini, ketika bersamanya Nata pasti akan cerewet meskipun dirinya masih lebih parah.

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya hingga membuat Zoey heran sendiri, sejak kapan ia bisa berpikir? Ia tak sadar jika keduanya sudah berada di antara orang-orang yang mengantri untuk membeli nasi kuning juga.

"Hai, ayang."

Tiba-tiba laki-laki menyebalkan muncul di depan keduanya, mendahului antrian, lebih menyebalkan lagi saat mendengar sapaan laki-laki itu untuk Nata.

"Sejak kapan orang jelek boleh masuk kantin?" tanya Zoey entah pada siapa, hingga Nata bingung sendiri melihat Zoey yang berucap seraya menatap datar Gary.

Tahu itu untuk dirinya, Gary balas menatap gadis itu malas. "Hm, gue juga gak tahu. Bisa-bisanya cewek cantik kayak Nata dateng ke kantin sama orang buluk kek lo."

"Sialan lo!"

Nata langsung menyenggol Zoey dengan pelan, menyadarkan gadis itu akan ucapannya.

"Itu juga kasar." gumamnya yang masih didengar Zoey. Membuat gadis itu menghela nafasnya lalu tersenyum terpaksa pada Gary.

"Garysalut, lo ngedahuluin antrian kita. Minggir." ucap Zoey penuh penekanan masih dengan senyum terpaksa nya.

"Kalo gue gak mau?" tanya laki-laki itu dengan wajah jahilnya.

Membuat Zoey kembali menatapnya tajam, "Lo─"

Nata langsung memotongnya, akan lebih lama jika 2 orang ini kembali bertengkar.

"Kamu ngehalangin jalan hehe." ucap Nata mengikuti Zoey, tersenyum terpaksa.

Diluar angkasa, reaksi laki-laki itu berbeda ketika Nata yang melakukannya. Setelah mendengar ucapan Nata yang juga penuh penekanan, Gary langsung berpindah ke samping dan tersenyum lebar.

"Oh iya, silahkan ayang." ucapnya sepenuh hati, lagipula siapa yang tidak senang diajak bicara sama ayang? Eh maksudnya crush.

Dengan cepat Nata dan Zoey maju dan membeli makanan yang telah mereka incar. Haisss, waktu istirahat keduanya jadi sedikit berkurang karena kehadiran laki-laki tak diundang itu.

Dalam perjalan keduanya kembali menuju kelas, saat melewati loker, Nata meliriknya dengan ragu. Apakah hari ini ada sesuatu lagi di dalamnya? Tak tahu diri, mengharapkan apa Nata ini? Gadis itu menguatkan hatinya agar tak berharap banyak, hingga akhirnya ia berhasil kembali ke kelas dengan perasaan tak karuan.

"Emangnya enak nasi kuning minumnya yogurt?" tanya Zoey heran melihat Nata yang akhir-akhir ini tengah bucin minuman itu, padahal Zoey sangat tak menyukainya karena rasanya yang menurutnya aneh.

Duduk saling berhadapan, Nata ditempatnya dan Zoey yang ikut menumpang di kursi orang lain.

"Enak lah, kamu lebih aneh karena suka banget sama cola." jawab Nata seraya tertawa kecil tapi setelahnya ia terdiam dengan kedua tangan di dalam kolong meja, gadis itu melirik ragu sahabatnya.

"Lo aja yang gak tahu kalo cola itu minuman terenak yang ada di dunia, rugi lo kalo gak suka sama ni minuman."

Nata menanggapi Zoey yang tengah mengoceh sendirian itu dengan mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu sedikit menunduk melihat benda yang ada di tangannya yang masih dibawah meja.

Sebungkus keripik kentang ukuran besar? Dengan stikynote kecil berwarna kuning tertempel di sana.

'Jangan keseringan senyum.
Lo jadi makin cantik,
nanti saingan gue makin banyak.'

masdep lo.

Apakah Nata bilang jika yang kemarin penulisannya alay? Oke, yang ini lebih.. Menggelikan. Tapi Nata tetap menyukainya, meski ia sadar jika.. Pengirimnya berbeda. Melihat dari tulisannya tentu.

Nata melihat ke sekelilingnya yang agak ramai, apakah Nata harus menanyakannya pada salah satu dari mereka yang tak keluar dari kelas? Tapi sepertinya ia harus menunggu sampai bel masuk berbunyi, karena Zoey masih ada dikelasnya. Nata takut jika Zoey mengira makanan ini dari Melvin, yang katanya memiliki rasa pada Nata.

Acara makan siang bersama itu selesai secara terpaksa karena bel masuk yang berbunyi padahal mereka belum menghabiskan makanannya, Zoey juga pergi menuju kelasnya dengan wajah kusut seraya misuh-misuh mengutuk Gary yang telah menghancurkan rencana keduanya. Sedangkan Nata hanya tersenyum tipis, yang penting kan nasi kuning itu sudah terbeli bahkan mereka memakannya bersama meski tak sampai habis.

90 menit anak-anak kembali fokus pada soal uts, tapi tak sampai 60 menit Nata sudah membereskannya. Gadis itu memang selalu yang paling cepat mengisi soal, tapi hasilnya tak seindah itu. Ya paling bagus rankingnya masuk lima besar.

"Emm, Liv." panggil Nata pelan pada Olivia, Ketua kelasnya yang kini tengah berdiri di depan kelas seraya fokus menatap handphonenya.

Gadis berkaca mata itu menoleh mendengar panggilan pelan dari Nata, lalu tersenyum. "Eh, Nata. Ada apa?"

Nata sedikit ragu menanyakannya, "Apa kamu liat ada orang yang ke meja aku?"

Mengapa Nata menanyakannya pada Olivia? Kenapa tidak ke anak yang lain? Bisa saja bukan hanya Olivia yang berada di kelas? Jawabannya mudah, karena Nata hanya nyaman berinteraksi dengan ketua kelasnya itu. Karena ketika berinteraksi dengan yang lain, ekspresi mereka mudah terbaca jika mereka sedikit terganggu dengan Nata yang bertanya. Juga karena Olivia selalu berada di kelas hingga dijuluki penunggu kelas, gadis itu selalu membawa bekal makanan jadi tak pernah pergi ke kantin.

Olivia terdiam lalu tersenyum tipis, "Maaf ya Nata, tapi aku juga jarang fokus ke sekitar. Kebetulan tadi banyak yang ke kelas."

Nata mengangguk paham, meski dalam hati ia sedikit kecewa karena tak menemukan jawabannya.

"Tapi.. Tadi Septihan ke kelas, nyariin kamu yang lagi ke kantin."




































─Bersambung..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top