15. Unknown Thing
Keesokannya Nata yang baru saja bergabung dengan teman-temannya di kantin kebingungan, baru kali ini mereka berkumpul tapi hanya fokus pada makanan tanpa ada yang bicara satu pun. Bahkan ekspresi mereka murung, apakah Nata ketinggalan sesuatu? Sepertinya sih iya, barusan Nata datang paling terakhir karena harus mengembalikan buku ke perpustakaan dahulu. Selain teman-temannya yang aneh, ternyata tak semua temannya ada di sana. Septihan, Gary, dan Jordan ─mereka bertiga tidak ada.
"Septihan sama Jordan gak sekolah?" tanya Nata pada Zoey tapi yang menoleh semuanya, tentu membuat Nata gugup.
"Ho'oh, lo gak nanyain si geri?" tanya balik Zoey, memang sepele tapi mereka semua penasaran dengan hal itu.
"Buat apa? Gue sama sekali gak mau tahu dan gak peduli tentang dia." jawaban Nata membuat mereka tersenyum tipis, entah apa alasannya tapi tiba-tiba suasana kembali seperti biasa. Mereka kembali bercanda dan tertawa seolah tadi tak terjadi apa-apa. Kecuali Nata yang kembali khawatir jika Septihan akan tak sekolah dengan waktu yang cukup lama lagi, ia juga tak bisa menghubungi Septihan duluan lagi. Kemarin menelpon laki-laki itu berkali-kali tapi Septihan sama sekali tak memberikan respon, menelponnya balik ataupun mengiriminya pesan. Ia jadi malu sendiri, atau mungkin.. Tak tahu diri?
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu tapi Nata dan teman-temannya belum juga meninggalkan area sekolah karena menunggu Chelsea yang sedang melakukan jadwal piketnya. Mereka juga saling menunggu karena ingin mampir dulu ke Cafe Hypestar yang baru saja di buka, lokasinya tak jauh dari sekolah.
"Udah?" tanya Nata begitu melihat Chelsea yang keluar dari kelasnya, Chelsea mengangguk pelan lalu berjalan mendekati Zoey dan mengapit lengannya.
"Ayok, keburu makin sore." ucapnya seraya menarik pelan Zoey.
Mereka berjalan pelan diikuti yang lain. Melvin, Harsa dan Darrel berjalan berhimpitan paling belakang seraya sibuk mengomentari apa yang mereka lihat di handphone Melvin. Chelsea dan Zoey berjalan paling depan, keduanya juga entah membicarakan apa hingga tertawa heboh. Tersisa Nata yang berjalan sendirian di tengah-tengah mereka, sedikit menyesal telah menyetujui ajakan mereka untuk bermain dahulu ke Cafe baru itu. Tahu ia akan merasa kesepian seperti ini lebih baik pulang lebih awal dan tidur saja. Sebenarnya dari pagi tadi Nata bukan hanya kepikiran Septihan yang lagi-lagi tidak sekolah, tapi juga karena sikap Chelsea yang mendadak dingin dan seperti menghindarinya. Dan tanpa Nata ketahui, Zoey dan Melvin pun ternyata menyadari hal itu. Hanya saja keduanya memilih diam, takut sesuatu yang tak diinginkan terjadi karena mereka sepertinya tahu alasan mengapa Chelsea seperti itu.
Sesampainya di parkiran, ada hal mengejutkan yang telah menanti mereka. Ternyata 3 orang yang tidak sekolah tadi ada di parkiran sekolah dengan pakaian santai mereka, tapi yang lebih mengejutkan lainnya adalah apa yang tengah mereka lakukan. Tak jauh dari mereka, ada Septihan dan Gary yang sepertinya tengah bertengkar lalu Jordan yang berusaha melerai keduanya. Melihat kondisi yang semakin memburuk membuat Melvin, Harsa dan Darrel buru-buru berlari mendekati 3 orang itu. Zoey dan Chelsea pun berlari ke sana, meninggalkan Nata yang masih diam ditempatnya. Ia terkejut dan.. Tak mengerti dengan situasi yang terjadi.
"Heh! Kok malah dilanjut?!" ucap Melvin seraya mendorong bahu Septihan dan Gary secara bersamaan agar keduanya saling menjauh.
Septihan dan Gary saling melemparkan tatapan tajam, hingga ketika Septihan akan melanjutkan ucapannya Jordan lebih dulu memotongnya.
"Udah, orangnya ada disini." ucap Jordan pelan tapi terdengar jelas oleh Septihan dan Gary. Keduanya refleks menoleh ke arah Nata yang berdiri sendirian dan menatap mereka khawatir.
Tak lama kemudian Septihan pergi, mereka kira laki-laki itu akan berjalan ke arah Nata tapi ternyata Septihan malah melewati Nata begitu saja, bahkan laki-laki itu melayangkan tatapan dinginnya yang tak pernah Septihan tunjukkan.
Jordan, Malvin, Harsa dan Darrel langsung berlari mengejar Septihan. Se sempurna-sempurnanya Septihan di mata orang lain pasti tetap memiliki kekurangan, yaitu sulit meredakan emosinya. Maka dari itu mereka tak bisa membiarkan Septihan sendiri ketika sedang emosi seperti ini.
"Semua ini gara-gara lo!" sentak Chelsea tiba-tiba seraya menunjuk Nata, terlihat gadis itu begitu marah dengan tatapan yang begitu tajam.
"Hah?" gumam Nata bingung.
"Dari awal gue emang gak pernah suka liat lo deket sama Septihan!" lanjut Chelsea tetapi ketika ia akan mendekati Nata lagi, Zoey sudah lebih dulu menahannya dan menariknya pergi dari sana seraya menatap Nata penuh rasa bersalah karena ia tidak bisa menemani sahabatnya itu.
Di parkiran itu kini tersisa Nata dan Gary berdiri dengan jarak yang cukup jauh, ketika Nata berbalik hendak pergi Gary lebih dulu membuka suara hingga langkah Nata terhenti.
"Septihan gak sebaik yang lo kira!" teriak Gary sekencang mungkin, efek dari emosinya yang masih belum reda. Juga karena dirinya yang lama-lama muak karena Nata selalu meragukan perasaannya.
Nata membalikan badannya dan menatap Gary tak percaya, "Terus maksud kamu, kamu lebih baik dari dia gitu?"
Gary berjalan mendekati Nata, "Enggak. Gue akui gue lebih hancur dari dia, tapi setidaknya gue bukan pengecut."
Ucapan Gary tiba-tiba membuat Nata teringat ucapan Harsa tadi sebelum pulang saat keduanya bertemu di dekat perpus dan sama-sama menuju kelas Chelsea.
"Lo gak tahu kemarin si Septihan sama si Geri adu jotos?"
"Hah?"
"Kemarin, di deket apartemen lama si Septihan. Gue ke sana mau nyusul si Jordan sama si Geri tapi malah nemu mereka lagi gelut, dan paling ngeselin adalah mereka gak ngasih tahu gue masalahnya apa."
"Tunggu, maksud kamu Septihan sama Gary saling pukul?"
"Hooh"
"Septihan kemarin kesana?!"
"Hm, kayaknya 2 jam setelah lo telpon gue tiba-tiba dia ngajak main basket bareng jordan sama Geri."
Sama seperti Harsa, Nata pun terkejut mengetahui 2 orang itu saling pukul. Meskipun tahu dari awal bahwa keduanya memang tak akur. Lagi-lagi sama seperti Harsa, Nata juga merasa kesal karena seperti dirinya sendiri yang tak tahu apa-apa. Apalagi setelah mendengar ucapan Chelsea, apa benar ini semua karena dirinya?
"Ayo, pulang. Gue disuruh bang Juna buat jemput lo." ucap Gary lalu pergi mengambil motornya tanpa mendengar balasan Nata.
Disisi lain, Chelsea dan Zoey sudah naik bus tapi sepanjang perjalanan Chelsea masih misuh-misuh dan mengeluarkan semua kekesalannya tentang Nata kepada Zoey yang dilanda kebingungan.
"Kalo aja dari awal gue jauhin Septihan dari dia!"
Zoey mengusap lengan Chelsea, berusaha menenangkan gadis itu. "Udah dong, Chel. Nata juga pasti gak tahu─"
"Kenapa sih lo masih belain dia?" potong Chelsea membuat Zoey bingung.
"Yaa karena Nata─" lagi-lagi ucapan Zoey terpotong, tapi kali ini balasan Chelsea benar-benar membuatnya terkejut.
"Sahabat lo? Apa lo tahu kalo crush lo juga suka sama dia? Dan lo masih mau belain dia?"
─Bersambung..
Bismilah cuman beberapa chapter lagi😭
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top